Bubur pedas merupakan salah satu makanan tradisional yang berasal dari daerah Sambas, Kalimantan Barat. Apakah Kawan pernah mencoba makan tradisional yang satunya?
Meskipun bernama bubur pedas, sebenarnya makanan tradisional ini tidak menggunakan cabai di dalamnya. Meskipun demikian, penamaan makanan tradisional ini memang berasal dari cita rasa yang didapatkan ketika mengonsumsinya.
Lantas mengapa makan ini bisa memiliki cita rasa pedas meskipun tidak menggunakan cabai di dalamnya? Dari mana cita rasa yang ada dalam bubur pedas tersebut didapatkan?
Simak ulasan lengkap terkait makanan tradisional yang satu ini dalam artikel berikut.
Mengenal Bubur Pedas
Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, bubur pedas merupakan salah satu makanan tradisional yang bisa Kawan jumpai di daerah Sambas, Kalimantan Barat. Selain itu, makanan tradisional ini juga banyak dijual di daerah Kalimantan Barat lainnya, yakni Pontianak.
Secara umum, bubur pedas cukup populer di tengah masyarakat Melayu. Makanan ini seringkali menjadi pilihan untuk dikonsumsi oleh masyarakat setempat.
Tidak heran, bubur pedas ini juga bisa Kawan jumpai di daerah yang kental dengan budaya Melayu lainnya, seperti di Tambelan Kepulauan Riau. Bahkan keberadaan makanan tradisional ini juga sampai ke Serawak, Malaysia.
Meskipun bubur pedas bisa dijumpai di berbagai daerah lain, pada dasarnya makanan tradisional ini pada awalnya berasal dari Sambas. Oleh masyarakat setempat, bubur pedas seringkali disajikan sebagai salah satu menu takjil pada saat berbuka puasa di bulan Ramadan.
Selain dikenal dengan nama bubur pedas, makanan tradisional ini juga sering disebut sebagai bubbor paddas. Penamaan makanan tradisional ini berasal dari ungkapan masyarakat Sambas terhadap bubur yang kaya akan rempah-rempah tersebut.
Penuh dengan Isian
Jika dilihat secara bentuk, bubur pedas mungkin terlihat berbeda dengan bubur lain sejenisnya, seperti bubur putih, bubur ayam, dan lainnya. Jika bubur lain tersebut didominasi oleh warna putih, bubur pedas justru memiliki tampilan yang berwarna gelap.
Selain itu, bubur pedas juga memiliki isian yang sangat komplet. Paskalina Oktavianawati dalam bukunya yang berjudul Mengenal Bubur Tradisional Nusantara menjelaskan bahwa bubur pedas memiliki isian berbagai macam jenis sayuran, mulai dari kacang panjang, pakis, hingga taoge serta sumber protein, seperti kacang dan lainnya.
Bahan utama dari bubur beras berasal dari beras yang dimasak dengan air yang banyak. Hal ini mungkin sedikit berbeda jika dibandingkan jenis bubur lain yang biasanya menggunakan tepung beras atau tepung terigu sebagai bahan dasarnya.
Sementara itu untuk toping-nya, bubur pedas menggunakan berbagai macam tambahan. Terdapat beberapa jenis sayuran yang biasanya digunakan toping, seperti taoge, kacang panjang, kangkung, wortel, daun kesum, dan lainnya.
Daun kesum atau daun laksa merupakan salah satu tambahan unik yang bisa Kawan temukan dalam bubur pedas. Daun yang berbentuk kecil dan memanjang ini memiliki aroma dan cita rasa yang khas.
Jika Kawan bertanya dari mana asal rasa pedas dari bubur ini, maka jawabannya terletak pada penggunaan daun kesum ini. Meskipun tidak menggunakan cabai dalam pembuatannya, setiap penikmat makanan tradisional khas sambas ini tetap bisa merasakan cita rasa pedas dari penggunaan bahan dasar tersebut.
Nantinya bubur putih yang sudah dimasak akan dicampurkan dengan berbagai macam sayuran tersebut. Selain itu, Kawan juga bisa menambahkan tambahan lainnya, seperti kacang, ikan teri, dan bawang untuk menambah cita rasa yang didapatkan ketika mengonsumsi makanan tradisional tersebut.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News