Pabrik Bayer Indonesia di Depok punya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) besar dan canggih. PLTS ini bahkan bisa memasok 43 persen dari kapasitas daya listrik yang dibutuhkan pabrik.
PLTS yang dimaksud berada di pabrik Bayer yang berlokasi di Cisalak, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Di sana, terdapat solar panel yang terpasang di atap bangunan pabrik.
Memiliki kapasitas total 2.054 kWp dan mencakup atap bangunan seluas 1,66 hektar, instalasi PLTS dengan panel surya besar ini mampu membantu memenuhi kebutuhan energi pabrik Bayer. Dengan demikian, perusahaan farmasi itu tidak melulu bergantung kepada sumber energi berbahan bakar fosil.
Berhubung tenaga surya adalah sumber energi yang ramah lingkungan, pabrik Bayer juga bakal jadi lebih ramah lingkungan. Diketahui, PLTS di sana mampu mengurangi emisi karbon hingga 2.073 ton metrik per tahun, setara dengan penanaman 95.000 pohon atau menghilangkan 450 mobil dari jalan raya setiap tahunnya.
“Dengan menggunakan 3.770 modul fotovoltaik, PLTS ini menghasilkan 2.054 kWp yang memenuhi 43 persen kapasitas daya terpasang. Kami berharap inisiatif ini dapat menjadi bukti bahwa energi terbarukan mampu mendukung operasi manufaktur besar sekaligus mengurangi jejak karbon.” ujar Head of Bayer Product Supply Consumer Health Asia & ANZ, Priscilla Silvan Prarizta, dalam acara peresmian PLTS di Pabrik Bayer pada Kamis (14/11/2024).
Proses pembangunan PLTS ini memakan waktu sekitar lima bulan sejak April hingga Agustus 2024. Pada September lalu, Bayer sudah melakukan uji coba yang dilanjutkan dengan proses finishing hingga akhirnya mulai dioperasikan pada Kamis lalu.
Dari segi legalitas, PLTS milik pabrik Bayer juga sudah mengantongi dokumen lengkap. Bayer telah mendapatkan sertifikat Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Sendiri (IUPTLS), Nomor Identitas Instalasi Tenaga Listrik, serta Persetujuan Sertifikat Laik Operasi dari pemerintah.
Ramah Lingkungan dan Hemat
Tentu bukan tujuan mengapa Bayer memutuskan memasang PLTS di pabriknya. CFO Bayer Indonesia, Florian Zirnstein, mengatakan bahwa langkah ini merupakan bentuk dukungan terhadap target pengurangan emisi yang dicanangkan Pemerintah Indonesia.
Sebagaimana tertuang dalam Nationally Determined Contribution (NDC), Indonesia punya target menekan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29 persen dengan upaya sendiri dan 41 persen melalui kerjasama internasional pada 2030.
"Untuk membantu Indonesia mencapai targetnya, kita tidak bisa bekerja sendiri. Usaha ini juga harus didukung oleh perusahaan swasta," ujar Florian.
Di sisi lain, penggunaan PLTS juga bermanfaat untuk mengefisienkan keuangan perusahaan. Dengan demikian, energi terbarukan terbukti mampu memberikan keuntungan dobel bagi penggunanya.
"Efisiensi yang kami dapat dari pemasangan PLTS ini mencapai sekitar 20 persen. Ini menguatkan pesan bhw keunggulan operasional dan keberlanjutan dapat berjalan beriringan dan bukannya bertabrakan," tutur Priscilla.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
