museum kereta api sawahlunto yang dulu stasiun kedua di indonesia - News | Good News From Indonesia 2024

Mengenal Museum Kereta Api Sawahlunto yang Dulu Stasiun Kedua di Indonesia

Mengenal Museum Kereta Api Sawahlunto yang Dulu Stasiun Kedua di Indonesia
images info

Mengenal Museum Kereta Api Sawahlunto yang Dulu Stasiun Kedua di Indonesia


Nama Sumatra Barat tak lepas dari sejarah panjang pertambangan batu bara Ombilin yang pernah menjadi tulang punggung ekonomi wilayah ini pada masa kolonial. Segala aktivitas tambang ini mendorong awal perkembangan moda transportasi kereta api di Sumatra Barat. Membangun sebuah keterhubungan dan narasi sejarah.

Kini, 'warisan' tersebut tersaji di museum kereta api Sawahlunto. Museum ini awalnya merupakan stasiun kedua yang dibangun di Indonesia.

Daya tariknya ialah rancangan arsitektur stasiun dengan gaya kolonialisme dan 106 koleksi yang masih berkaitan dengan kereta dan stasiun. Ada juga beberapa lokomotif dari beberapa periode yang dulu digunakan untuk mengangkut dan mendistribusi tambang di Sumatra.

Stasiun Tambang Batu Bara Sebelum Jadi Museum

Dilansir dari papan deskripsi pada museum, bangunan ini dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda dengan insinyur asal Inggris yang kemudian diresmikan pada tahun 1894.

Namun, kala itu difungsikan sebagai stasiun kereta, menyusul tentang temuan batu bara Ombilin pada tahun 1868. Operasional di sana hanya untuk mengangkut batu bara menuju pusat pemerintahan.

baca juga

Stasiun ini juga pernah difungsikan untuk naik turun kereta yang membawa penumpang reguler di tahun 1986. Walau tak lama berselang akses penumpang di stasiun ini kembali ditutup karena motorisasi masa orde baru.

Di tahun 2002—2003, tempat ini nyaris terancam dinonaktifkan menyusul kabar tutupnya PT Bukit Asam Tbk yang terpaksa tutup karena habisnya batu bara. 

Sejarah Penetapan Menjadi Museum Kereta Api 

Di tahun 2005, PT KAI memutuskan bekerja sama dengan Pemerintah Kota Sawahlunto untuk mengalihfungsikan stasiun ini menjadi museum kereta api seperti di Ambarawa.

Tak butuh waktu lama, di bulan Desember 2005 museum ini diresmikan untuk publik oleh Jusuf Kalla, wakil presiden kala itu dengan 2 lokomotif tua endemik Divre II, E1060, dan kereta wisata Ambarawa–Bedono atau yang lebih dikenal dengan nama “Mak Itam”.

Penetapan Kawasan Museum Sebagai Cagar Budaya

Di tahun 2007, kawasan wisata ini ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya di Sawahlunto dan di tahun 2019, UNESCO menetapkan tambang batu bara Ombilin sebagai Situs Warisan Dunia. 

Pada tahun 2022, museum ini sempat direvitalisasi sedikit untuk meremajakan beberapa fasilitas.

Koleksi yang Ada di Museum Kereta Api Sawahlunto 

Selain beberapa lokomotif tua, di sini wisatawan bisa melihat koleksi dari peninggalan mesin-mesin kereta jaman dulu, yang bahkan sekarang pun tidak bisa kita lihat di rangkaian kereta. Sebab, sebagian besar mesin ini berada di dalam rangkaian.

Ada juga sebuah ruangan yang menunjukkan koleksi benda-benda yang ada di ruang kendali stasiun seperti radio, mesin tik, mikrofon, dan masih banyak lagi.

Di ruangan lain, wisatawan akan diajak kembali ke masa lalu lewat beberapa foto dokumentasi beberapa acara penting yang ada di stasiun Sawahlunto kala itu.

Lokasi Museum Kereta Api Sawahlunto 

Museum ini berlokasi di Jl. A. Yani, Pasar, Kec. Lembah Segar, Kota Sawahlunto, buka setiap hari dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore dengan tiket masuknya sebesar Rp4.000,-

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Almer Sophian lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Almer Sophian.

AS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.