masa depan energi indonesia biohidrogen dari limbah pabrik kelapa sawit pome - News | Good News From Indonesia 2024

Masa Depan Energi Indonesia: Biohidrogen dari Limbah Pabrik Kelapa Sawit (POME)

Masa Depan Energi Indonesia: Biohidrogen dari Limbah Pabrik Kelapa Sawit (POME)
images info

Masa Depan Energi Indonesia: Biohidrogen dari Limbah Pabrik Kelapa Sawit (POME)


Halo, Kawan GNFI! Tahukah Kawan bahwa limbah pabrik kelapa sawit (Palm Oil Mill Effluent atau POME) memiliki potensi luar biasa untuk mendukung transisi energi bersih di Indonesia?

Ya, dari cairan cokelat yang selama ini dianggap sebagai limbah, ternyata tersembunyi peluang besar untuk menghasilkan biohidrogen, energi masa depan yang ramah lingkungan.

Apa itu Biohidrogen?

Biohidrogen adalah gas hidrogen yang dihasilkan dari bahan-bahan organik, termasuk limbah. Dibandingkan bahan bakar fosil, hidrogen memiliki banyak keunggulan, seperti tidak menghasilkan emisi karbon saat digunakan dan memiliki kandungan energi yang jauh lebih tinggi.

Mengapa POME?

Sebagai negara produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia, Indonesia menghasilkan sekitar 140 juta ton POME setiap tahunnya. Limbah ini biasanya diolah menggunakan kolam terbuka yang menghasilkan gas metana, salah satu penyebab utama pemanasan global.

Dengan mengolah POME menjadi biohidrogen, kita tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga menghasilkan energi baru.

Menurut penelitian, potensi produksi biohidrogen dari POME di Indonesia bisa mencapai 252.303 juta liter pada tahun 2035. Ini setara dengan penurunan emisi karbon hingga 70 juta ton karbon dioksida per tahun!

Bagaimana Cara Mengubah POME Menjadi Biohidrogen?

Proses utama yang digunakan adalah fermentasi. Dengan bantuan bakteri penghasil hidrogen, kandungan organik dalam POME diubah menjadi gas hidrogen. Proses ini memanfaatkan teknologi fermentasi gelap yang dikenal lebih efisien dan sederhana.

baca juga

Mikroorganisme adalah aktor utama dalam proses ini. Beberapa jenis bakteri yang paling umum digunakan adalah:

1. Clostridium sp.

Bakteri anaerob ini mampu menguraikan karbohidrat kompleks dalam POME menjadi hidrogen melalui proses fermentasi.

2. Bacteroides sp.

Mikroba ini membantu memecah kandungan organik seperti glukosa menjadi gas hidrogen.

3. Enterobacter sp.

Bakteri ini dikenal memiliki kemampuan menghasilkan hidrogen dengan efisiensi tinggi.

4. Rhodobacter sp.

Mikroorganisme ini mampu memanfaatkan cahaya untuk meningkatkan produksi hidrogen, meskipun lebih jarang digunakan dibanding fermentasi gelap.

Bakteri-bakteri tersebut membutuhkan lingkungan yang tepat untuk berkembang, seperti pH yang stabil di kisaran 5,5—6,5 dan suhu optimal sekitar 37°C. Sebelum fermentasi, POME biasanya menjalani proses pra-pengolahan untuk meningkatkan bioavailabilitas nutrien bagi mikroorganisme.

Tantangan yang Harus Diatasi

Meskipun memiliki potensi besar, produksi biohidrogen dari POME menghadapi sejumlah tantangan teknis, antara lain:

1. Kompleksitas Komposisi POME

POME mengandung senyawa kompleks seperti lignin, hemiselulosa, dan protein yang sulit didegradasi. Proses pra-pengolahan, seperti hidrolisis termal, kimia, atau biologis, diperlukan untuk meningkatkan bioavailabilitas substrat.

2. Efisiensi Rendah pada Teknologi Saat Ini

Produksi biohidrogen melalui fermentasi gelap memiliki efisiensi konversi yang terbatas, dengan hasil maksimum sekitar 4 mol hidrogen per mol glukosa.

Pengembangan teknologi baru dan kombinasi dengan metode lain, seperti fermentasi foto atau sistem bioelektrokimia, diperlukan untuk meningkatkan hasil produksi.

3. Pengendalian Parameter Operasional

Mikroorganisme penghasil hidrogen sangat sensitif terhadap perubahan pH, suhu, dan komposisi substrat. Proses ini memerlukan sistem pemantauan dan pengendalian yang canggih untuk menjaga kondisi optimal fermentasi.

4. Pemilihan dan Persiapan Inokulum

Tidak semua jenis mikroorganisme cocok untuk menghasilkan hidrogen secara efisien. Inokulum seperti lumpur aktif dari kolam pengolahan limbah atau kotoran sapi harus diproses terlebih dahulu, seperti melalui pemanasan untuk menekan bakteri metanogen yang dapat menghambat produksi hidrogen.

5. Desain Reaktor yang Efisien

Desain bioreaktor yang sesuai, seperti fermentor berpengaduk kontinu (CSTR) atau reaktorbatch, sangat penting untuk memastikan efisiensi proses dan pemanfaatan substrat secara maksimal. Reaktor yang dirancang kurang optimal dapat menghasilkan efisiensi rendah dan memerlukan lebih banyak energi.

6. Tantangan Skala Industri

Teknologi biohidrogen dari POME saat ini sebagian besar masih pada tingkat laboratorium atau skala pilot. Untuk diterapkan secara luas, dibutuhkan investasi besar, peningkatan skala, dan integrasi dengan sistem industri.

Keuntungan Mengolah POME

1. Ramah Lingkungan

Mengolah POME menjadi biohidrogen dapat mengurangi emisi gas metana dari kolam terbuka hingga 30 kali lebih rendah.

2. Ekonomi Sirkular

POME yang dulunya hanya dibuang kini bisa menjadi sumber energi baru, mendukung konsep ekonomi hijau.

3. Potensi Ekspor

Dengan target pemerintah untuk menciptakan pasar hidrogen, biohidrogen dari POME bisa menjadi salah satu komoditas energi baru Indonesia.

Untuk memaksimalkan potensi ini, perlu sinergi antara pemerintah, industri, dan lembaga penelitian. Fokus harus diberikan pada:

  • Investasi dalam penelitian teknologi fermentasi untuk meningkatkan efisiensi produksi.
  • Pengembangan kebijakan insentif bagi industri yang ingin mengolah POME menjadi biohidrogen.
  • Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya energi terbarukan.

Kawan GNFI, Indonesia punya peluang besar untuk menjadi pemain utama dalam energi bersih dunia melalui biohidrogen dari POME. Dari limbah menjadi energi, langkah ini tak hanya membawa manfaat lingkungan tetapi juga ekonomi. Jadi, mari kita dukung inovasi ini untuk masa depan Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AN
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.