Sebelum memasuki era modern dimana hampir semua aspek kehidupan manusia ditunjang oleh teknologi, manusia menjalankan aktivitasnya secara konvensional. Kegiatan ini melibatkan aktivitas fisik yang memberikan dampak positif, baik dari aspek kesehatan maupun hubungan sosial.
Termasuk anak-anak dalam mengisi waktu luangnya. Beberapa dari Kawan GNFI, mungkin masih familiar dengan permainan-permainan tradisional yang mengisi waktu luang di masa kecil.
Hadirnya teknologi selain memberikan kemudahan juga memberikan ancaman, seperti menggerus keberadaan permainan-permainan tradisional. Saat ini, anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu luang dengan bermain game secara online daripada bermain secara konvensional. Keberadaan permainan tradisional masih dapat dijumpai di beberapa daerah, terutama di pedesaan dengan pengaruh modernisasi rendah.
Permainan tradisional berkembang hampir di seluruh penjuru negeri dengan nama dan jenis yang berbeda. Biasanya, setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing sesuai karakteristik budaya daerah tersebut.
Meskipun memiliki cara bermain yang mirip, terkadang masih dijumpai perbedaan dari setiap daerah seperti peraturan bermain dan nama permainan. Salah satu daerah yang memiliki permainan tradisional khas yaitu Jawa Barat.
Kawan GNFI asli Jawa Barat mungkin familiar dengan permainan oray-orayan. Berdasarkan penelitian Rudianto et al. pada tahun 2023, permainan tradisional dari Jawa Barat tersebut telah lama digemari oleh anak-anak dan bersifat turun-temurun antar generasi.
Oray-orayan berasal dari kata oray yang memiliki arti ular dalam bahasa Sunda. Mendapatkan akhiran-an yang memiliki makna menyerupai ular. Permainan ini dimainkan dalam bentuk kelompok dengan jumlah 7–20 anak laki-laki maupun perempuan. Lokasi permainan dapat dilakukan di lapangan atau halaman rumah.
Dalam memainkan oray-orayan, tidak dibutuhkan alat bantu atau media lain. Biasanya diiringi dengan senandung lagu dari para pemainnya. Berdasarkan penelitian Puspita (2019) dalam Ardillani et al. (2022), cara memainkan oray-orayan cukup sederhana seperti berikut:
- Para pemain yang berjumlah sekitar 7–20 orang (menyisakan dua orang) baris berjajar ke belakang menyerupai ular. Pemain yang mendapatkan posisi paling depan mendapatkan peran sebagai kepala ular, pemain yang ada di tengah menjadi bagian tubuh, serta paling belakang menjadi ekor.
- Setiap pemain, kecuali paling depan meletakkan tangan ke pundak pemain yang ada di depannya.
- Dua pemain yang tidak tergabung dalam barisan ular menjadi penjaga dengan mengangkat kedua tangan yang saling menempel membentuk seperti terowongan. Terowongan ini nantinya akan dilewati oleh barisan ular.
- Setelah mengatur formasi masing-masing, barisan ular tersebut mulai berjalan meliuk-liuk menuju terowongan dipimpin oleh kepala ular seolah-olah akan menerkam.
- Nantinya, penjaga terowongan akan menangkap satu per satu pemain dan akan diberikan pilihan antara dua penjaga. Masing-masing penjaga telah memilih kategori tertentu yang dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan.
- Pemain yang tertangkap dalam terowongan akan memutuskan salah satu pilihan yang diberikan, lalu berbaris di belakang salah satu pemain berdasarkan pilihan yang diambil.
Oray-orayan merupakan kaulinan urang lembur atau permainan tradisional yang dimainkan anak-anak dalam bahasa Sunda yang sudah seharusnya selalu dijaga keberadaannya. Mengingat aktivitas bermain ini melibatkan fisik yang memberikan manfaat bagi perkembangan anak-anak. Hal ini sejalan dengan penelitian Nurrahmah dan Ningsih (2018) dalam Ardilla (2019) bahwa permainan oray-orayan mampu meningkatkan kecakapan motorik kasar anak.
Permainan tradisional oray-orayan ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, melainkan dapat menjadi sarana untuk melakukan penelitian terhadap perkembangan anak-anak. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menggunakan permainan ini khususnya untuk melihat kemampuan dan keterampilan siswa. Selain itu, menggunakan permainan oray-orayan dinilai efektif sebagai media pembelajaran siswa.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
