urban legend dari pontianak puake sang penghuni sungai kapuas - News | Good News From Indonesia 2025

Urban Legend dari Pontianak, Puake Sang Penghuni Sungai Kapuas

Urban Legend dari Pontianak, Puake Sang Penghuni Sungai Kapuas
images info

Urban Legend dari Pontianak, Puake Sang Penghuni Sungai Kapuas


Kisah mistis kali ini berasal dari Pontianak, sebuah urban legend yang dikenal dengan sebutan puake, sang penghuni Sungai Kapuas. Sosoknya digambakan seperti raksasa yang merajai daerah tersebut.

Mitos ini seolah telah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat di sekitar Sungai Kapuas. Hingga akhirnya menghasilkan beberapa versi cerita yang menarik untuk dinikmati dan dipelajari.

baca juga

Awal Mula Kemunculan Puake

Konon, awal cerita puake ini bermula pada 1994. Saat itu, terdapat beberapa anak yang hilang di Sungai Kapuas. Anak-anak tersebut tadinya sedang bermain di sana dengan menggunakan pelampung.

Namun, secara tiba-tiba muncul gelombang besar yang menghanyutkan mereka. Dari kejadian tersebut, warga sekitar akhirnya menganggap jika kala itu, puake sedang marah.

Anak-anak yang bermain di Sungai Kapuas dianggap tidak memiliki sopan santun. Hingga akhirnya, puake memberikan pelajaran dengan cara mengirimkan gelombang air yang besar.

Apa itu Puake?

Menurut bahasa Melayu, kata puake memiliki arti besar atau raksasa. Puake digambarkan oleh masyarakat sekitar Sungai Kapuas sebagai sosok raksasa penunggu sungai tersebut.

Maka, tidak mengherankan jika puake dipercaya memilki andil terhadap kecelakaan yang terjadi di Sungai Kapuas. Salah satunya, peristiwa yang menimpa kapal dari Pelabuhan Sanghie. Kapal tersebut mengalami karam saat menuju Ketapang.

Berdasarkan cerita yang beredar, wujud dari puake ini belum bisa dipastikan. Terdapat beberapa versi cerita yang mendeskripsikan sosok mitologi tersebut. Namun, rata-rata mendeskripsikannya memilliki bentuk sepreti hewan.

baca juga

Wujud atau Bentuk dari Puake

Berdasarkan beberapa sumber, terdapat tiga pendapat umum yang menyatakan bentuk puake. Ada yang menyatakan bentuknya seperti ular panjang atau naga, buaya putih, dan kura-kura.

Puake yang bentuknya seperti ular besar dipercaya memilki wujud berwarna merah dan bertanduk layaknya naga. Kepalanya berada di hulu sungai sedangkan ekornya berada di muara.

Dengan sosoknya yang begitu besar, puake ini dipercaya memilki kekuatan yang dashyat. Konon, kekuatannya tersebut mampu menyebabkan terjadinya banjir dan gempa bumi.

Bagi masyarakat di wilayang Bansir, Pontianak, puake dideskripsikan memiliki bentuk seperti buaya putih. Sosok tersebut bernama Sarassa yang dipercaya merupakan kembaran dari Mak Tua yang telah berpulang.

Sarassa biasanya akan muncul ketika ada acara pernikahan atau saat malam takbir. Kemunculannya bisa dianggap sebagai pertanda baik atau buruk. Tergantung seperti apa konteks kedatangannya.

Ada juga yang berpendapat jika puake memilki wujud seperti kura-kura raksasa. Orang-orang menamainya dengan sebutan Puake Biukur. Sosok ini dipercaya sering bersembunyi di dalam Sungai Kapuas sehingga bentuknya tidak dapat digambarkan secara jelas.

Cerita Puake dan Tumbal

Sebagai makhluk mitologi, tentunya ada yang berpendapat jika puake merupakan sosok yang suka meminta tumbal. Namun, ada juga yang berpendapat jika puake justru sama sekali tidak mengganggu manusia.

Bagi beberapa orang, kemunculan puake dipercaya sebagai suatu pertanda untuk melakukan ritual tertentu. Dalam ritual tersebut, nantinya masyarakat akan menyediakan persembahan untuk puake.

Isi dari persembahannya yaitu, nasi kuning, telur ayam kampung, minyak, bedak, dan paku. Konon, ritual tersebut dillakukan sebagai upaya untuk mencegah terjadinya marabahaya yang disebabkan oleh kemarahan puake.

Menurut kepercayaan masyarakat setempat, puake biasanya hanya akan mucul di momen-momen terntentu saja. Misalnya, pernikahan, meriam karbit pada malam takbir, dan ritual buang-buang atau pelepasan benda-benda ke sungai.

Puake Menjaga Kelestarian Sungai Kapuas

Di balik kisah mistisnya, cerita tentang puake nyatanya memiliki andil dalam menjaga kelestarian Sungai Kapuas. Kepercayaan terhadap puake ini secara tidak langsung membentuk rasa takut dan hormat kepada alam.

Tentunya, hal ini dapat mencegah terjadinya eksploitasi yang berlebihan terhadap Sungai Kapuas. Sekaligus membentuk rantai keharmonisan antara masyarakat dengan alam, khususnya di Sungai Kapuas.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.