kayu jati membuat joglo semakin berharga - News | Good News From Indonesia 2025

Kayu Jati, Membuat Joglo Semakin Berharga

Kayu Jati, Membuat Joglo Semakin Berharga
images info

Kayu Jati, Membuat Joglo Semakin Berharga


Kawan GNFI pasti sudah tidak asing dengan joglo. Rumah tradisional dari Jawa Tengah ini mempunyai bangunan yang unik dan mengandung makna di tiap bangunannya, sehingga berkesan di benak banyak orang. 

Namun, apakah Kawan GNFI tahu bahwa joglo, dalam sejarahnya, menunjukkan status sosial tertentu bagi para pemiliknya?

Beberapa alasan mengapa joglo menunjukkan status sosial seseorang dan mempunyai harga yang tinggi adalah karena cara pembuatan rumah joglo rumit, tetapi tetap dapat terlihat sederhana.

Selain itu, biaya yang besar dan waktu yang lama dalam pembuatannya membuat hanya kalangan atas tertentu saja yang mempunyai rumah joglo di masa lalu.

Tidak ketinggalan, material utama dari rumah joglo juga menjadi penunjuk status sosial dan dapat melambungkan harga rumah joglo itu sendiri. 

Penasaran mengapa? Mari, kita menelisik kayu jati, material utama rumah joglo!

baca juga

Sejarah Kayu Jati dalam Masyarakat Jawa

Pohon Jati (Pixabay, Bishnu Sarangi)
info gambar

Pohon Jati (Pixabay, Bishnu Sarangi)


Kayu jati awalnya datang dari Gujarat, India. Namun, setelah sampai ke tanah Jawa, pohon jati tersebut menjadi salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat. Terlebih, dengan iklim panas dan kering, serta tanah yang berbatu dan berkapur, pohon jati tumbuh subur di Pulau Jawa. 

Diwartakan dalam National Geographic, ketika masa penjajahan Belanda, kayu jati Blora atau Tectona grandis menjadi komoditas yang menguntungkan. Pemerintah Belanda pun menjual produk jati tersebut ke Eropa dengan harga yang mahal dan bangsa tersebut mengakui kualitas kayu jati Blora tersebut.

Dengan kualitasnya tersebut, ada masanya di mana pemerintah VOC ingin mengeksploitasi hutan jati yang berada di Jawa. 

Kemudian, dalam salah satu karya kesusastraan Jawa yang disusun oleh Pakubuwono V, Serat Centhini (1814-1824), tertulis informasi yang lengkap mengenai pohon jati. Karya tersebut menjelaskan bahwa kayu jati merupakan kayu berkualitas dan bernilai. 

Dengan begitu, tidak heran jika keraton Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta memakai kayu jati berkualitas tinggi dalam bangunannya. Bahkan, dalam Serat Centhini tersebut, dijelaskan juga bahwa memakai kayu jati punya sifat yang memengaruhi orang yang menghuni rumah tersebut.

Masyarakat Jawa mempunyai kepercayaan di mana pohon jati yang bercabang tiga–disebut trajumas, mengundang rezeki. Kemudian, pohon jati yang mempunyai lima cabang disebut pendhawa dan mempunyai watak yang kuat.

Dengan kepercayaan tersebut, masing-masing kayu jati dipakai untuk membangun bagian rumah yang berbeda-beda. 

baca juga

Kayu Jati Bernilai dan Mahal

Kayu jati sering dijadikan material dalam pembangunan joglo bukan tanpa ada sebab. Kayu jati dinilai tahan cuaca dan juga lebih kuat dibandingkan kayu lainnya. Selain itu, kayu jati punya tekstur dan warna yang mengesankan, sehingga dijual lebih mahal. 

Walaupun begitu, pengerjaan kayu jati lebih mudah sebab mudah dipotong. Maka dari itu, kayu jati sering menjadi pilihan utama sebagai bahan dasar pembuatan mebel atau rumah. Dengan beberapa alasan tersebut, kayu jati selalu ramai peminat walaupun harganya mahal. 

Sejarah kayu jati yang cukup berpengaruh dalam masyarakat Jawa serta kelebihannya tersebut membuat joglo menjadi lebih mengesankan, bukan? Mulai dari material yang dipilih serta desain yang tidak sembarangan tentu menjadi kombinasi yang membuat harga rumah joglo melambung.

baca juga

Jadi, apakah Kawan GNFI tertarik untuk mempunyai rumah joglo?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AR
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.