transformasi pendidikan menggali peran chatgpt dalam dunia pendidikan - News | Good News From Indonesia 2024

Transformasi Pendidikan, Gali Peran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan

Transformasi Pendidikan, Gali Peran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan
images info

Transformasi Pendidikan, Gali Peran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan


Pendidikan merupakan usaha yang terencana dan dilakukan secara sadar untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan individu, baik dari segi kecerdasan, moral, maupun keterampilan yang berguna bagi masyarakat.

Di era digital saat ini, pendidikan telah mengalami perubahan besar, mengikuti perkembangan teknologi yang semakin pesat. Salah satu fokus utama dalam transformasi pendidikan adalah pendekatan adaptif, yang memungkinkan metode belajar disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan, dan gaya belajar setiap individu.

Berbagai inovasi teknologi terus muncul untuk mendukung perubahan ini, mulai dari alat administrasi, multimedia, hingga sumber belajar digital interaktif.

Di antara berbagai teknologi tersebut, kecerdasan buatan (AI) menjadi salah satu yang paling menjanjikan untuk mendukung pembelajaran adaptif. AI memungkinkan pengalaman belajar yang lebih terarah dan interaktif, baik untuk siswa maupun pendidik.

Salah satu contoh nyata dari potensi AI adalah ChatGPT, model bahasa berbasis AI yang dikembangkan oleh OpenAI. 'Alat' ini memiliki kemampuan besar dalam mendukung proses belajar, menyediakan informasi, menjawab pertanyaan, serta menawarkan pengalaman belajar yang lebih personal.

baca juga

Penelitian terbaru menunjukkan dampak signifikan AI di berbagai sektor, termasuk pendidikan. Mambu et al. (2023) mengungkapkan bahwa AI membantu mempermudah tugas manusia dan menciptakan peluang baru dalam penyampaian materi pembelajaran.

Maulana et al. (2023) juga menegaskan bahwa AI tidak hanya memengaruhi cara penyampaian materi, tetapi juga memperkaya interaksi antara pendidik dan siswa dengan konten yang dipelajari.

Dalam konteks pendidikan, teknologi AI memungkinkan penyesuaian yang lebih mendalam, seperti analisis kebutuhan belajar individu dan penyediaan materi sesuai kemampuan siswa.

Namun, penerapan AI dalam pendidikan juga membawa tantangan tersendiri. Salah satu kekhawatiran yang muncul adalah potensi ketergantungan pada teknologi, yang dapat mengurangi kemampuan kritis siswa dalam menyelesaikan masalah secara mandiri.

Dengan pendekatan yang tepat, AI dapat berfungsi sebagai alat bantu yang memperkaya proses belajar tanpa mengesampingkan peran penting pendidik sebagai pembimbing dan pengarah.

Transformasi pendidikan melalui teknologi AI, seperti ChatGPT, membuka peluang besar untuk menciptakan pendidikan yang lebih adaptif dan inklusif.

Namun, penting bagi pemangku kepentingan di bidang pendidikan untuk mempertimbangkan baik manfaat maupun tantangan yang dihadirkan oleh teknologi ini. Dengan demikian, tujuan pendidikan tercapai secara optimal.

Keterbatasan ChatGPT dalam Pengembangan Keterampilan Sosial dan Emosional

Meskipun ChatGPT dan AI lainnya memiliki potensi besar untuk mendukung pembelajaran, terdapat beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan, terutama dalam pengembangan keterampilan sosial dan emosional peserta didik.

Pendidikan tidak hanya berfokus pada penyampaian pengetahuan atau pengembangan keterampilan kognitif, tetapi juga melibatkan aspek sosial dan emosional yang penting dalam pembentukan karakter siswa.

baca juga

Ahn et al. (2022) menunjukkan bahwa AI masih memiliki batasan dalam memahami dan merespons emosi manusia secara akurat. AI sering kali mengandalkan pola bahasa tanpa memahami konteks emosional, sehingga kurang mampu memberikan respons empatik atau dukungan emosional yang sesuai.

Dalam konteks pendidikan, peran guru sebagai pembimbing dan pemberi dukungan moral adalah elemen yang tidak bisa digantikan oleh teknologi.

Penelitian dari Rose dan Allen (2021) menekankan bahwa interaksi langsung antara guru dan siswa sangat penting dalam membangun kepercayaan dan empati—dua aspek yang krusial untuk perkembangan sosial dan emosional siswa.

Mereka juga menemukan bahwa siswa yang mendapatkan interaksi langsung lebih cenderung memiliki keterampilan komunikasi yang baik, pemahaman emosional yang mendalam, serta kemampuan adaptasi sosial yang lebih tinggi.

Selain itu, meskipun ChatGPT dapat menyediakan materi yang dipersonalisasi, AI belum dapat menangani dinamika sosial dalam kelas, seperti menyelesaikan konflik antarsiswa atau memberikan motivasi sesuai karakter setiap siswa.

AI juga tidak dapat menggantikan nuansa emosional yang sering muncul dalam interaksi tatap muka antara siswa dan guru. Dalam jangka panjang, ketergantungan yang berlebihan pada AI dapat menghambat perkembangan keterampilan komunikasi dan hubungan interpersonal siswa, yang merupakan kompetensi penting di luar lingkungan akademik.

baca juga

Dengan demikian, meskipun ChatGPT dapat mendukung aspek kognitif dalam pendidikan, keterbatasannya dalam memahami dan mengembangkan keterampilan sosial serta emosional menegaskan pentingnya interaksi manusia sebagai elemen kunci dalam proses pendidikan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MK
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.