Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert memaparkan filosofi permainannya adalah sepak bola menyerang. Hal ini jelasnya sesuai dengan gaya bermain ala Belanda yaitu total football.
"Saya suka bermain sepak bola yang menyerang, saya suka kalau tim kami punya football posessionyang bagus," kata pelatih berusia 48 tahun tersebut dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu.
Mantan legenda Ajax Amsterdam ini mengungkapkan penguasaan bola sangat penting dalam permainannya. Dia menjelaskan bila para pemainnya ingin mencetak gol, harus bisa menguasai bola.
Kluivert menuturkan menyukai formasi menyerang 4-3-3 gaya Belanda. Formasi ini dirinya terapkan ketika membesut sebagai asisten pelatih di Timnas Belanda.
“Kalau mau cetak gol, tentu kita harus menguasai bola", paparnya.
Melihat pemain
Tetapi Kluivert tak akan memaksakan formasinya langsung kepada pemain. Hal ini karena selama lima tahun para pemain Timnas terbiasa menggunakan pola tiga bek.
Kluivert mengaku akan melihat dulu sejauh mana para pemain timnya beradaptasi dengan gaya bermain baru setelah memakai gaya tiga bek di bawah Shin Tae-yong.
"Jadi terlebih dahulu saya ingin lihat para pemain cocok di mana, baru kita implementasikan. Karena dalam bermain sepak bola, sistem bisa saja berubah di lapangan. Dengan sistem 4-3-3, para pemain perlu punya sikap adaptif, mereka harus tahu mau melakukan apa di situasi seperti apa," kata Kluivert menjelaskan.
Debut Kluivert melatih Indonesia adalah dua laga putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Australia dan Bahrain pada 20 dan 25 Maret mendatang.
"Dan posisi awal kita, kita harus mengapresiasi dulu kemampuan tim kita dan memanfaatkan kekuatan yang ada di tim kita," katanya.
Menit bermain
Tetapi Kluivert memastikan tidak akan pandang bulu terhadap para pemain timnas tersebut. Mantan striker Timnas Belanda ini menekankan pentingnya para penggawa Timnas Indonesia agar dapat menit bermain yang cukup di level klub.
Menurut dia, faktor tersebut merupakan cara agar dirinya dapat menilai kebugaran setiap pemainnya. Kluivert menegaskan, tidak akan memberi kesempatan pemain yang kurang menit bermain di klub untuk tampil bersama timnas.
“Jika para pemain tidak punya menit bermain di klub, maka kamu tidak bisa dapat kesempatan. Kami juga harus diskusikan situasi dengan pelatih fisik pemain di klub. Hal-hal semacam ini sangat penting,” kata Kluivert.
“Tidak hanya mereka datang, lalu main. Kami harus benar-benar cek bagaimana mereka berlatih, apakah mereka ada latihan ekstra,” lanjut dia.
Di era coach Shin, beberapa pemain langganan timnas justru kurang menit bermain di level klub. Misalnya, Pratama Arhan yang dalam satu musim hanya bermain selama empat menit bersama Suwon FC.
Nam lain adalah Marselino Ferdinan yang selama satu setengah musim bersama KMSK Deinze hanya mencatatkan empat kali bermain.
“Seperti yang saya bilang, ada beberapa pemain yang sudah sering main di klub, ada yang belum,” kata nya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
