Daerah Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah memiliki keunikan tersendiri. Kota kecil yang berada di kawasan PT Freeport ini ternyata bisa dikelilingi dengan bus antipeluru.
Bus dengan platform truk Iveco Trakker 380 4x4 ini dimodifikasi menjadi antipeluru oleh PT Freeport Indonesia. Bus karyawan ini didesain super kuat untuk menghindari
penembakan atau serangan kelompok politik di Papua.
Humas PT Freeport, Ledy Simarmata menjelaskan bus Iveco ini digunakan untuk membawa penumpang ke Tembagapura bila tidak bisa naik helikopter. Di Timika, jelasnya helikopter hanya bisa digunakan pada pagi hari, karena saat siang cuaca berawan.
“Kenapa anti peluru, itu untuk safety. Bagaimana orang bisa naik alat transportasi untuk menjamin keselamatan semua orang," kata Ledy pada 2013 lalu yang dimuat dari Detik.
Bentuk bus
Agar bisa menemui bus anti peluru ini, harus datang ke sebuah terminal kecil yang lokasinya seringkali didatangi para karyawan untuk menunggu bus. Nantinya bus berwarna oranye ini akan datang menghampiri.
Sementara soal penampilannya, bus tersebut memang tak terlihat selayaknya bus pada umumnya. Ada bagian kabin penumpang yang memanjang ke belakang dengan warna bagian luar berwarna oranye, sementara pada bagian sopir justru terlihat selayaknya truk besar.
Bus ini lebih mirip truk dengan kontainer di belakangnya. Kabin sopir dengan kabin penumpang dibuat terpisah. Kabin penumpang berwarna oranye itu berukuran sekitar 3x6 meter. Bagian luar truk terbuat dari besi tebal yang tahan dengan tembakan.
Interior kabin penumpang tak ubahnya seperti bus pada umumnya. Kursi penumpang didesain 3-2. Satu kabin ini bisa menampung setidaknya 30 penumpang.
Yang paling terlihat berbeda ada pada bagian jendela. Seluruh jendela dilapisi dengan komponen antipeluru setebal 2 cm. Hanya tersisa sedikit bagian atas jendela yang tidak terlapisi komponen antipeluru.
“Seluruhnya antipeluru. Dengan celah itu diperkirakan tidak ada tembakan yang bisa mengenai penumpang kalau kelompok separatis sedang mengganggu. Kalau sampai kena ya sedang sial saja," kata Kapendam Cenderawasih Kolonel (inf) Muhammad Aidi yang dimuat dari Kumparan.
Tak bisa melihat pemandangan
Bus ini akan mengantar mereka dari Bandara Moses Kilangin di Timika yang ada di dataran rendah ke Tembagapura di dataran tinggi. Perjalanan Timika-Tembagapura ditempuh dalam 2,5-3 jam.
Imam Santoso, salah seorang dosen kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) mengungkapkan pengalaman uniknya menggunakan bus anti peluru tersebut. Saat itu dia dan rombongan sedang melakukan program 'jemput bola' calon mahasiswa MBA ITB.
"Ini di sini kita pakai bus canggih karena terbuat dari material anti peluru," ungkap Imam Santoso.
Tetapi karena tebalnya material hingga lantaran alasan keamanan, bus tersebut diketahui tidak dilengkapi dengan jendela di sisi kanan dan kiri. Karena itu penumpang tak bisa melihat kondisi di luar bus selama duduk dan berada di dalam bus.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News