Setiap tanggal 27 Rajab dalam Kalender Hijriah umat Muslim di seluruh Indonesia dan dunia merayakan Isra Mi'raj. Momen ini merupakan salah satu momen penting dalam sejarah umat Muslim, dikarenakan pada hari inilah diyakini Nabi Muhammad menerima perintah shalat.
Di Indonesia sendiri, dengan masyarakatnya yang dikenal memiliki suku dan budaya heterogen pastinya memiliki berbagai cara untuk memperingati momen bersejarah ini. Inilah beberapa cara unik masyarakat Indonesia untuk merayakan Isra Mi'raj.
1) Tradisi Rajaban, Cirebon
Rajaban merupakan tradisi masyarakat Cirebon untuk memperingati Isra Miraj yang jatuh pada tanggal 27 Rajab dalam Kalender Hijriah.

Selama Rajaban berlangsung, masyarakat Cirebon berbondong-bondong pergi berziarah ke Plangon, tempat dua makam penyebar ajaran agama Islam yakni Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan.
Keraton Kasepuhan Cirebon sendiri juga turut merayakan rajaban. Keraton Kasepuhan biasanya menggelar pengajian untuk umum dan melakukan tradisi membagikan nasi bogana kepada wargi keraton, kaum masjid, abdi dalem dan masyarakat mager sari.
Nasi bogana itu terdiri dari kentang, telor ayam, tempe, tahu, parutan kelapa dan bumbu kuning yang dijadikan satu.
2) Tradisi Nganggung, Bangka
Di Kelurahan Kampung Bukit, Kelurahan Toboali, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung punya tradisi untuk menyambut hari Isra Mi'raj. Nama tradisi itu adalah Tradisi Nganggung.
Nganggung adalah tradisi membawa makanan dari rumah masing-masing menggunakan dulang atau rantang. Makanan yang dibawa biasanya berupa kue, buah-buahan atau nasi lengkap dengan lauk pauknya.
Tradisi nganggung pada Isra Mi'raj biasanya tak hanya dilaksanakan warga Kampung Bukit, tetapi juga warga desa lain di Bangka Selatan.
3) Tradisi Rejeban Peksi Buraq, Yogyakarta
Yogyakarta juga punya tradisi Jawa yang telah ratusan tahun dilakukan di Kraton Yogyakarta. Nama tradisi tersebut adalah Rejeban Peksi Buraq.

Dua Burung Buraq sebagai simbol kendaraan Nabi Muhammad yang terbuat dari kulit jeruk bali dibawa oleh abdi dalem Kaji Selusin dari Bangsal Kencana Kraton Yogyakarta menuju Serambi Masjid Gede Kauman.
Burung Buraq itu bertengger di atas susunan gunungan buah yang terdiri dari beberapa macam buah seperti manggis, rambutan dan juga tebu. Nantinya, gunungan buah itu akan dibagikan kepada jamaah masjid usai pengajian.
4) Tradisi Nyadran Desa, Siwarak, Semarang
Ratusan warga di Kelurahan Kandri Kecamatan, Gunungpati, Semarang yaitu di RW 2 Kampung Siwarak mengikuti tradisi Nyadran Desa atau Haul Umum untuk memperingati Isra Mi’raj.
Dalam Nyadran itu juga diadakan kirab budaya seperti mengarak replika hewan badak Siwarak, gunungan berisi buah dan sayuran dari hasil bumi pertanian penduduk, alat musik lesung, permainan tradisional thek thek dan pawai drumband serta kelompok tani.

Sepanjang rute pawai, berbagai atraksi peserta tersebut menjadi tontonan warga yang sudah menunggu di depan rumahnya masing-masing. Musik drumband dan alunan lagu dari grup kempling dengan memukul rebana seakan memecah keheningan pagi di desa tersebut.
Setelah kirab, peserta menampilkan keterampilan seperti pencak silat dan tarian di tengah lingkaran. Kemudian peserta membawakan cerita awal mula daerah itu diberinama kampung Siwarak.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News