sejarah dan makna gayung air alat tradisional yang masih digunakan hingga saat ini - News | Good News From Indonesia 2024

Sejarah dan Makna Gayung Air, Alat Tradisional yang Masih Digunakan hingga Kini

Sejarah dan Makna Gayung Air, Alat Tradisional yang Masih Digunakan hingga Kini
images info

Sejarah dan Makna Gayung Air, Alat Tradisional yang Masih Digunakan hingga Kini


Di era yang serba modern ini, bagi sebagian orang, gayung mungkin dianggap kurang modern dan kuno. Ini karena munculnya inovasi baru untuk alat mandi yang lebih canggih seperti shower. Selain itu, shower dianggap memiliki desain yang lebih modern dan praktis dalam penggunaanya.

Meskipun, gayung memiliki bentuk yang sederhana, tetapi alat ini memiliki sejarah yang panjang dengan beragam penggunaannya dan maknanya.

Sejarah Gayung Air

Gayung awalnya merupakan alat yang terbuat dari tempurung kelapa dan bambu yang awalnya berasal dari masa pra-kolonial.

Gayung pada masa pra-kolonial, terutama di wilayah Asia Tenggara, pada mulanya hanya digunakan sebagai benda rumah tangga yang serba guna, bukan digunakan sebagai alat mandi seperti yang diketahui umumnya.

Pada saat itu, gayung dapat ditemukan di depan pintu masuk rumah sebagai tempat untuk mencuci tangan dan kaki sebelum masuk ke dalam rumah.

baca juga

Adapun gayung digunakan untuk menampung air bagi kegiatan seperti mencuci piring dan minum.

Di Cina, pada zaman Dinasti Tang (618-907 M), gayung digunakan sebagai wadah untuk membawa air minum yang berasal dari kolam atau sungai.

Sekitar abad ke-19, di Amerika gayung dikenal sebagai "coconut dipper" dengan fungsi yang sama

Di Filipina, gayung dikenal dengan istilah “tabo” yang fungsinya adalah tempat mencuci tangan dan pembawa air pada zaman nenek moyang.

Gayung di Jepang disebut sebagai ‘hishaku’ yang sejak dulu banyak ditemui pada upacara teh dan perayaan musim.

Seiring berkembangnya teknologi, gaya hidup, dan ilmu pengetahuan, terutama ketika Amerika mulai mengenalkan bahan plastik kepada dunia, gayung yang awalnya berbahan tempurung kelapa dan bambu mulai berganti dengan gayung berbahan plastik. Bentuk serta warnanya juga berbeda-beda.

Makna Gayung Air dalam Nilai Budaya

Meskipun memiliki bentuk yang sederhana, jika dikaitkan dengan budaya yang terdapat di masyarakat, maka akan memiliki makna yang mendalam. Widyo dalam artikelnya yang diterbitkan di Jurnal Teknologi, menyebutkan bahwa gayung dalam budaya Jawa memiliki makna.

Sebagai contoh, tempurung yang terbuat dari pohon kelapa berarti mengajak orang untuk berfikir dan merenungi hidup di dunia yang harus bermanfaat dan berguna bagi masyarakat.

Selanjutnya, tangkai gayung mempunyai makna bahwa manusia harus punya pegangan hidup untuk keselamatan baik lahir maupun batin.

Kancing pada gayung berarti bahwa manusia harus memiliki identitas dan prinsip yang dipegang teguh. Dengan demikian, ia tidak akan mudah goyah ketika dihadapkan oleh situasi dan kondisi apapun. Kancing juga bisa diartikan sebagai alat pemersatu yang tidak memandang ras, suku, agama, dan lain sebagainya.

Jadi Kawan GNFI, gayung air yang sering digunakan sehari-hari, awalnya bukan digunakan untuk mandi. Namun, lebih pada penampungan untuk air yang dibawa dan diminum. Hanya saja, seiringnya perubahan zaman, fungsi dari gayung itu sendiri pun berubah, sesuai kebutuhan masyarakat.

Selain itu, gayung jika dihubungkan dengan nilai budaya tiap daerah, maka akan memiliki makna yang mendalam.

 

Referensi:

  • https://ciamis.pikiran-rakyat.com/lifestyle/pr-508477952/tips-perawatan-rumah-sejarah-singkat-gayung-dari-alat-tradisional-hingga-modern?page=all
  • https://www.tredmedia.com/intromezzo/8238416116/gayung-alat-kuno-yang-masih-relevan-di-era-modern?page=2
  • https://www.kompas.com/stori/read/2023/01/24/180000079/sejarah-gayung-inspirasi-sulitnya-mengakses-air-bersih
  • https://www.kompas.com/stori/read/2023/01/24/180000079/sejarah-gayung-inspirasi-sulitnya-mengakses-air-bersih
  • Wibisono, W. (2017). Gayung (Siwur) Artefak dan Maknanya dalam Budaya Jawa. Jurnal Teknologi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.