Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan hasil pertemuan dengan Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) di Bandung. Setelah momen pertemuan itu diputuskan akan ada revisi catatan sejarah Indonesia.
Dijelaskan oleh Fadli, revisi sejarah ini merupakan updated version atau revisi penambahan di buku sejarah. Hal ini dalam rangka 80 tahun Indonesia merdeka.
"Catatan sejarah Indonesia akan diperbaharui berdasarkan hasil kajian para ahli sejarah. Kita akan segera menulis updated version atau revisi penambahan di buku sejarah kita dalam rangka 80 Tahun Indonesia Merdeka," kata Fadli usai Musyawarah Nasional MSI di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Sabtu (13/12/2024) yang dimuat Antara.
Peradaban tua
Fadli mencontohkan dalam revisi itu misalnya menyangkut zaman presejarah, di mana berdasarkan penelitian terbaru, sejarah peradaban di kawasan Indonesia ternyata lebih tua.
Misalnya, jelas Fadli, penemuan terbaru di Gua Leang-Leang Maros yang tadinya usianya diduga 5.000 tahun ternyata 40.000-52.000 tahun yang lalu usianya.
“Itu kan harus ditambahkan. Kalau tidak ada yang baru ya kita teruskan," ujar Fadli.
Beri energi positif
Ketua Umum MSI Prof Dr Agus Mulyana menjelaskan revisi sejarah ini dimaksudkan untuk memberikan energi positif pada bangsa khususnya kepercayaan diri. Hal ini juga didukung dengan penelitian sejarah atau arkeologi.
"Terkadang kita ini kurang percaya diri dalam segi kesejarahan. Padahal sesungguhnya menurut hasil penelitian peninggalan sejarah masa prasejarah kita sudah jauh lebih lama, lebih ke belakang dibanding dengan negara-negara lain yang kita kenal misalnya Mesir, terus negara-negara di Eropa, nah di situ yang perlu updating," ucap Agus.
Pria yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UPI ini menjelaskan pembaruan ini juga menyasar pada masa kolonial. Termasuk soal lamanya kawasan Indonesia dijajah.
"Tidak semua daerah 350 tahun, tetapi kekuasaan VOC atau Belanda itu berproses. Aceh saja, ini contoh, tahun 1920-an bahkan tahun 1930-an Aceh itu belum ditaklukkan, artinya tidak dijajah. Ini saya kira perlu interpretasi ulang juga, bahwa kita ini bukan bangsa yang kalah," ujar Agus.
Agus menyebutkan bahwa revisi itu juga akan dilakukan dengan menyasar periodisasi sejarah yang saat ini telah ada 10 jilid dengan periode sejarah sampai masa reformasi.
"Kita berharap ada periodisasi. Itu akan kita lanjutkan sampai dengan periode sekarang zaman masa Prabowo. Insya Allah, kami siap untuk terlibat, karena bagi MSI penulisan sejarah ini momentum penting," tuturnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News