kura kura matahari satwa endemik asli indonesia yang langka tetapi belum dilindungi - News | Good News From Indonesia 2024

Kura-Kura Matahari, Satwa Endemik Asli Indonesia yang Langka tetapi Belum Dilindungi

Kura-Kura Matahari, Satwa Endemik Asli Indonesia yang Langka tetapi Belum Dilindungi
images info

Kura-Kura Matahari, Satwa Endemik Asli Indonesia yang Langka tetapi Belum Dilindungi


Kawan GNFI, apakah Kawan pernah melihat kura-kura yang memiliki duri di tepi cangkangnya dan tampak seperti matahari dari kejauhan? Jika iya, maka Kawan termasuk beruntung karena di alam spesies kura-kura ini cukup langka dan tidak mudah ditemukan.

Keunikan serta ciri khas yang dimiliki oleh kura-kura ini membuatnya mudah dikenali dan dinamakan kura-kura matahari atau kura-kura berduri.

Karakteristik Unik dan Khas Kura-Kura Matahari

Kura-kura matahari memiliki nama ilmiah Heosemys spinole dan ukurannya cukup kecil, hanya sekitar 7 sentimeter. Hewan ini sangat mudah dikenali berkat ciri khas di ujung cangkangnya yang tampak seperti duri.

Selain itu, cangkangnya memiliki warna cokelat dengan garis di tengah dan bagian bawah yang bercorak, serta plastron yang menunjukkan garis-garis gelap di setiap sisik, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi kura-kura ini. Inilah sebabnya, kura-kura ini disebut kura-kura matahari atau kura-kura berduri.

Menurut informasi dari Mongabay.co.id, di Indonesia terdapat 45 spesies kura-kura matahari yang termasuk dalam 7 famili. Habitat aslinya adalah di hutan Kalimantan dan Sumatera. Kura-kura ini biasanya tinggal di sekitar sungai yang dikelilingi hutan dan sering menghabiskan waktunya di daratan untuk mencari makanan. Jenis kura-kura ini memiliki umur yang panjang, bisa mencapai 200 tahun.

Seiring bertambahnya usia, bentuk cangkang berduri kura-kura ini akan menghilang sedikit demi sedikit. Duri tersebut sebenarnya berfungsi untuk melindungi diri dari predator yang ingin memangsa mereka. Selain itu, kura-kura ini termasuk herbivore atau banyak mengonsumsi buah-buahan yang jatuh dari pohon, dan terkadang dapat memakan hewan jenis invertebrata juga.

Kehidupan kura-kura matahari cenderung soliter dan tidak bersifat territorial, sehingga mereka tetap berada di area yang sama. Kura-kura ini hanya aktif pada waktu tertentu, seperti saat senja, untuk mencari makanan, sementara sebagian besar waktu dihabiskan untuk bersembunyi. Mereka memang mirip dengan karakter introvert, ya, Kawan GNFI.

baca juga

Ancaman Perburuan dan Perdagangan Hewan secara Ilegal

Kura-kura matahari juga dikenal sebagai Spiny Turtle. Sayangnya, keunikan cangkangnya membuat hewan ini menjadi target bagi para pemburu yang ingin menjualnya. Meskipun duri yang dimilikinya berfungsi sebagai perlindungan dari predator, hal ini tidak cukup untuk menghindarkan kura-kura matahari dari bahaya perburuan manusia.

Akibatnya, populasi kura-kura ini terancam dan menjadi langka, sehingga saat ini semakin sulit ditemui di alam liar. Selain tekanan dari perburuan, tempat tinggal mereka juga semakin menyusut karena aktivitas manusia seperti pembukaan lahan untuk perumahan, pertanian, dan penambangan.

Nilai jualnya yang tinggi membuat kura-kura matahari rentan terhadap perdagangan ilegal. Di platform e-commerce, harga untuk kura-kura ini berkisar antara Rp200.000 hingga Rp1 juta.

Lebih disayangkan, meski dianggap sebagai spesies langka, kura-kura matahari belum terdaftar sebagai hewan yang dilindungi di Indonesia. Apa yang akan terjadi nantinya pada mereka meski terancam punah?

Walaupun demikian, Kawan GNFI seharusnya memiliki kesadaran untuk ikut melindungi spesies ini yang berada di ambang kepunahan. Ini bukan hanya soal undang-undang mengenai perlindungan satwa, tetapi juga kesadaran dari Kawan untuk menjaga habitat mereka di alam dan terlibat dalam upaya pelestarian guna menyelamatkan satwa endemik asli Indonesia agar tidak punah sepenuhnya.

Upaya pelestarian hewan endemik ini merupakan suatu bentuk keikutsertaan Kawan GNFI dalam menjaga ekosistem supaya tetap memiliki habitat asli di alamnya. Hindari perburuan secara ilegal, laporkan pemburu satwa langka, hindari transaksi hewan langka, jaga kawasan konservasi dan minimalkan aktivitas manusia yang mengganggu ekosistem.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.