membangun guru cerdas digital mempersiapkan pendidikan ai untuk anak usia dini - News | Good News From Indonesia 2024

Bangun Guru Cerdas Digital, Persiapkan Pendidikan AI untuk Anak Usia Dini

Bangun Guru Cerdas Digital, Persiapkan Pendidikan AI untuk Anak Usia Dini
images info

Bangun Guru Cerdas Digital, Persiapkan Pendidikan AI untuk Anak Usia Dini


Di era Revolusi Industri 4.0, AI tidak lagi terbatas pada dunia bisnis atau penelitian, tetapi semakin relevan untuk berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan.

AI memiliki potensi besar dalam menciptakan lingkungan belajar yang interaktif, kreatif, dan sesuai perkembangan usia anak. Namun, untuk mencapai tujuan ini, diperlukan calon guru yang siap dan percaya diri dalam menggunakan teknologi tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Lim (2023) terhadap 212 calon guru prasekolah di Amerika Serikat mengungkapkan berbagai faktor yang memengaruhi persepsi calon guru dalam mengadopsi pendidikan AI untuk anak usia dini.

Melalui survei yang dikombinasikan dengan analisis statistik, penelitian ini mengeksplorasi keterkaitan antara literasi digital, efikasi diri, dan persepsi calon guru dalam menerapkan AI di kelas prasekolah.

Pentingnya Literasi Digital bagi Calon Guru

Literasi digital di kalangan calon guru mencakup kemampuan menggunakan teknologi untuk berbagai keperluan, seperti berkomunikasi, berbagi informasi, dan berkreasi. 

Literasi digital juga melibatkan kemampuan mengoperasikan berbagai perangkat dan aplikasi teknis, serta memahami bagaimana teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran.

Dalam konteks pendidikan AI untuk anak usia dini, literasi digital yang baik memungkinkan calon guru untuk merancang aktivitas yang memanfaatkan teknologi AI dengan cara yang edukatif, menarik, dan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak.

Penelitian Lim menunjukkan bahwa calon guru dengan tingkat literasi digital yang tinggi memiliki persepsi lebih positif terhadap penggunaan AI di kelas. Hal ini disebabkan karena mereka lebih siap dan mampu untuk mengintegrasikan teknologi ini ke dalam aktivitas belajar-mengajar.

baca juga

Literasi digital tidak hanya mencakup penguasaan teknis. Namun, juga pemahaman tentang bagaimana teknologi dapat mempengaruhi cara anak belajar dan berinteraksi.

Dengan literasi digital yang baik, calon guru dapat mengidentifikasi cara terbaik untuk memanfaatkan AI dalam mendukung proses pembelajaran, misalnya melalui game edukatif berbasis AI, aplikasi pembelajaran yang adaptif, atau alat bantu visual yang interaktif.

Efikasi Diri dan Pengaruhnya terhadap Persepsi AI dalam Pendidikan

Efikasi diri, atau keyakinan calon guru terhadap kemampuan mereka sendiri, menjadi faktor penting dalam kesiapan mereka untuk mengadopsi teknologi AI di kelas. Efikasi diri yang tinggi membuat calon guru lebih yakin dalam mengelola dan menerapkan teknologi, bahkan ketika mereka menghadapi tantangan baru.

Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa calon guru dengan efikasi diri yang tinggi menunjukkan persepsi yang lebih positif terhadap pendidikan berbasis AI.

Mereka merasa lebih mampu mengatasi hambatan teknis, menghadapi masalah yang muncul, dan mengelola kelas dengan teknologi AI secara efektif.

Penelitian Lim juga menunjukkan bahwa literasi digital berdampak lebih kuat pada persepsi positif terhadap AI ketika calon guru memiliki efikasi diri yang tinggi.

Dalam hal ini, keyakinan diri berperan sebagai penguat, karena calon guru yang yakin dengan kemampuan teknis mereka cenderung lebih fleksibel dan terbuka terhadap perubahan.

Sebaliknya, calon guru dengan literasi digital yang baik tetapi rendah efikasi diri mungkin kurang termotivasi atau ragu untuk mengimplementasikan teknologi AI secara aktif di kelas.

