kisah ayam jantan dan ikan tongkol dari kepulauan riau cikal bakal munculnya rabun senja - News | Good News From Indonesia 2024

Kisah Ayam Jantan dan Ikan Tongkol dari Kepulauan Riau, Cikal Bakal Munculnya Rabun Senja

Kisah Ayam Jantan dan Ikan Tongkol dari Kepulauan Riau, Cikal Bakal Munculnya Rabun Senja
images info

Kisah Ayam Jantan dan Ikan Tongkol dari Kepulauan Riau, Cikal Bakal Munculnya Rabun Senja


Kisah ayam jantan dan ikan tongkol merupakan salah satu cerita fabel yang berasal dari Kepulauan Riau. Cerita ini mengisahkan tentang persahabatan yang terjalin antara ayam jantan dan ikan tongkol dulunya.

Namun persahabatan ini pupus begitu saja karena ada perselisihan yang terjadi antara kedua bangsa hewan tersebut. Peristiwa ini nantinya mengakibatkan munculnya permusuhan antara ayam jantan dan ikan tongkol serta diyakini menjadi cikal bakal adanya istilah rabun senja.

Bagaimana cerita lengkap dari kisah fabel ayam jantan dan ikan tongkol dari Kepulauan Riau tersebut?

Kisah Ayam Jantan dan Ikan Tongkol

Dilansir dari buku 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi, pada zaman dahulu hiduplah seekor raja ikan tongkol yang bernama Halili. Raja Halili memiliki seorang sahabat yang juga merupakan raja ayam jantan, yakni Kukuru.

Kedua raja hewan ini saling bersahabat dan memiliki hubungan baik. Bahkan para hewan yang mereka pimpin juga saling berteman satu sama lain.

Pada suatu hari, Raja Kukuru hendak mengadakan pesta besar di daerahnya. Raja Kukuru berkeinginan untuk mengundang sahabatnya, Raja Halili untuk turut hadir dalam acara tersebut.

Raja Kukuru kemudian berkunjung ke istana Raja Halili. Dirinya kemudian memberi tahu bahwa dalam waktu dekat akan ada pesta besar di daerah kekuasaannya.

Pemimpin ayam jantan tersebut kemudian menyampaikan maksudnya untuk mengundang Raja Halili agar bisa hadir dalam pesta tersebut. Bahkan Raja Kukuru juga mengajak seluruh rakyat ikan tongkol agar bisa hadir di pesta tersebut bersama-sama.

Raja Halili menyambut baik ajakan dari sahabatnya ini. Dirinya memenuhi ajakan untuk hadir di pesta Raja Kukuru tersebut.

Namun Raja Halili meminta satu syarat kepada Raja Kukuru. Raja Halili berpesan kepada Raja Kukuru agar mengingatkannya beserta seluruh rakyat ikan tongkol untuk kembali ke perairan sebelum fajar tiba.

Hal ini bertujuan agar mereka bisa kembali sebelum hari terang. Dengan demikian, mereka bisa kembali ke rumah masing-masing tanpa diburu oleh manusia.

Raja Kukuru menyanggupi persyaratan yang diberikan oleh sahabatnya tersebut. Dirinya kemudian kembali ke istananya untuk mempersiapkan pesta yang akan diadakan.

Hari perayaan pesta akhirnya tiba. Saat senja tiba, Raja Kukuru memanggil Raja Halili di perairan untuk mengabarkan bahwa pesta akan dimulai.

Raja Halili beserta seluruh rakyat ikan tongkol kemudian muncul dari perairan secara keseluruhan. Mereka bersama-sama menuju ke wilayah ayam jantan untuk merayakan pesta bersama-sama.

Seluruh ayam jantan dan ikan tongkol menikmati pesta bersama-sama. Mereka memakan berbagai macam sajian yang disediakan di pesta tersebut.

Akhirnya seluruh ikan tongkol terlelap karena kekenyangan. Keesokan harinya, mereka terbangun pada hari mulai siang.

Raja Halili terkejut melihat hari yang sudah terang. Dirinya kemudian melihat rakyat ikan tongkol lainnya.

Ternyata banyak ikan tongkol yang sudah mati maupun ditangkap oleh manusia. Raja Halili merasa geram dan marah kepada Raja Kukuru yang tidak menepati janjinya.

Raja Halili kemudian bersumpah untuk mengutuk bangsa ayam. Raja ikan tongkol ini bersumpah agar ayam menjadi buta dari sore hingga malam hari.

Selain itu, Raja Haili bersumpah bahwa anak keturunannya akan memakan setiap bangsa ayam yang masuk ke perairan. Akhirnya persaudaraan antara kedua bangsa hewan tersebut berakhir akibat peristiwa ini.

Konon sejak saat itu muncul istilah rabun senja yang menggambarkan kondisi ayam yang tidak bisa melihat ketika hari sudah mulai sore hingga malam. Selain itu, para nelayan meyakini bahwa bulu ayam bisa memancing ikan tongkol di perairan dan mempermudah untuk menangkapnya.

Sumber:
- Reza, Marina Asril. 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi. Visimedia, 2010.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.