Kawasan Gambung Ciwidey kini semakin populer sebagai destinasi wisata yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga sebagai media edukasi yang menyenangkan. Salah satu inovasi terbaru di kawasan ini adalah pemanfaatan lahan yang luas sebagai tempat pelatihan kepemimpinan, kedisiplinan, dan ketangkasan bagi santri Pondok Pesantren Quran Ainul Yaqin.
Gambung berada di daerah Mekar Sari, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Dengan latar belakang pemandangan hijau pegunungan dan udara yang sejuk, kegiatan yang diadakan di Gambung Ciwidey ini memiliki daya tarik tersendiri. Pondok Pesantren Quran Ainul Yaqin memanfaatkan lokasi tersebut untuk mengembangkan potensi santri melalui berbagai program pelatihan.
Kegiatan seperti outbound, materi kepemimpinan, simulasi kepemimpinan, hingga latihan fisik dirancang untuk membentuk karakter santri yang tangguh, disiplin, dan bertanggung jawab.
Pembina pondok, Supriatna Azka, dalam wawancara menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk membekali para santri tidak hanya dengan ilmu agama. Namun, juga dengan keterampilan hidup yang baik.
"Kami ingin santri tidak hanya memahami Al-Quran, tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat dan mampu beradaptasi dengan tantangan zaman," ujar Supriatna.
Melalui program ini, diharapkan para santri menjadi individu yang tidak hanya religius, tetapi juga memiliki kemampuan untuk berkontribusi bagi masyarakat luas.
Program pelatihan ini dirancang secara sistematis dengan pendekatan yang menyenangkan, tetapi penuh tantangan. Salah satu kegiatan favorit adalah simulasi kepemimpinan, di mana santri dilatih untuk mengambil keputusan di bawah tekanan, bekerja dalam tim, dan memimpin kelompok.
Tidak hanya itu, pelatihan fisik yang dilakukan di alam terbuka membantu mereka meningkatkan daya tahan tubuh sekaligus mempererat hubungan antarsantri.
Selain fokus pada pelatihan kepemimpinan, program ini juga menanamkan nilai cinta lingkungan. Para santri diajak untuk memahami pentingnya menjaga kelestarian alam sebagai bagian dari rasa syukur atas ciptaan Tuhan.
Dalam beberapa sesi, mereka diajarkan bagaimana mengenali tumbuhan, merawat lingkungan, dan mengolah sampah secara bijak. Aktivitas ini memberikan pemahaman holistik tentang bagaimana manusia, alam, dan agama saling terkait.
“Kami ingin membentuk santri yang tidak hanya cerdas secara spiritual, tetapi juga memiliki kesadaran ekologis yang tinggi. Dengan demikian, mereka bisa menjadi duta lingkungan yang mampu memberikan dampak positif di mana pun mereka berada,” tambah Supriatna.
Kawasan Gambung Ciwidey, yang sebelumnya dikenal hanya sebagai tempat wisata alam, kini memiliki dimensi baru sebagai pusat pembelajaran berbasis alam. Program ini juga membuka peluang bagi masyarakat sekitar untuk terlibat dalam kegiatan positif, seperti menjadi pendamping pelatihan atau menyediakan logistik bagi para peserta.
Sinergi antara alam, pendidikan, dan masyarakat menjadi cerminan harmonisasi yang jarang ditemui di tempat lain.
Dengan adanya program-program seperti ini, kawasan Gambung tidak hanya menjadi destinasi rekreasi, tetapi juga menjadi tempat yang memberikan manfaat bagi generasi muda untuk bertadabbur dan mengembangkan potensi diri.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
