Pasar Klewer merupakan salah satu pasar tradisional di Solo serta menjadi pusat jual beli tekstil terbesar di Jawa Tengah.
Meskipun Pasar Klewer terkenal dengan pusat kain batik dan produk tekstil, ternyata Kawan GNFI juga dapat menemukan aneka kuliner khas Solo jika berkunjung ke sini.
Terletak di Jl. Dr. Rajiman No.50 Kota Solo, Kawan GNFI dapat menemukan aneka kuliner serta oleh-oleh di lantai 4 atau di sekitar area Pasar Klewer.
Kawan GNFI tidak perlu ragu untuk mencicipi aneka kuliner di sini karena semua kuliner di Pasar Klewer pastinya memiliki rasa yang khas dan autentik.
Lalu, kuliner apa saja sih yang bisa dicicipi Kawan GNFI ketika berkunjung ke Pasar Klewer?
Tengkleng Kambinng | Ivan Atmanegara (Wikimedia Commons)
Tengkleng Kambing
Tengkleng kambing merupakan makanan khas Kota Solo yang bisa masuk ke dalam list kuliner jika Kawan GNFI berkunjung ke sini.
Makanan berbahan dasar tulang, kepal, serta kaki kambing ini ternyata memiliki sejarah yang panjang, konon keberadaanya sudah ada sejak masa penjajahan Belanda.
Pada masa itu, daging kambing hanya bisa dinikmati oleh para bangsawan dan orang-orang Eropa saja, sehingga membuat harganya mahal.
Hal ini membuat para pribumi hanya bisa membeli tulang-tulang dari kambing tersebut karena murah dan tidak dimanfaatkan.
Mereka kemudian memanfaatkan dan mengolah tulang kambing tersebut dengan bumbu-bumbu serta rempah sederhana yang akhirnya terciptalah masakan Tengkleng Kambing.
Makanan berkuah ini memiliki rasa gurih, asam dan manis, Tengkleng biasanya juga berisi jeroan dan sedikit daging kambing.
Hingga saat ini, tengkleng kambing menjadi masakan khas dari Solo dan bisa ditemui ketika berkunjung ke Pasar Klewer.
Selat Solo | Gunawan Kartapranata (Wikimedia Commons)
Selat Solo
Kuliner lain yang dapat dicicipi ketika mampir ke Pasar Klewer adalah selat Solo.
Selat Solo merupakan makanan khas Solo yang mendapat pengaruh dari hidangan Eropa.
Mengutip Ahmad Saeroji dkk, dalam Pemetaan Kuliner Makanan Khas Kota Surakarta, ternyata selat Solo sudah populer sejak Benteng Vastenburg didirikan.
Hal ini dikarenakan makanan ini menjadi sajian pada saat pertemuan antara pihak Keraton Surakarta dengan pemerintah Hindia Belanda.
Kata selat sebenarnya berasal dari bahasa Belanda, yaitu slachtje yang berarti irisan daging kecil.
Namun, masyarakat Kota Solo lebih mudah menyebutnya selat karena sulit mengucapkannya dalam bahasa Belanda.
Isian dari selat Solo mirip dengan salad Eropa, biasanya berupa sayur-sayuran seperti buncis, wortel, selada, tomat, kol, timun serta tambahan daging sapi atau telur rebus.
Yang membuat berbeda adalah makanan ini disajikan dengan kuah yang ditambahkan kecap manis, cuka, lada, kecap inggris, dan bawang putih sebagai pengganti mayones.
Seperti namanya, selat Solo banyak dijual di sekitar Kota Solo, termasuk di Pasar Klewer. Kawan GNFI dapat mampir untuk mencicipinya jika sedang berbelanja di Pasar Klewer.
Sate Buntel | Mallory Cessair (Wikimedia Commons)
Sate Buntel
Sate Buntel merupakan sate yang terbuat dari daging kambing yang dicincang halus dengan bumbu bawang putih lalu dibungkus (dibuntel).
Biasanya sate buntel disajikan tidak jauh berbeda dengan sate kambing pada umumnya, yaitu dengan irisan bawang merah, tomat, kol, dan kecap manis.
Jika berkunjung ke Solo, makanan ini dapat ditemukan dengan mudah karena banyak yang menjual, salah satunya di area Pasar Klewer.
Pecel Gendar | Nugroho Adhi (Wikimedia Commons)
Pecel Gendar
Salah satu kuliner khas Solo yang wajib dicicipi saat mampir ke Pasar Klewer adalah pecel gendar.
Makanan ini ternyata tidak hanya populer di Solo saja, tetapi beberapa daerah seperti Salatiga dan Boyolali.
Kudapan tersebut sebetulnya tidak jauh berbeda dengan pecel pada umumnya yang menggunakan saus kacang dan isian sayur. Hanya saja, pecel ini disajikan dengan gendar atau olahan nasi yang bertekstur kenyal dan gurih.
Brambang Asem | Surakarta.go.id
Brambang Asem
Saat berkunjung ke Pasar Klewer, Kawan GNFI juga harus mencoba brambang asem, salah satu makanan khas Solo yang terbuat dari tempe gembus, daun singkong atau kangkung.
Isian tersebut lalu ditambahkan sambal pedas yang terbuat dari gula merah (gula jawa), asam jawa, dan cabai.
Sejak zaman penjajahan, brambang asem sudah dijadikan menu sarapan favorit masyarakat Kota Solo.
Oleh karenanya, Kawan GNFI patut mencicipi makanan autentik ini jika berkunjung ke Solo, terutama Pasar Klewer.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News