Legenda Bulalo Lo Limutu merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah Gorontalo. Legenda ini menceritakan tentang asal usul Danau Limboto yang ada di daerah tersebut.
Simak cerita lengkap dari legenda Bulalo Lo Limutu dalam artikel berikut ini.
Legenda Bulalo Lo Limutu
Dinukil dari buku Marina Asril Reza yang berjudul 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi, diceritakan pada zaman dahulu di daerah Limboto terdapat sebuah mata air yang bernama Tupalo. Mata air ini sering digunakan sebagai tempat mandi para bidadari yang turun dari kahyangan.
Pada suatu hari, turun seorang pemuda tampan dari kahyangan. Pemuda ini bernama Jilumoto.
Dirinya turun ke bumi dan menyamar sebagai manusia biasa. Ketika turun ke bumi, dirinya datang ke Telaga Tupalo dan menunggu bidadari lain turun dari kahyangan.
Benar saja, salah seorang bidadari bernama Mbu'i Bungale benar-benar turun dan mandi di telaga tersebut. Ketika bidadari ini mandi, Jilumoto menyembunyikan sayap yang dimiliki oleh Mbu'i Bungale.
Hal ini membuat bidadari tersebut kembali ke kahyangan. Singkat cerita, Jilumoto akhirnya menikahi Mbu'i Bungale dan mendirikan rumah di atas bukit yang bernama Huntu Lo Ti'opo.
Pada suatu hari, Mbu'i Bungale menemukan sebuah mustika sebesar telur itik. Mustika ini kemudian disebut sebagai Bimelula.
Bidadari tersebut memutuskan untuk menyimpan mustika itu di Telaga Tupalo. Dia menyembunyikan mustika tersebut dengan sebuah tolu atau tudung.
Hari demi hari kemudian berlalu. Pada suatu hari, datang empat orang pengembara yang singgah ke Telaga Tupalo untuk beristirahat.
Mereka mandi dan membersihkan badan di telaga tersebut. Ketika sedang mandi, salah seorang pengembara tidak sengaja menemukan tolu yang digunakan Mbu'i Bungale untuk menutup Bimelula.
Pengembara ini kemudian mengangkat tudung tersebut. Tiba-tiba angin topan dan badai muncul ketika para pengembara mengangkat tolu yang ada di Telaga Tupalo.
Keempat pengembara ini kemudian berlindung untuk menyelamatkan diri. Setelah badai reda, keempat pengembara ini kembali ke telaga tersebut.
Selang beberapa saat, Mbu'i Bungale datang ke Telaga Tupalo bersama suaminya, Jilumoto. Ketika Mbu'i Bungale hendak mengambil tolu yang ada di telaga tersebut, keempat pengembara ini langsung menghadang mereka.
Pengembara ini berkata bahwa tolu tersebut merupakan milik mereka. Mbu'i Bungale kemudian menantang pengembara tersebut untuk membuktikan perkataan mereka.
Jika para pengembara ini bisa memperluas mata air tersebut, maka Mbu'i Bungale akan memberikan tolu tersebut kepada mereka. Pengembara ini menyanggupi persyaratan tersebut.
Mereka kemudian menggali pinggiran telaga untuk memperluas mata air itu. Namun usaha mereka ternyata sia-sia dan tidak membuahkan hasil.
Para pengembara ini kemudian menantang balik Mbu'i Bungale untuk membuktikan perkataannya. Dalam sekejap, mata air tersebut langsung meluas sebesar danau.
Mbu'i Bungale dan Jilumoto sudah menyelamatkan diri ke atas pohon. Sebaliknya para pengembara yang tidak siap justru tenggelam dan berusaha menyelamatkan diri.
Para pengembara ini kemudian meminta bantuan kepada Mbu'i Bungale. Akhirnya bidadari tersebut menyelamatkan para pengembara agar tidak tenggelam di dasar danau.
Akhirnya para pengembara mengakui kesalahan mereka. Tolu tersebut kemudian diberikan kembali kepada Mbu'i Bungale.
Bidadari tersebut kemudian mengangkat tudung dan mengambil mustika yang ada di dalamnya. Tidak lama kemudian, mustika tersebut menetas dan berisi seorang anak gadis cantik.
Mbu'i Bungale dan Jilumoto kemudian memberi anak gadis itu nama Tilango Lo Hulolo. Sementara itu, Telaga Tupalo yang sudah meluas menjadi danau kemudian diberi nama Bulalo Lo Limutu yang berarti danau dari jeruk yang berasal dari kahyangan.
Telaga Tupalo yang meluas inilah yang kemudian diyakini sebagai asal usul Danau Limboto yang ada di Gorontalo hingga sekarang.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News