Indonesia sudah lama dikenal dengan keindahan alam yang eksotis dan memiliki banyak peninggalan sejarah serta budaya yang mengagumkan.
Hal ini membuat Indonesia menjadi negara tujuan untuk para turis asing berlibur. Bahkan, menurut laman BPS, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada bulan Juni 2024 mencapai 1,17 juta kunjungan.
Kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia sudah terjadi sejak lama, tepatnya ketika Pemerintah Hindia Belanda mulai membuka Hindia Belanda kepada dunia luar.
Untuk mengetahui bagaimana kegiatan pariwisata masa kolonial berjalan, Kawan GNFI dapat menyimak artikel berikut!
Iklan Pariwisata oleh Vereeniging Toeristenverkeer | Atlas van Stolk
Terbentuknya Vereeniging Toeristenverkeer (VTV)
Pembukaan Hindia Belanda kepada turis asing dimulai dari didirikannya Vereeniging Toeristenverkeer (VTV) yang merupakan perhimpunan turis resmi di Batavia.
Hal ini sesuai dengan dikeluarkannya keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Van Heutz pada 13 April 1908.
VTV dibentuk karena adanya peningkatan terhadap perdagangan antara Eropa dengan negara-negara di Asia termasuk Hindia Belanda (Indonesia).
Hal ini membuat jalur perdagangan di Hindia Belanda semakin ramai dilewati oleh para pedagang serta orang-orang dengan berbagai kepentingan.
Seiring berjalannya waktu, orang-orang dari Eropa yang melintasi Hindia Belanda tidak hanya berdagang tetapi juga berwisata ke Hindia Belanda.
Dari situlah VTV mempunyai peran sebagai asosiasi yang mengatur lalu lintas pariwisata di Hindia Belanda.
Hadirnya VTV dapat dikatakan sebagai tonggak awal dimulainya sejarah kepariwisataan di Indonesia.
Kantor Official Tourist Bureau
Kehadiran VTV juga membuat pemerintah Hindia Belanda mendirikan Kantor Official Tourist Bureau.
Kantor ini bertugas membangun kerjasama dengan biro-biro perjalanan dimana kantornya juga tersebar di seluruh Jawa dan luar negeri.
Selain itu, kantor ini juga memili peran dalam membuat buku-buku panduan perjalanan wisata yang dapat digunakan oleh turis selama berwisata.
Iklan dan Potret Keindahan Alam Hindia Belanda
Keindahan alam di Indonesia sudah lama diabadikan sejak masa Hindia Belanda, melalui iklan, poster, kartu pos hingga fotografi.
Penggambaran Hindia Belanda dengan citra eksotik melalui pemandangan alam seperti gunung, sawah, laut hingga aktivitas masyarakat digunakan dalam berbagai iklan pariwisata.
Media cetak yang saat itu mulai populer membantu periklanan pariwisata di Hindia Belanda dengan mudah.
Foto-foto mengenai keindahan alam Hindia Belanda tidak hanya dipromosikan dalam bentuk iklan di surat kabar saja, melainkan juga terpampang di kartu pos.
Mengutip Sunjayadi dalam Mengabadikan Estetika Fotografi dalam Promosi Pariwisata Kolonial di Hindia Belanda bahwa pemerintah Hindia Belanda juga menampilkan foto bangunan, jalan raya, jembatan, jalur kereta api yang seolah mencitrakan betapa modernya Hindia Belanda saat itu.
Selain itu, pemerintah juga mengekspos penduduk pribumi dalam berbagai profesi, hewan-hewan hingga reruntuhan candi sebagai daya tarik wisatawan.
Foto-foto tersebut banyak disematkan dalam kartu pos dan buku panduan wisata untuk turis.
Buku Panduan Wisata dan Deskripsi Alam yang Menawan
Beberapa buku panduan wisata yang diperuntukan untuk turis hadir secara lengkap untuk memenuhi kebutuhan wisatawan.
Hal ini dapat dilihat dari beberapa buku panduan wisata seperti Java The Wonderland yang diterbitkan oleh Official Tourist Bureau.
Buku panduan ini lengkap berisi mengenai informasi untuk wisatawan yang berkunjung ke Hindia Belanda, mulai dari informasi hotel, pendamping, pelayan selama perjalanan hingga panduan keselamatan saat berwisata.
Selain berisi destinasi wisata, buku panduan wisata ini juga menampilkan kosa kata dan percakapan bahasa Melayu yang dapat membantu turis untuk bercakap-cakap dengan penduduk lokal.
Buku panduan tersebut juga berisi rencana perjalanan turis secara rinci, mulai saat mereka tiba di Batavia hingga berpindah ke destinasi wisata selanjutnya.
Beberapa buku panduan bahkan juga dilengkapi dengan ensiklopedia mengenai kota yang akan dituju, destinasi wisata, hewan hingga kepercayaan masyarakat.
Rute Perjalanan Wisata
Pulau Jawa menjadi destinasi utama yang ditawarkan oleh pemerintah kolonial kepada para turis untuk berwisata.
Hal ini dikarenakan saat itu fasilitas di Pulau Jawa telah mengalami pembangunan pesat dalam bidang infrastruktur dibandingkan pulau lain.
Selain itu, Pulau Jawa juga menjadi pulau yang mudah diakses dari Singapura dan memiliki transportasi yang memadai.
Sebelum menyusuri Pulau Jawa, para turis juga bisa memilih paket perjalanan yang telah ditawarkan dalan buku panduan, mulai dari perjalanan selama 7 hari hingga 21 hari.
Dari Batavia, biasanya mereka terlebih dahulu dibawa ke Jawa Barat. Para turis ini akan diajak untuk menyusuri keindahan alam mulai dari Bogor, Sindanglaya, Bandung, dan Garut.
Dari Garut, para turis akan melanjutkan perjalanannya menuju Yogyakarta dengan destinasi wisata seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan hingga Taman Sari.
Selanjutnya mereka akan dibawa menuju Surabaya menggunakan kereta api dan turun di Stasiun Gubeng sebelum melanjutkan perjalan menuju Tosari (Pasuruan).
Dari sini para turis diajak untuk mengeksplorasi keindahan Gunung Bromo, Semeru hingga menyusuri Pulau Jawa bagian Timur sampai ke Kawah Ijen sebelum mengakhiri perjalanan kembali ke Batavia.
Sumber:
- Estikowati, dkk. (2022). Pengantar Ilmu Pariwisata (Sejarah, Jenis, Macam, Dampak, dan Istilah dalam Pariwisata) (1st ed.). Uwais Inspirasi Indonesia.
- Achmad Sunjayadi. (2008). Mengabadikan Estetika Fotografi dalam Promosi Pariwisata Kolonial di Hindia Belanda. Jurnal Wacana, 10(2).
- Yesaya Sandang. (2015). Pariwisata Indonesia dalam Citra Mooi Indie: Dahulu dan Sekarang. Jurnal Kritis, 24(2).
- https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2024/08/01/2353/the-international-visitor-arrivals-in-june-2024-were-1-17-million--which-increased-by-9-99-percent--y-on-y--.html
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News