Di tengah arus modernisasi yang semakin kencang, banyak tradisi dan kebiasaan adat yang masih terus dipertahankan oleh masyarakat Indonesia, terutama di kalangan masyarakat Batak Toba.
Salah satu tradisi penting yang hingga kini masih dilestarikan adalah Martonggo Raja.
Martonggo Raja adalah sebuah upacara adat yang sangat penting dalam masyarakat Batak Toba, yang melibatkan perkumpulan beberapa pihak untuk membahas dan merencanakan pelaksanaan acara adat tertentu, baik itu pernikahan, kematian, atau acara adat lainnya.
Dalam Martonggo Raja, berbagai pihak yang terlibat meliputi pihak keluarga pengantin, keluarga besar, serta pihak-pihak lain yang terkait, termasuk pemerintah setempat jika diperlukan.
Ada dua jenis Martonggo Raja, yakni untuk pernikahan dan untuk acara kematian, yang masing-masing memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda.
Martonggo Raja dalam Pernikahan
Dalam pernikahan, Martonggo Raja bertujuan untuk membahas seluruh rangkaian acara adat yang akan dilaksanakan.
Mulai dari persiapan pesta, pembagian tugas, hingga hal-hal teknis lainnya yang perlu diatur agar acara adat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tradisi.
Beberapa hal yang dibicarakan dalam Martonggo Raja untuk pernikahan antara lain:
- Penetapan Panitia (Parhobas)
Pada acara pernikahan, Martonggo Raja membahas siapa saja yang akan bertanggung jawab dalam berbagai tugas penting, seperti penerima tamu, pengatur tempat duduk, hingga pengurus beras atau Tandok untuk pihak pengantin. - Pembagian Tugas Ulos
Dalam pernikahan Batak, pembagian ulos herbang menjadi topik yang penting dalam Martonggo Raja. Pembagian ini mengacu pada siapa yang akan menerima ulos dari pihak keluarga pengantin pria atau perempuan, dengan memperhatikan aturan yang berlaku di setiap marga. - Pengaturan Hadiah
Selain pembagian ulos, sering kali dibahas pula mengenai hadiah untuk penyelenggara pesta. Hal ini bisa berupa uang atau Jambar, tergantung pada kesepakatan yang ada dalam keluarga.
Martonggo Raja dalam Kematian
Martonggo Raja juga dilaksanakan dalam acara kematian, terutama untuk orang yang telah meninggal dan merupakan orang tua atau orang yang dihormati dalam keluarga (Saormatua dan Sarimatua).
Tujuan utama Martonggo Raja dalam acara kematian adalah untuk memastikan bahwa semua persiapan pemakaman dilakukan dengan cara yang sesuai dengan adat dan tidak ada yang terlewatkan.
Beberapa poin yang dibahas dalam Martonggo Raja pada acara kematian antara lain:
- Persiapan Pemakaman: Ini meliputi pembahasan mengenai cara pengurusan jenazah, termasuk siapa yang akan memindahkan jenazah ke dalam peti dan siapa yang akan menanggung biaya pemakaman.
- Pembagian Tugas dan Peran: Dalam Martonggo Raja ini, dibahas juga siapa yang akan berperan dalam berbagai upacara adat seperti penyusunan tempat tidur jenazah, pemberian ulos, serta siapa yang akan memberikan ucapan atau doa-doa khusus.
- Pengaturan Upacara Adat: Selain pembagian tugas, dibahas juga pengaturan acara adat lainnya seperti pemberian makanan (seperti mardaun pogu) setelah proses pemakaman selesai, serta bagaimana kerabat akan membagikan daging dari hewan kurban.
Secara keseluruhan, Martonggo Raja berfungsi untuk memastikan bahwa seluruh rangkaian acara adat, baik pernikahan maupun kematian, dapat dilaksanakan dengan lancar dan sesuai dengan adat yang berlaku.
Selain itu, Dengan melibatkan berbagai pihak yang terkait, Martonggo Raja menjadi bagian yang tak terpisahkan dari tradisi Batak Toba yang kaya akan makna dan penghormatan terhadap keluarga dan leluhur.
Oleh karena itu, keberadaan Martonggo Raja sangat penting untuk menjaga kelangsungan adat Batak Toba dan untuk mempererat hubungan kekeluargaan di dalam masyarakat.
Dengan melestarikan Tonggo Raja, masyarakat Batak Toba tidak hanya mempertahankan tradisi, tetapi juga mengajarkan generasi muda tentang pentingnya kebersamaan dan nilai-nilai kekeluargaan yang diwariskan oleh leluhur.
Sumber Referensi: https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Tonggo_Raja
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News