Peringatan Hari Guru Nasional pada tahun ini akan jatuh pada Senin, 25 November 2024. Peringatan yang bertujuan sebagai bentuk penghargaan kepada seluruh tenaga pendidikan ini selalu diperingati pada waktu yang sama setiap tahunnya.
Seperti yang Kawan ketahui, guru merupakan salah satu instrumen penting dalam keberlangsungan proses pendidikan. Oleh sebab itu, kualitas dari seorang guru akan sangat memengaruhi pendidikan yang akan diterima oleh para siswanya.
Pada saat ini, untuk menjadi seorang guru seseorang bisa menempuh pendidikan, baik di perguruan tinggi maupun instansi terkait lainnya. Namun pernahkah Kawan berpikir bagaimana pendidikan seorang guru dulunya sebelum masa kemerdekaan Indonesia?
Ternyata pada saat sebelum kemerdekaan, khususnya Masa Kolonial Belanda, para calon guru tetap menempuh pendidikan di lembaga yang dibentuk oleh negara. Lembaga atau sekolah bagi para guru pada Masa Kolonial Belanda tersebut dikenal dengan nama Kweekschool.
Mengenal Kweekschool
Kweekschool atau Sekolah Pendidikan Guru merupakan lembaga pendidikan yang ditujukan untuk mencetak tenaga pendidik di Masa Kolonial Belanda. Sidqi Alfarez dalam artikel "Pengajaran dan Perjuangan: Peran Tokoh-Tokoh Pribumi Lulusan Kweekschool sebagai Pembangkit Nasionalisme Indonesia Abad 19" menyebutkan bahwa kemunculan Kweekschool ini dipengaruhi oleh misi penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Belanda.
Pada proses penyebaran ini dibutuhkan para tenaga pengajar, khususnya di gereja untuk menyebarkan pengetahuan terkait agama. Hal ini juga berlaku di Hindia Belanda yang pada saat itu berada di bawah kekuasaan pemerintah kolonial.
Situasi inilah yang kemudian mendorong pemerintah kolonial untuk mulai membangun sekolah guru pada pertengahan abad ke-19. Tidak hanya itu, pemerintah kolonial juga mendorong dibentuknya sekolah guru bagi masyarakat pribumi yang ada di Hindia Belanda.
Pertama Kali Terbentuk di Surakarta
Akhirnya pada 1852, Kweekschool pertama kemudian dibentuk di Surakarta. Pembentukan Kweekschool di Surakarta ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan guru yang terbatas pada periode waktu tersebut.
Banyak golongan priyayi Jawa yang menjadi murid Kweekschool. Kemudian pada 1875, sekolah guru tersebut kemudian dipindahkan ke Magelang.
Pembentukan Kweekschool ini terus berkembang di berbagai daerah lain. Sekolah guru tidak hanya dibentuk di Jawa saja, tetapi juga di pulau-pulau lain yang ada di wilayah Hindia Belanda.
Praresta Sasmaya Dewi dalam artikelnya, "Perkembangan Kweekschool (Sekolah Guru) Di Yogyakarta Tahun 1900-1927" menuliskan bahwa pertumbuhan Kweekschool juga bermunculan di daerah lain, baik di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan lainnya. Adapun beberapa daerah yang memiliki Kweekschool pada periode tersebut di antaranya Bukittinggi (1856), Tapanuli (1864), Tondano (1873), Banjarmasin (1875), Makassar (1876), dan lainnya.
Terdiri dari Beberapa Jenis
Dalam praktiknya, sekolah guru atau Kweekschool ini tidak hanya terdiri satu jenis saja. Setidaknya terdapat lima jenis sekolah guru yang eksis pada Masa Kolonial Belanda.
Dikutip dari artikel Sidqi Alfarez dengan judul yang sama, adapun lima jenis sekolah guru yang eksis pada periode waktu tersebut adalah.
1. Hollandsch Inlandsche Kweekschool (HIK)
HIK merupakan sekolah guru yang didirikan dalam lingkup daerah kabupaten dan desa. Lulusan dari sekolah ini dikenal sebagai guru bantu.
Kebanyakan masyarakat pribumi yang ingin menjadi guru menempuh pendidikan di sekolah ini.
2. Hoogere Kweekschool (HKS)
HKS merupakan sekolah guru yang dibentuk di kota-kota besar, seperti Batavia, Surabaya, dan Semarang. Sekolah guru ini biasanya diikuti oleh masyarakat pribumi yang tinggal di kota-kota besar tersebut.
3. Europeesche Kweekschool (EKS)
EKS merupakan sekolah guru yang berada di Surabaya. Sekolah ini hanya ditujukan untuk golongan tertentu saja, seperti orang Belanda, Arab, Tionghoa, dan Pribumi yang mahir dalam berbahasa Belanda.
4. Hollandsche Chineesche School (HCK)
HCK merupakan sekolah guru yang ditujukan khusus bagi masyarakat pendatang dari China. Oleh sebab itu, bahasa pengantar yang digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah guru ini adalah bahasa Mandarin.
5. Kweekschool Muhammadiyah
Kweekschool Muhammadiyah merupakan sekolah guru berbasis keagamaan yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 1918. Sekolah guru ini juga menjadi cikal bakal dari Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
Sumber:
- Alfarez, Sidqi. "Pengajaran dan Perjuangan: Peran Tokoh-Tokoh Pribumi Lulusan Kweekschool sebagai Pembangkit Nasionalisme Indonesia Abad 19." Siginjai: Jurnal Sejarah 2.1 (2022): 28-44.
- Dewi, Praresta Sasmaya. "Perkembangan Kweekschool (Sekolah Guru) Di Yogyakarta Tahun 1900-1927." Ilmu Sejarah-S1 4.3 (2019).
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News