Jika diadakan perbandingan Shin Tae-yong vs Patrick Kluivert dalam hal pengalaman dan prestasi, siapa yang paling unggul?
Nama Patrick Kluivert santer digadang-gadang sebagai calon Pelatih Timnas Indonesia. Ia disebut-sebut bakal menggantikan Shin Tae-yong.
Sebagaimana diketahui PSSI resmi mengunumkan pemberhentian Shin Tae-yong sebagai Pelatih Timnas Indonesia. PSSI menyebut bahwa nama pelatih baru akan diumumkan pada 12 Januari 2025.
Meski belum ada pengumuman resmi, santer beredar kabar Kluivert akan jadi pelatih berikutnya. Apalagi, jurnalis kenamaan Italia, Fabrizio Romano, sudah menyatakan bahwa Kluivert memang akan jadi pelatih Indonesia dengan kontrak 2 tahun plus opsi perpanjangan 2 tahun.
Kali ini, GNFI merangkum perbandingan antara Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert dalam hal pengalaman dan prestasi.
Pengalaman Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert
Dengan usianya yang kini menginjak 54 tahun, Shin Tae-yong punya pengalaman melatih selama sekitar 20 tahun. Setelah pensiun bermain pada 2005, pada tahun yang sama ia juga menjadi asisten pelatih di klub terakhir yang dibelanya, Queensland Roar.
Sekitar tiga tahun Shin menjabat asisten di Queensland Roar, ia lalu mudik ke negara asalnya, Korea Selatan, untuk melatih ke klub yang membesarkan namanya saat masih bermain, Seongnam Ilhwa Chunma. Kali ini, ia menjabat pelatih kepala dan bekerja di sana hingga 2012.
Pada 2014, Shin ditunjuk oleh Asosiasi Sepak Bola Korea untuk melatih timnas bersama Uli Stielike. Ia juga ditugasikan menangani Timnas U-23 Korsel. Di timnas, Shin sempat dipindahkan ke tim U-20, lalu dipercaya melatih tim senior.
Selepas mendampingi Korsel di Piala Dunia 2018, Shin sempat vakum selama sekitar dua tahun sebelum akhirnya diminta PSSI untuk melatih Indonesia. Sejak 2020 hingga 2025, ia mengantarkan Garuda tampil di berbagai ajang bergengsi.
Sementara itu, pengalaman melatih Kluivert dimulai pada 2008 denganenjadi asisten pelatih AZ Alkmaar, lalu Brisbane Roar, dan NEC Nijmegen hingga 2011. Ia kemudian sempat menjabat pelatih kepala Jong Twente sebelum ditarik ke Timnas Belanda pada 2012 untuk menjadi asisten Louis van Gaal.
Menjadi asisten van Gaal hingga 2015, Kluivert hijrah ke Timnas Curacao untuk menjadi asisten kepala. Namun, kiprahnya hanya berlangsung sebentar. Pada 2016, eks striker Barcelona itu hengkang lagi menuju tim yunior Ajax, lalu menjadi asisten pelatih di Timnas Kamerun.
Sempat kembali sesaat ke Curacao pada 2021, Kluivert menjajal persaingan di Liga Turki bersama Adana Demirspor pada 2023. Namun lagi-lagi kiprahnya hanya bertahan sesaat, dan sejak itu ia tidak terikat dengan tim manapun.