Oleh karena itu, efikasi diri yang kuat merupakan elemen penting yang membantu calon guru untuk tidak hanya memahami teknologi, tetapi juga untuk menerapkannya dengan percaya diri dalam proses pembelajaran.

baca juga

Kebutuhan akan Program Pengembangan yang Berfokus pada Literasi Digital dan Efikasi Diri

Hasil penelitian ini menyoroti pentingnya program pengembangan calon guru yang berfokus pada peningkatan literasi digital dan efikasi diri.

Program pengembangan ini tidak hanya harus mengajarkan keterampilan teknis dalam penggunaan teknologi, tetapi juga membangun keyakinan diri calon guru untuk mengelola teknologi AI secara bermakna di kelas.

Misalnya, pelatihan dapat meliputi penggunaan aplikasi AI yang relevan untuk pendidikan anak usia dini, cara merancang aktivitas pembelajaran berbasis teknologi, serta strategi untuk mengatasi tantangan teknis yang mungkin muncul.

Program pelatihan yang efektif akan membekali calon guru dengan pemahaman mendalam tentang potensi dan keterbatasan AI dalam pembelajaran, termasuk aspek-aspek etis dalam penggunaannya.

Calon guru perlu memahami bahwa pendidikan AI bukan hanya soal mengajarkan teknologi kepada anak-anak, tetapi juga membentuk mereka untuk menjadi pengguna teknologi yang bijak dan bertanggung jawab.

Dengan pendekatan yang tepat, pengalaman belajar anak-anak usia dini dapat menjadi lebih interaktif, kreatif, dan mendukung perkembangan kognitif mereka.

Pentingnya Pendidikan AI Sejak Usia Dini dan Tantangan Etis

Dalam konteks Revolusi Industri 4.0, pendidikan berbasis AI untuk anak usia dini menjadi semakin relevan. Beberapa negara maju bahkan telah memasukkan pengenalan teknologi AI ke dalam kurikulum nasional untuk anak usia 4—5 tahun, dengan tujuan mempersiapkan mereka menghadapi dunia digital yang terus berkembang.

Namun, penggunaan AI dalam pendidikan anak usia dini memerlukan pemahaman etis yang mendalam. Anak-anak perlu dikenalkan pada teknologi ini dengan cara yang mempertimbangkan aspek-aspek etika agar mereka bisa memahami batasan dan potensi AI dengan bijak.

Calon guru, dalam hal ini, perlu memiliki pemahaman yang mendalam dan rasa tanggung jawab dalam menerapkan teknologi ini di kelas.

Penting bagi mereka untuk memahami risiko yang mungkin timbul, seperti potensi pengumpulan data siswa atau kemungkinan paparan konten yang tidak sesuai.

Dengan demikian, pendidikan AI untuk anak usia dini harus diarahkan untuk tidak hanya mengembangkan keterampilan teknologi anak. Namun, juga untuk menanamkan nilai-nilai etika dan penggunaan yang bertanggung jawab.

baca juga

Implikasi bagi Lembaga Pendidikan

Dengan memiliki literasi digital yang kuat dan efikasi diri yang tinggi, calon guru akan lebih siap dalam menghadapi tantangan era digital dan dalam mengintegrasikan AI ke dalam kelas prasekolah.

Hal ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang adaptif dan responsif terhadap perubahan teknologi. Dengan demikian, pendidikan AI pada anak usia dini tidak hanya dapat diimplementasikan secara efektif. Ini juga memberikan dasar yang kuat bagi anak-anak untuk menghadapi dunia digital yang terus berkembang.

Dalam jangka panjang, literasi digital dan efikasi diri yang kuat pada calon guru akan mempercepat adopsi teknologi dalam pendidikan dan membantu menciptakan generasi baru yang tidak hanya cerdas secara teknologi tetapi juga beretika dan bijaksana dalam penggunaannya.

Pendidikan berbasis AI bagi anak usia dini dapat membuka wawasan mereka terhadap teknologi sejak dini, namun keberhasilannya sangat bergantung pada kesiapan dan kualitas guru yang membimbing mereka.

Dengan program pengembangan yang tepat, calon guru dapat memainkan peran penting dalam membentuk generasi muda yang siap untuk masa depan yang semakin digital.

 

 

Sumber:

Lim, E. M. (2023). The effects of pre-service early childhood teachers’ digital literacy and self-efficacy on their perception of AI education for young children. Education and Information Technologies, 28, 12969–12995. https://doi.org/10.1007/s10639-023-11724-6

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NZ
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.