mengenal malbi kuliner tradisional palembang versi manisnya rendang - News | Good News From Indonesia 2025

Mengenal Malbi, Kuliner Tradisional Palembang Versi Manisnya Rendang

Mengenal Malbi, Kuliner Tradisional Palembang Versi Manisnya Rendang
images info

Mengenal Malbi, Kuliner Tradisional Palembang Versi Manisnya Rendang


Ketika mendengar nama Palembang, Kawan GNFI pasti langsung kepikiran dengan kuliner Palembang terkenal yaitu pempek. Memang, mayoritas kuliner Palembang memang terbuat dari daging ikan.

Namun ternyata, kuliner tradisional Palembang tidak harus berbahan dasar daging ikan. Ada juga kuliner Palembang selain pempek yang berbahan dasar daging sapi.

Sekilas bentukannya mirip rendang dari Sumatera Barat. Namun saat Kawan GNFI mencoba lumuran kuahnya, ternyata rasanya manis dan gurih. Kawan GNFI yang nggak tahan pedas sangat disarankan mencoba kuliner tradisional Palembang bernama malbi ini! 

Semurnya Khas Palembang

Selain bentuknya mirip rendang, sekilas malbi juga mirip dengan semur. Hal ini dikarenakan baik malbi dan semur sama-sama bisa terbuat dari daging sapi bagian has atau paha. Oleh karenea itu, bisa dibilang bahwa malbi adalah olahan daging semur khasnya Palembang.

Namun jika Kawan GNFI lebih jeli, terdapat perbedaan mencolok pada semur dan malbi. Yaitu pada tekstur kuah siraman yang digunakan. Malbi lebih mirip dengan rendang, sebab kuahnya lebih kental akibat penggunaan rempah-rempah.

Sedangkan kuah semur relatif lebih encer. Layaknya semur, kini malbi tidak terbatas hanya menggunakan daging sapi saja. Sudah banyak variasi resep malbi ayam yang menggunakan daging ayam sebagai alternatif pembuatan malbi untuk menambah cita rasa.

Akulturasi Berbagai Kebudayaan

Layaknya kuliner tradisional Palembang lainnya, malbi merupakan hasil akulturasi berbagai kebudayaan seperti Arab, India dan Melayu. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan banyak jenis rempah dalam pembuatannya.

Banyak pendapat terkait asal-usul malbi. Pendapat yang umum ialah sejarah kuliner Palembang malbi sudah ada sejak zaman Kesultanan Palembang.

Saat itu, malbi hanya bisa dinikmati oleh kalangan atas saja. Bahkan pemasak malbi pun hanya boleh dari orang-orang Arab atau India saja. Namun hari ini, malbi sudah sangat merakyat dan bisa dinikmati semua kalangan.

Acara pernikahan adat Palembang | Foto : (Wikimedia Commons | Abudaud82)
info gambar

Acara pernikahan adat Palembang | Foto : (Wikimedia Commons | Abudaud82)


Umumnya, Kawan GNFI akan sering menemukan malbi di Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, serta secara prasmanan di acara pernikahan. Lazimnya juga malbi akan disajikan bersamaan dengan nasi minyak, kuliner kota Palembang yang enak.

Bumbu Kaya Rempah

Kuah malbi memanglah mirip dengan kuah rendang. Namun alih-alih pedas, malbi lebih berasa manis dan gurih. Sebab, asam jawa dan kecap manis digunakan dalam resepnya.

Selain itu malbi juga beraroma lebih kuat hasil perpaduan berbagai jenis rempah yaitu cengkeh, kayu manis, dan lada. Tidak hanya aroma, bumbu rempah juga meresap ke dalam daging dan memberikan cita rasa khas malbi.

Dalam proses pemasakannya pun, daging akan otomatis dilunakkan oleh perpaduan air masakan dan rempah. Sehingga saat dinikmati, daging malbi akan lebih lembut dan empuk ketika digigit.

Inovasi Penyajian

Kegiatan pengalengan daging malbi oleh Balitbangda Provinsi Sumsel | Foto : (Balitbangda Provinsi Sumatera Selatan)
info gambar

Kegiatan pengalengan daging malbi oleh Balitbangda Provinsi Sumsel | Foto : (Balitbangda Provinsi Sumatera Selatan)


Demi meningkatkan daya saing kuliner tradisional Palembang seperti malbi, tentu sangat perlu untuk terus melakukan inovasi. Di tahun 2023, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah melakukan pengalengan terhadap daging malbi.

Layaknya pangan kalengan lain seperti sarden dan kornet, proses ini bertujuan agar usia keawetan daging malbi menjadi lebih lama. Sehingga, daging malbi mampu menjangkau pasaran yang lebih luas baik di dalam maupun lua daerah.

Dilansir dari situs Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Sumatera Selatan, dalam sehari bisa diproduksi daging malbi sebanyak 358 kaleng.

Untuk menjamin keamanan konsumen, produk daging malbi kaleng ini juga telah berizin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan wajib dikarantina selama 2 minggu sebelum pemasaran.

Tentunya inovasi ini harus kita dukung ya Kawan GNFI, agar semakin banyak variasi kuliner asli Nusantara yang terkenal baik di dalam maupun luar negeri. Makin banyak orang yang berkesempatan menikmati kelezatan kuliner kota Palembang yang enak ini.

Nah, itu dia Kawan GNFI gambaran mengenai lezatnya kuliner Palembang selain pempek yang satu ini. Gimana, kira-kira kapan Kawan GNFI mau menikmati kelezatan malbi daging ini?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MI
IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.