mendaki masa lalu di gunung pulosari - News | Good News From Indonesia 2025

Mendaki Jejak Masa Lalu di Gunung Pulosari, Sejarah dan Rekomendasi Tempat!

Mendaki Jejak Masa Lalu di Gunung Pulosari, Sejarah dan Rekomendasi Tempat!
images info

Mendaki Jejak Masa Lalu di Gunung Pulosari, Sejarah dan Rekomendasi Tempat!


Gunung Pulosari di Kabupaten Pandeglang, Banten pada masa kini merupakan tempat pendakian yang kerap ramai oleh para wisatawan. Dengan ketinggian 1.346 meter di atas permukaan laut, gunung ini memiliki rute yang cukup menantang.

Namun, apakah Kawan GNFI tahu kalau Gunung Pulosari menyimpan jejak-jejak hunian masyarakat di masa lalu?Yuk, kita telusuri jejak-jejak masa lalu di Gunung Pulosari!

Kisah Tunduknya Gunung Pulosari

Diceritakan bahwa suatu ketika Maulana Hasanuddin sedang berkelana ke Gunung Pulosari. Pada waktu itu, terdapat perkampungan yang dihuni oleh 800 agamawan di Gunung Pulosari. Perkampungan ini dikepalai oleh seseorang dengan gelar Pucuk Umun.

Sesampainya Maulana Hasanuddin di Gunung Pulosari, ia menjumpai 800 agamawan sedang berada dalam kecemasan dikarenakan lenyapnya pemimpin mereka. Para agamawan ini kemudian menghadap Maulana Hasanuddin dan mengakui dia sebagai Pucuk Umun mereka yang baru.

Kisah di atas merupakan kutipan dari isi naskah Sajarah Banten yang ditulis oleh Hoesein Djajadiningrat dalam bukunya Tinjauan Kritis Tentang Sajarah Banten. Episode cerita di atas merupakan cerita perjalanan hidup Sultan Maulana Hasanuddin sebelum diangkat menjadi Sultan Banten oleh ayahnya Sunan Gunung Djati.

Jejak-Jejak Agama Hindu di Gunung Pulosari

Gunung Pulosari setidak-tidaknya pertama kali disebutkan dalam naskah Sanghyang Sasana Maha Guru. Diceritakan dalam naskah tersebut bahwa kakek sang penulis bernama Bagawar Sang Gasri mencari ilmu di daerah Pulasari.

Hal ini menyiratkan bahwa Gunung Pulosari pada masa lalu merupakan daerah keagamaan. Keterangan naskah ini didukung dengan bukti arkeologis berupa arca bercorak agama Hindu. Arca-arca yang ditemukan antara lain arca Siwa, Brahma, Ganesha, dan Durga Mahisasuramardini.

Arca Durga Mahisasuramardini | Source: KITLV
info gambar

Arca Durga Mahisasuramardini | Source: KITLV


baca juga

Jejak-Jejak Arkeologis Pada Masa Kini

Nah, hingga masa kini, daerah Gunung Pulosari menyimpan banyak sekali peninggalan-peninggalan arkeologis, loh! Berikut ini beberapa tinggalan arkeologis di Gunung Pulosari yang bisa Kawan GNFI kunjungi:

1. Situs Batu Ranjang

Situs Batu Ranjang terletak di lereng Gunung Pulosari yang secara administratif terletak di Kampung Cidaresi, Desa Batu Ranjang, Kecamatan Cipeucang, Kabupaten Pandeglang, Banten. Situs ini diduga berfungsi sebagai media aktivitas pemujaan arwah leluhur di masa lalu. 

Situs Batu Ranjang | Source: Irgiansyah Dimas Nugraha
info gambar

Situs Batu Ranjang | Source: Irgiansyah Dimas Nugraha


2. Situs Batu Bergores Cidaresi

Situs Batu Bergores Cidaresi terletak di Kampung Cidaresi, Desa Batu Ranjang, Kecamatan Cipeucang, Kabupaten Pandeglang, Banten. Batu Bergores Cidaresi merupakan sebuah batu monolit yang memiliki goresan-goresan berbentuk segitiga yang di bagian dalam segitiga tersebut terdapat satu buah lubang yang berada di tengah-tengahnya. Temuan arkeologis ini diduga terkait erat dengan simbol kesuburan.

Situs Batu Bergores Cidaresi | Source: Dokumentasi Pribadi
info gambar

Situs Batu Bergores Cidaresi | Source: Dokumentasi Pribadi


3. Situs Citaman

Situs Citaman secara administratif terletak di Desa Sukasari, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pandeglang, Banten. Situs ini merupakan mata air dan kolam dengan berbagai ukuran dan bentuk. Menukil dari buku Database Cagar Budaya dan Objek Diduga Cagar Budaya di Kabupaten Pandeglang, keberadaan kolam-kolam tersebut diduga sebagai tempat awal mensucikan diri sebelum ritual keagamaan berlangsung di atas bukit.

Temuan Arkeologis di Situs Citaman | Source: Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten
info gambar

Temuan Arkeologis di Situs Citaman | Source: Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten


4. Situs Batu Gong

Situs Batu Goong terletak di Kampung Cigadung, Desa Sukasari, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pandeglang, Banten. Situs ini terletak tidak jauh dari Situs Citaman. Dinamakan Batu Goong karena terdapat artefak batu yang berbentuk seperti alat musik goong (alat musik tradisional).

Di situs ini Kawan GNFI akan menjumpai punden berundak. Selain itu terdapat pula temuan seperti menhir, batu silinder, dan artefak berbentuk gong kecil (kenong).

Temuan Arkeologis Situs Batu Goong | Source: Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten
info gambar

Temuan Arkeologis Situs Batu Goong | Source: Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten


5. Situs Sanghyang Dengdek

Situs Sanghyang Dengdek terletak di Desa Sanghyang Dengdek, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pandeglang, Banten. Di tempat ini, Kawan GNFI dapat menjumpai sebuah menhir yang berbentuk menyerupai manusia.

Menhir di Situs Sanghyang Dengdek | Source: Balai Pelestarian Cagar Budaya
info gambar

Menhir di Situs Sanghyang Dengdek | Source: Balai Pelestarian Cagar Budaya


6. Situs Sanghyang Heuleut

Situs Sanghyang Heuleut terletak di Desa Kaduhejo, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pandeglang, Banten. Di Situs ini terdapat sebuah menhir yang merupakan media pemujaan kepada leluhur di masa lalu.

Menhir di Situs Sanghyang Heuleut | Source: Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten
info gambar

Menhir di Situs Sanghyang Heuleut | Source: Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten


Nah, sekarang Kawan GNFI sudah mengetahui sejarah dari Gunung Pulosari. Ternyata Gunung Pulosari tidak hanya memiliki pemandangan alam yang indah, tetapi juga cerita masa lalu yang menarik untuk ditelusuri. Apakah Kawan GNFI berminat untuk menjelajahi Gunung Pulosari?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

ID
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.