legenda tapa tuladenggi dan panthungo dari gorontalo asal usul nama daerah tersebut - News | Good News From Indonesia 2025

Legenda Tapa, Tuladenggi, dan Panthungo dari Gorontalo, Asal Usul Nama Daerah Tersebut

Legenda Tapa, Tuladenggi, dan Panthungo dari Gorontalo, Asal Usul Nama Daerah Tersebut
images info

Legenda Tapa, Tuladenggi, dan Panthungo dari Gorontalo, Asal Usul Nama Daerah Tersebut


Legenda Tapa, Tuladenggi, dan Panthungo merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah Gorontalo. Legenda ini bercerita tentang asal usul penamaan dari ketiga daerah tersebut.

Bagi Kawan yang penasaran dengan cerita lengkap legenda Tapa, Tuladenggi, dan Panthungo, bisa menyimak kisahnya dalam artikel berikut ini.

Legenda Tapa, Tuladenggi, dan Panthungo

Dilansir dari buku Yusup Kristianto yang berjudul Cerita Rakyat Indonesia: 40 Cerita Rakyat Nusantara, dari Aceh sampai Papua, Disertai Lagu Anak, dikisahkan pada zaman dahulu terdapat sebuah kerajaan yang berdiri di daerah Gorontalo. Kerajaan ini memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas.

Pada suatu hari, sang raja ingin melihat daerah kekuasaan yang berada jauh dari istana kerajaan. Sebab selama ini dia lebih banyak menghabiskan waktu untuk memimpin kerajaan dari istananya.

Akhirnya sang raja menyampaikan maksudnya tersebut kepada para petinggi kerajaan. Dirinya hendak melihat kondisi daerah yang jauh sembari bertemu dengan rakyat yang mendiami wilayah tersebut.

Para petinggi kerajaan akhirnya mengikuti kehendak sang raja. Mereka kemudian mempersiapkan berbagai hal untuk perjalanan sang raja tersebut.

Setelah semua persiapan selesai dilakukan, akhirnya raja memulai perjalanannya menuju daerah-daerah yang jauh dari istana. Banyak pengawal istana yang ikut mendampingi perjalanan sang raja tersebut.

Perjalanan yang dilakukan ini melalui medan yang menantang. Rombongan sang raja mesti melewati perbukitan, sungai, dan medan lainnya.

Setelah berjalan cukup jauh, sang raja akhirnya memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu di sebuah tempat. Daerah tempat sang raja beristirahat ini berada di perbukitan.

Ketika istirahat, sang raja berkata bahwa seluruh pengawal tidak perlu bersikap kaku di hadapannya. Semua pengawal akhirnya bersenda gurau bersama sang raja ketika beristirahat di tempat tersebut.

Salah seorang pengawal kemudian bertanya apa nama tempat mereka sedang beristirahat tersebut. Tiba-tiba salah seorang pengawal menyebutkan kata "Tapa" sebagai nama daerah tempat mereka beristirahat.

Nama "Tapa" ini berarti pelepasan jabatan sementara. Hal ini merujuk kepada sikap raja yang melepas titel kerajaan yang dia miliki dan bergaul serta bercanda dengan seluruh masyarakat.

Sang raja kemudian menyetujui penamaan "Tapa" tersebut. Akhirnya daerah tempat rombongan raja beristirahat ini dinamakan dengan Tapa.

Rombongan raja kemudian kembali melanjutkan perjalanan. Setelah berjalan cukup jauh, sang raja kembali memutuskan untuk beristirahat di sebuah tempat.

Ketika beristirahat, sang raja menginstruksikan untuk membuka bekal makanan yang mereka bawa. Sang raja mengajak semua rombongan untuk makan sembari mengisi kembali tenaga mereka.

Seluruh rombongan kemudian melakukan titah raja tersebut. Mereka memakan persediaan yang sudah dipersiapkan dari istana sebelumnya.

Setelah selesai beristirahat, sang raja kemudian menyuruh pengawalnya untuk kembali berkemas. Namun terdapat satu orang pengawal bernama Denggi yang ingin menambah makanannya.

Hal ini tentu memunculkan perselisihan dengan pengawal lainnya. Sebab mereka menganggap Denggi rakus dan memakan persediaan yang sudah dibagi-bagi sebelumnya.

Akibat peristiwa ini, sang raja kemudian memutuskan untuk memberi nama daerah tersebut sebagai "Tuladenggi". Kata "Tula" memiliki arti sebagai rakus.

Sementara itu, kata "Denggi" merujuk kepada nama pengawal yang mengakibatkan perselisihan tersebut. Akhirnya daerah ini kemudian dikenal dengan nama Tuladenggi.

Rombongan raja kembali melanjutkan perjalanan mereka. Setelah berjalan sekian lama, akhirnya mereka sampai di sebuah tempat yang berada lembah.

Daerah ini memiliki padang yang luas. Tidak hanya itu, daerah ini cukup asri dengan berbagai macam kekayaan alam di sekitarnya.

Raja pun terkesima melihat daerah tersebut. Dirinya kemudian memberi nama daerah tersebut sebagai "Panthungo". Nama "Panthungo" ini berarti sebagai kayu pegangan untuk alat berkebun.

Penamaan ini diberikan karena sang raja berniat untuk mengembangkan pertanian di daerah tersebut. Sang raja kemudian menetap di daerah tersebut untuk mengembangkan sebuah pertanian sebelum akhirnya kembali ke istana kerajaan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.