Dalam beberapa tahun terakhir, khususnya di era kepelatihan Shin Tae-yong, ada begitu banyak pemain datang silih berganti, khususnya di lini belakang Timnas Indonesia. Tidak banyak pemain dari klub Liga Indonesia, yang bisa konsisten menjadi pilar lini belakang, dan Rizky Ridho menjadi satu dari sedikit contoh istimewa itu.
Pemain Persija Jakarta itu bahkan menjadi pemain klub Liga Indonesia yang tetap mampu menjadi starter reguler, di saat keberadaan pemain-pemain diaspora maupun "abroad" cukup mendominasi. Sebuah contoh bagus yang (seharusnya) bisa membuktikan, pemain klub Liga Indonesia masih bisa diandalkan, sebagai starter tim nasional.
Dengan catatan, pemain tersebut mau terus belajar di setiap kesempatan, dan tetap mempunyai mentalitas positif. Dua hal ini kebetulan sudah dimiliki Rizky Ridho, dan cukup banyak membantunya terus berkembang ke level berikut.
Tak heran, pemain didikan Akademi Persebaya ini dapat menjadi pasangan sepadan Jay Idzes di lini belakang Tim Garuda. Tak terlihat kesan inferior, sekalipun Bang Jay bermain di kompetisi Liga Italia, yang notabene merupakan salah satu kompetisi liga papan atas dunia.
Mentalitas positif yang dimilikinya juga membuat pemain kelahiran tahun 2001 ini tidak melihat kedatangan pemain-pemain diaspora Indonesia di tim nasional sebagai sebuah ancaman. Malah, situasi ini mampu dilihatnya sebagai satu kesempatan belajar, sambil terus meningkatkan kemampuan.
Terbukti, namanya sudah konsisten jadi pemain starter sejak di level U-22 hingga senior. Selain membantu Tim Merah Putih meraih medali emas SEA Games 2023 dan lolos ke semifinal Piala Asia U-22, pemain bertinggi badan 183 cm ini juga menjadi pilar lini belakang Timnas senior di Piala Asia 2023 dan Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Untuk ukuran pemain indonesia yang masih bermain di liga Indonesia, konsistensi yang cenderung meningkat di tim nasional, sejak di tim nasional junior, masih terbilang langka. Pada prosesnya, konsistensi menjadi satu kelebihan, yang membuat Rizky Ridho menjadi pemain spesial.
Sebelumnya, sudah ada banyak talenta Indonesia yang bersinar di level junior, tapi menghilang, saat seharusnya bisa semakin matang di level senior.
Dengan berbagai progres dan performa impresif di lapangan, wajar juga kalau rumor transfer seputar ketertarikan klub luar negeri mulai mengemuka. Dilansir laman Makanbola.com, FC Tokyo (Jepang), Leicester City dan Oxford United (Inggris) disebut-sebut me-monitor Rizky Ridho.
Meski masih sebatas rumor, ini menjadi satu progres berikutnya dari seorang Rizky Ridho Ramadhani di sepak bola nasional. Jika mampu berkembang lebih jauh, setidaknya dalam setahun ke depan, rasanya tak perlu menunggu kontraknya habis di tahun 2026, untuk menjadikan rumor ketertarikan klub luar negeri jadi kenyataan.
Dengan kualitas yang sudah terbukti dan teruji dalam beberapa tahun terakhir bersama Timnas Indonesia, baik di level Asia Tenggara maupun Asia, namanya sudah pasti masuk dalam pengamatan klub-klub luar negeri, khususnya di kawasan Asia.
Jadi, sekalipun klub tujuannya nanti harus membayar biaya transfer ke Persija, itu bukan hal aneh. Kualitas dan performa di atas lapangan berbicara di sini. Otomatis, ada kualitas, ada harga.
Di sisi lain, mentalitas positif eks pemain Persebaya Surabaya ini menjadi satu contoh bagus, yang seharusnya bisa ditiru pemain-pemain dari klub Liga Indonesia, khususnya mereka yang ingin konsisten tampil di tim nasional. Tetap bermain di dalam negeri seharusnya bukan masalah besar, selama setiap pemain punya mentalitas sebagus ini.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
