keliling kampung madinah di magetan punya 25 ribu santri hingga warganya suka pakai gamis - News | Good News From Indonesia 2025

Keliling Kampung Madinah di Magetan, Punya 25 Ribu Santri Hingga Warganya Suka Pakai Gamis

Keliling Kampung Madinah di Magetan, Punya 25 Ribu Santri Hingga Warganya Suka Pakai Gamis
images info

Keliling Kampung Madinah di Magetan, Punya 25 Ribu Santri Hingga Warganya Suka Pakai Gamis


Desa Temboro yang terletak di Kecamatan Karas, Temboro, Kabupaten Magetan, Jawa Timur mempunyai julukan unik yaitu Kampung Madinah. Ternyata julukan ini bukan tanpa alasan, pasalnya di sana masyarakatnya menggunakan pakaian jazirah Arab.

Dimuat dari Detik, ketika datang ke desa itu sangat lazim melihat kaum pria menggunakan thobe atau gamis panjang semata kaki, sedangkan para wanita kerap menggunakan abaya hitam dengan cadar untuk penutup wajah.

"Desa Temboro memang dikenal dengan sebutan kampung Madinah. Karena mayoritas warga berpakaian muslim untuk sehari-hari, baik pria maupun wanita. Yang pria pakai celana dan jubah dan kaum wanita memakai jilbab dan bercadar," kata Kepala Desa Temboro, Sabar.

baca juga

Selain itu, sepanjang jalan di desa itu juga mudah ditemui masjid. Sehingga, suasana desa yang seperti Kota Madinah di Arab Saudi bukan hanya saat bulan Ramadan saja, tapi setiap hari.

Ketika adzan berkumandang, kampung ini juga langsung sepi dari aktivitas. Masyarakat berbondong-bondok memenuhi ruangan masjid atau musala untuk segera menunaikan salat.

"Saya sendiri yang merupakan warga asli sini, tidak tahu siapa yang pertama kali mencetuskan sebutan Kampung Madinah. Tahunya sebutan Kampung Madinah itu sudah viral akhir-akhir ini dan heboh di media sosial, seperti Facebook dan Twitter," ujarnya.

Karena banyak pesantren

Sabar menduga julukan ini mulai muncul sejak tahun 1980-an. Pasalnya di Desa Temboro memiliki 4 Pondok Pesantren (Ponpes) untuk para santri menuntut ilmu agama.

Ponpes tersebut yakni Ponpes Al Fatah, Ponpes Al Qodir, Ponpes Roudhotut Tholibin, dan Ponpes Darul Muttaqin. Keempat Ponpes itu memiliki jumlah santri yang luar biasa. Bahkan, lebih besar dari penduduk Desa Temboro sendiri.

"Totalnya 25 ribu santri, paling besar dari Ponpes Al Fatah, jumlah santrinya belasan ribu dan tersebar di 5 lokasi di Desa Temboro. Padahal jumlah penduduk Temboro hanya 7.500 jiwa," terang Sabar.

baca juga

Karena mayoritas warganya berpendidikan pesantren. Mereka lantas berbusana muslim tidak ada peraturan desa yang mengatur kewajiban berbusana muslim.

"Kalau busana muslim itu sudah otomatis kesadaran warga Desa Temboro sendiri. Untuk wanita misalnya, kalau mereka enggak pakai hijab ya pasti akan malu sendiri," tandas Sabar.

Agenda tahunan

Dinukil dari kabarmagetan.com, Pondok Pesantren Al-Fatah ini dalam satu tahun selalu mengadakan kegiatan keagamaan,seperti acara Ijtima’ Pengajian Umat Islam se-Indonesia. Biasa agenda ini akan didatangi oleh 100 ribu santri dari berbagai provinsi seluruh Indonesia bahkan mancanegara.

Dengan jumlah santriwan dan santriwati dan kegiatan keagamaan di Ponpes Al-Fatah yang setiap tahun menyelenggarakan lebih dari 5 event maka tentu akan berpengaruh terhadap pergerakan perekonomian masyarakat sekitar pondok pesantren ini.

Terutama kaum ibu, banyak yang menjual makanan olahan sendiri untuk disetorkan ke koperasi pondok, mulai dari nasi bungkus hingga jajanan gorengan untuk para santri. Baju-baju muslim perempuan yang dijual di toko-toko setempat juga kebanyakan dibuat sendiri oleh pemilik tokonya. 

Proses pembuatan baju ini melibatkan ibu-ibu warga desa dalam hal memasang manik-manik ataupun menjahit untuk kemudian disetor ke toko. Selain itu, warga setempat dari kalangan laki-laki mencari peluang usaha dengan menyediakan jasa transportasi seperti becak motor.

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.