Sabang dan Weh merupakan dua pulau yang berada di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Tahukah Kawan terdapat sebuah legenda yang menceritakan asal usul dari Pulau Sabang dan Weh tersebut?
Menurut kisahnya, legenda asal usul dari Pulau Sabang dan Weh ini memiliki kaitan dengan sosok naga yang menjadi penjaga wilayah tersebut dulunya. Bagaimana kisah lengkap dari legenda Pulau Sabang dan Weh ini?
Legenda Pulau Sabang dan Weh
Dikutip dari buku Kumpulan Legenda Nusantara, dikisahkan pada zaman dahulu Pulau Sumatra masih bernama Andalas. Pulau Andalas ini dulunya terbagi ke dalam dua bagian.
Pulau Andalas bagian timur dipimpin oleh Raja Daru. Sementara itu, Pulau Andalas bagian barat dipimpin oleh Raja Alam.
Raja Daru merupakan seorang pemimpin yang sangat kejam dan serakah. Berbeda dengan Raja Alam yang memiliki sifat arif dan bijaksana dalam memimpin daerahnya.
Kedua kerajaan ini dipisahkan oleh sebuah selat yang dijaga oleh seekor naga. Naga penjaga selat yang memisahkan Pulau Andalas barat dan timur ini bernama Sabang.
Rasa serakah yang ada di dalam diri Raja Daru mendorong dirinya untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Raja Daru kemudian berniat untuk menguasai Pulau Andalas Barat yang dipimpin oleh Raja Alam.
Namun niat Raja Daru ini terhalang dengan keberadaan Naga Sabang yang menjaga selat di antara kedua pulau tersebut. Akhirnya Raja Daru memutar otak untuk mencari cara mengalahkan naga penjaga selat tersebut.
Raja Daru kemudian menemukan cara untuk mengalahkan Naga Sabang. Dirinya memerintahkan dua raksasa bernama Seulawah Inong dan Seulawah Agam untuk membunuh naga tersebut.
Niat Raja Daru ini ternyata diketahui oleh Naga Sabang. Dirinya merasa bahwa ajal kematiannya akan tiba dalam waktu dekat.
Naga Sabang kemudian pergi menghadap Raja Alam dan menyampaikan firasatnya tersebut. Dirinya berkata jika dia mati terbunuh, maka kelak Pulau Andalas akan bersatu.
Oleh sebab itu, Naga Sabang meminta Raja Alam membawa rakyatnya untuk pergi ke bukit yang tinggi ketika hal tersebut terjadi. Sebab kerajaan yang dipimpinnya akan tenggelam oleh air laut ketika Pulau Andalas bersatu.
Tidak lama kemudian, pertempuran antara Naga Sabang dan kedua raksasa pecah. Seulawah Inong dan Seulawah Agam dengan mudah mengalahkan Naga Sabang.
Seulawah Agam kemudian melemparkan tubuh Naga Sabang ke laut sambil berteriak "Wehh". Kata yang diteriakkan oleh Seulawah Agam ini berarti "jauh".
Tubuh Naga Sabang yang dilemparkan ke laut kemudian berubah menjadi sebuah pulau. Nantinya daerah ini diberi nama Pulau Weh, sesuai dengan teriakan Seulawah Agam ketika melemparkan tubuh Naga Sabang.
Selang beberapa saat, gempa besar terjadi di daerah tersebut. Gempa besar ini membuat air laut yang ada di sekitar Pulau Andalas barat dan timur.
Raja Alam yang sudah membawa rakyatnya ke bukit yang tinggi perlahan melihat kedua Pulau Andalas mulai menyatu. Di sisi lain, Raja Daru beserta rakyatnya langsung berlarian ke pantai karena banyak ikan yang berserakan akibat air laut surut.
Namun mereka tidak menyadari bahwa gelombang besar tengah menuju daerah tersebut. Akhirnya gelombang besar ini menyapu Raja Daru beserta rakyatnya yang sedang asik mengambil ikan di pinggir pantai.
Raja Alam beserta rakyatnya berhasil selamat dari musibah ini. Mereka bersyukur karena Naga Sabang sudah memberikan peringatan terlebih dahulu sebelum bencana ini tiba.
Ketika situasi kondusif, Raja Alam kemudian membangun pemukiman baru di bukit tempat dia menyelamatkan diri. Daerah tersebut kemudian dia beri nama Sabang, sesuai dengan nama naga penjaga yang memberikan peringatan kepada mereka dulunya.
Sumber:
- Damayanti, Astri. Kumpulan Legenda Nusantara. Bhuana Ilmu Populer, 2023.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News