pernikahan adat batak tidak cukup hanya satu hari berikut serangkaiannya - News | Good News From Indonesia 2025

Pernikahan Adat Batak Tidak Cukup Hanya Satu Hari, Berikut Serangkaiannya!

Pernikahan Adat Batak Tidak Cukup Hanya Satu Hari, Berikut Serangkaiannya!
images info

Pernikahan Adat Batak Tidak Cukup Hanya Satu Hari, Berikut Serangkaiannya!


Indonesia sebagai salah satu negara pemilik suku bangsa terbanyak di dunia membuatnya otomatis diisi oleh keberagaman adat dan istiadat yang berbeda-beda. Pada dasarnya masing-masing suku memiliki ajaran dan nilainya tersendiri.

Oleh sebab itu, setiap penganutnya pun diharapkan untuk selalu menerapkan apa-apa yang sudah ditetapkan.

Berbicara tentang ajaran, setiap suku juga menetapkannya pada serangkaian adat pernikahan. Maka, bagi pasangan yang akan menikah tidak hanya dihadapkan pada syarat-syarat negara, tetapi juga adat dari sukunya itu sendiri. Meski pada kenyataannya, semakin ke sini semakin jarang pula pasangan mengikutinya.

Hal itu dikarenakan banyaknya serangkaian yang harus dilalui. Salah satunya seperti pada suku Batak.

Rangkaian Proses Pernikahan Adat Batak

Mangaririt

Proses ini adalah tahap pemilihan pasangan perempuan dari keluarga untuk calon laki-laki. Biasanya, mangaririt ini dihadapi bagi yang sering merantau hingga tidak lagi memiliki waktu untuk mencari pasangan. Maka, pihak keluargalah yang akan mencari sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

baca juga

Mangalehon Tanda

Berbanding terbalik dengan mangaririt, mangalehon tanda adalah proses yang akan dilalui oleh laki-laki yang sudah menemukan calon pendamping. Sesuai pada kata “tanda” pada istilahnya, pada tahap ini kedua pasangan harus saling memberikan tanda sebagai bentuk keterikatan.

Biasanya, calon laki-laki akan memberikan uang atau cincin sebagai tanda, sedangkan calon perempuan memberikan kain sarung.

Marhusip

Dalam bahasa Indonesia, marhusip berarti berbisik. Secara istilah juga bisa dikatakan sebagai lamaran. Bedanya, apa yang dibicarakan oleh kedua belah pihak keluarga tidak diketahui orang lain. Dengan kata lain, lamaran di sini dilakukan secara tertutup.

Marhata Sinamot

Marhata sinamot ini kurang lebih seperti mahar bila dalam Islam, tetapi dalam bentuk uang. Adapun jumlah dari sinamot itu sendiri disepakati oleh kedua belah pihak. Selain itu, di tahap ini juga akan membahas terkait hewan apa yang akan disembelih, jumlah ulos yang akan diberikan, penyebaran undangan, hingga lokasi pernikahan.

Martumpol

Bila sebelumnya “pertunangan” dilakukan secara tertutup, maka di tahap inilah waktunya melakukan pertunangan secara terbuka. Hanya saja, di martumpol, calon pengantin akan berhadapan dengan pengurus jemaat gereja dan diikat dalam janji untuk melangsungkan acara pernikahan. Maka dari itu, lokasi berlangsungnya acara ini adalah di gereja.

Martonggo Raja

Martonggo raja adalah proses di mana calon pengantin akan membahas serangkaian prosesi hari-H lebih detil lagi, melibatkan seluruh anggota keluarga sekaligus membagi tugas-tugas yang ada pada prosesi.

Manjalo Pasu-Pasu

Di tahap ini, calon pengantin akan melaksanakan pemberkatan oleh pendeta di gereja agar sah menjadi suami-istri menurut gereja. Setelah itu, barulah pengantin pulang ke rumah dan melanjutkan upacara adat Batak.

Alaon Unjuk

Setelah dilakukan pemberkatan oleh pendeta, selanjutnya pengantin juga harus meminta pemberkatan dari seluruh anggota keluarga, khususnya orang tua. Pastinya sekaligus memanjatkan doa-doa dan diikuti dengan pemberian ulos.

baca juga

Dialap Jual

Dialap jual secara umum kita kenal dengan istilah “ngunduh mantu”. Jadi, bila pesta pernikahan diadakan di rumah pengantin perempuan, maka di tahapan ini, bergantian dilaksanakan di tempat pengantin laki-laki.

Ditaruhon Jual

Kebalikan dari dialap jual, ditaruhon jual dilakukan bila awalnya pernikahan diadakan di rumah pengantin laki-laki. Dengan begitu, di proses ini pengantin perempuan dipersilakan “pulang” ke tempat orang tuanya, agar kemudian diantar kembali oleh sanak saudara.

Paulak Une

Tahapan ini adalah prosesi di mana kedua pihak keluarga saling berkunjung. Pihak pengantin terlebih dahulu berkunjung ke rumah pihak laki-laki, kemudian bergantian. Biasanya paulak une ini dilakukan beberapa hari setelah proses upacara pernikahan dilakukan.

Manjae

Setelah kedua pasangan sudah lama menjalani kehidupan berumah tangga, maka Manjae dilakukan untuk membagi “penghasilan” pihak laki-laki. Misalnya, jika laki-laki itu adalah anak bungsu, maka ia akan mewarisi rumah orang tuanya.

Maningkir Tangga

Maningkir tangga bisa dibilang sebagai balasan dari pihak keluarga perempuan atas kunjungan pihak laki-laki. Di sini juga nantinya akan mendapat gambaran seperti apa keadaan social, ekonomi, dan spiritual pihak laki-laki.

Sebagai tambahan informasi, seperti yang kita ketahui bahwa suku Batak terbagi lagi ke dalam beberapa sub-suku. Oleh karena itu, jika sekiranya ada perbedaan pada penyampaian di artikel ini, mungkin terdapat dikarenakan adanya perbedaan sebutan atau istilahnya saja.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.