mengenal tenun gedogan kain tradisional khas kabupaten indramayu - News | Good News From Indonesia 2024

Mengenal Tenun Gedogan Kain Tradisional Khas Kabupaten Indramayu

Mengenal Tenun Gedogan Kain Tradisional Khas Kabupaten Indramayu
images info

Mengenal Tenun Gedogan Kain Tradisional Khas Kabupaten Indramayu


Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan tradisi tekstil yang sangat kaya. Setiap daerah memiliki kain tradisional yang tidak hanya unik, tetapi juga sarat akan nilai sejarah dan filosofi. Mulai dari batik yang mendunia, songket dengan benang emasnya, hingga kain ulos yang penuh simbol kekerabatan. 

Salah satu kain tradisional yang menarik perhatian adalah tenun gedogan dari Indramayu, Jawa Barat. Kain ini tak hanya cantik secara visual tetapi juga memuat nilai-nilai budaya yang diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Indramayu.

Kain ini memiliki sejarah panjang dan telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat setempat. Bahkan, tenun gedogan diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) asal Jawa Barat.

Sejarah Tenun Gedogan

Di Indramayu, Jawa Barat, terdapat sebuah tradisi kerajinan yang telah dilestarikan turun-temurun oleh masyarakat, yaitu tenun gedogan.

Nama "gedogan" berasal dari bunyi khas yang dihasilkan saat alat tenun ini digunakan, yaitu 'dog... dog... dog', Bunyi ini berasal dari bagian-bagian alat yang saling beradu selama proses menenun.

Sejak zaman dahulu, tenun gedogan menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Indramayu. Pada awalnya, kain ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti kain sarung dan selendang. 

baca juga

Tak hanya itu, tenun gedogan juga kerap dijadikan sebagai bagian dari mas kawin atau seserahan dalam pernikahan, melambangkan kekayaan budaya dan keterampilan menenun yang diwariskan secara turun-temurun.

Proses Pembuatan Tenun Gedogan

Proses pembuatan tenun gedogan terkenal rumit dan membutuhkan ketelitian tinggi. Pengrajin menggunakan alat tenun tradisional yang disebut gedogan.

Selain alat utama tersebut, terdapat beberapa alat pendukung lainnya yang tidak terpisahkan, yaitu:

  1. Pajal: Alat dari bambu yang digunakan untuk menggulung benang dalam proses nglerek.
  2. Undar Jantra: Pasangan alat yang terdiri dari undar dan jantra, digunakan untuk memutar benang.
    - Undar dibuat dari bambu, kayu, dan benang yang dirangkai oleh pengrajinnya sendiri.
    - Jantra terbuat dari kayu dengan roda berfungsi untuk memutar benang saat proses nglerek.
  3. Pamanen: Alat yang digunakan untuk menggulung benang dari kluntungan. Pamanen biasanya dibuat oleh tukang kayu dan ukurannya disesuaikan dengan ukuran kain yang ingin dibuat.
  4. Kluntungan Benang: Tempat penyimpanan benang yang siap ditenun.
  5. Teropong: Digunakan untuk memasukkan benang pada saat menenun.

Langkah-Langkah Menenun

  1. Nglerek (Menggulung Benang), proses ini dilakukan dengan menggulung benang ke pajal dan kemudian ke kluntungan untuk persiapan menenun.
  2. Mani, setelah nglerek, benang dipindahkan ke alat pamanen. Pada tahap ini, benang mulai disiapkan sesuai dengan ukuran kain yang akan dibuat.
  3. Menenun, langkah terakhir adalah proses menenun menggunakan alat gedogan. Penenun duduk di lantai sambil menekan alat gedogan dengan kaki, kemudian menggunakan tangan untuk menyusun pola benang pada kain. 

Proses ini memakan waktu yang cukup lama dan membutuhkan ketekunan serta keterampilan tinggi dari pengrajin.

Pengrajin biasanya melakukan proses menenun sambil berinteraksi dengan sesama penenun, menciptakan suasana yang hangat dan akrab. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan rasa jenuh saat menenun dalam waktu yang lama.

baca juga

Motif dan Filosofi Tenun Gedogan

Tenun gedogan Indramayu memiliki berbagai motif yang dipengaruhi oleh kehidupan alam dan keseharian masyarakat.

Setiap motif memiliki makna dan filosofi yang mendalam, mencerminkan kearifan lokal dan identitas budaya masyarakat Indramayu. Beberapa motif khas tenun gedogan Indramayu antara lain:

  1. Motif Kawung: Menggambarkan buah aren yang dibelah dan disusun dalam pola geometris. Motif ini melambangkan keseimbangan dan kemurnian hati.
  2. Motif Parang: Pola diagonal yang menyerupai ombak laut. Motif ini melambangkan kekuatan, keberanian, dan semangat pantang menyerah dalam menghadapi tantangan hidup.
  3. Motif Flora dan Fauna: Motif seperti bunga melati melambangkan kesucian dan keindahan, sementara motif burung melambangkan kebebasan dan kemerdekaan.

Selain itu, tenun gedogan yang dibuat di Tuban memiliki keunikan tambahan dengan proses pembatikan di atas kain tenun yang sudah jadi.

Motif batik yang diterapkan pun beragam, seperti ganggeng, kembang randu, dan kenongo uleran, yang memiliki makna tersendiri sesuai dengan adat istiadat setempat.

Dengan berbagai motif dan teknik pewarnaan menggunakan pewarna alami, tenun gedogan menjadi karya tekstil yang tidak hanya indah tetapi juga sarat akan nilai sejarah dan filosofi.

Sebagai salah satu warisan budaya, tenun gedogan menjadi kebanggaan masyarakat Indramayu dan mencerminkan identitas bangsa Indonesia yang kaya akan keragaman budaya.

 

 

Sumber Referensi: https://disparbud.jabarprov.go.id/mengenal-tenun-gedogan-khas-kabupaten-indramayu/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Mona Lestari Utami lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Mona Lestari Utami.

ML
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.