Di tengah suara gemuruh ombak dan semilir angin laut yang menyapa Wisata Pantai Indah Desa Tanjung Aru, Kecamatan Sebatik Timur, lahirlah harapan baru melalui acara "Pesta Buku dan Edukasi Cinta, Bangga, Paham Rupiah". Kegiatan ini bukan sekadar perayaan buku, tetapi juga gerakan pemberdayaan dan pencerdasan bagi masyarakat di perbatasan.
Dengan latar belakang keindahan alam, acara ini menekankan pentingnya literasi dan cinta pada rupiah dalam membangun masa depan yang cerah. Pada tanggal 9 Februari 2025, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Pesisir menjadi tuan rumah acara yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, menghadirkan pengetahuan dan semangat baru bagi peserta.
Setiap halaman buku dan lembar Rupiah di Pesta Buku dan Edukasi di Pulau Sebatik memiliki makna mendalam, mengajak kita untuk mencintai dan memahami nilai rupiah. Mari kita simak kisah inspiratif dari acara ini, yang menggabungkan pengetahuan dan semangat kebersamaan untuk masa depan yang lebih cerah.
Membangun Kesadaran Literasi dan Cinta Rupiah
Pesta Buku dan Edukasi Cinta, Bangga, Paham Rupiah ini menjadi oase pengetahuan bagi masyarakat, mengajak mereka untuk memahami pentingnya literasi. Acara ini menekankan betapa pentingnya mengenal dan mencintai mata uang rupiah sebagai simbol kedaulatan bangsa.
Di tengah tantangan yang ada, terutama dengan maraknya penggunaan mata uang asing di perbatasan seperti Ringgit, acara ini hadir sebagai wadah untuk menumbuhkan rasa bangga dan paham terhadap Rupiah, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan literasi finansial.
Selama acara, peserta diberi kesempatan untuk mendalami nilai dan fungsi mata uang Rupiah. Mereka diajak memahami aspek ekonomi dan merasakan kebanggaan terhadap rupiah, meski berada di daerah perbatasan. Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, acara ini menjadi kaya akan pengetahuan dan pengalaman, menciptakan suasana inspiratif dan penuh semangat.
Sinergi Komunitas Literasi
Inisiatif yang luar biasa ini diprakarsai oleh Nursyahida, pendiri TBM Pesisir. Dengan semangat kolaborasi, Nursyahida mengundang para pegiat literasi dari berbagai taman bacaan untuk berkumpul, bertukar ide, dan berbagi pengalaman dalam memajukan budaya baca di masyarakat. Keterlibatan berbagai komunitas literasi, seperti TBM Tugu Perbatasan, TBM Patok Dua, TBM Padaidi, TBP Wisata Pantai Kayu Angin, dan Rumah Baca Teras Perbatasan (Rumba), menambah kekayaan acara ini.
Setiap taman bacaan membawa pendekatan unik dalam mendukung minat baca di kalangan anak-anak dan masyarakat. Pertemuan ini menjadi ajang untuk menunjukkan keberagaman inisiatif literasi, menciptakan sinergi yang kuat di antara komunitas-komunitas tersebut. Dengan melibatkan banyak pihak, acara ini tidak hanya memperkaya pengetahuan, tetapi juga memperkuat jaringan antar para pegiat literasi.
Aktivitas Menarik yang Bangkitkan Semangat
Sebelum kegiatan resmi dimulai, suasana dipanaskan dengan sesi ice breaking yang dipandu oleh TBM Padu. Aktivitas ini berhasil mencairkan suasana dan membangun keakraban di antara peserta. Setelahnya, peserta diajak untuk mengikuti sesi Read Aloud yang dipimpin Rusia, S.Pd dari Rumah Baca Teras Perbatasan. Dalam sesi ini, cerita-cerita menarik dibacakan dengan penuh semangat, menarik perhatian peserta dan mendorong mereka untuk lebih mendalami dunia literasi.
Tak lama kemudian, peserta diberi kesempatan untuk bertanya jawab mengenai CBP (Cinta, Bangga, Paham Rupiah) bersama perwakilan dari Bank Indonesia. Diskusi ini berlangsung interaktif dan menggugah semangat, menambah wawasan peserta tentang pentingnya literasi keuangan dan nilai rupiah.
Kegiatan berlanjut ke lomba Rangking 1, di mana para pegiat literasi menjelaskan materi CBP dalam kelompok kecil sebagai persiapan. Lomba ini diikuti oleh seluruh peserta dengan antusias, dipandu oleh TBM Kayu Angin dan TBM Buper. Suasana kompetisi yang sehat semakin hidup, menciptakan momen berharga bagi semua yang terlibat.
Dukungan dari Berbagai Pihak
Keberhasilan acara ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Erlina ST, M.A.P, Kepala Perpustakaan Kabupaten Nunukan, serta Annisa Cahya Utami, S.Pd, Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) Kabupaten Nunukan, memberikan semangat dan arahan berharga. Pemerintah Desa Tanjung Aru, diwakili oleh Bapak Budiman, juga menunjukkan komitmennya terhadap program literasi.
Kehadiran perwakilan TNI, seperti Satgas Pam Marinir, menegaskan bahwa literasi adalah tanggung jawab bersama. Duta Baca se-Kabupaten Nunukan, termasuk Supriyadi dan Baskoro dari Bank Indonesia Kanwil Kalimantan Utara, turut hadir untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Sinergi antara komunitas, pelaku literasi, dan pemerintah diharapkan dapat membawa dampak positif yang berkelanjutan.
Bank Indonesia juga berperan penting dalam mendukung acara ini dengan memberikan bantuan berupa konsumsi untuk peserta, doorprize, dan hadiah menarik. Dukungan ini memberikan semangat tambahan bagi para pegiat literasi, mendorong mereka untuk sukses dalam kegiatan "Pesta Buku dan Edukasi Cinta, Bangga, Paham Rupiah".
Sebelum dukungan tersebut tiba, sempat muncul kekhawatiran mengenai konsumsi untuk peserta. Namun, Nursyahida dengan tegas menyatakan bahwa semangat sosial dan kebersamaan jauh lebih penting daripada aspek finansial. Hal ini menciptakan suasana positif dan kolektif di antara para peserta dan panitia.
Acara ini melampaui ekspektasi awal dengan jumlah pendaftar mencapai 170 orang, jauh di atas target yang ditetapkan yaitu 100 peserta. Suasana antusiasme peserta sangat terasa, menjadikan acara ini tidak hanya sukses dalam pelaksanaan, tetapi juga berkesan dalam membangun kesadaran literasi di masyarakat.
Pentingnya Edukasi tentang Rupiah di Perbatasan
Edukasi mengenai rupiah sangat penting, terutama di daerah perbatasan. Rupiah sebagai simbol kedaulatan bangsa perlu dihargai dan dipahami dengan baik. Melalui kegiatan ini, literasi keuangan diperkuat, dan rasa bangga terhadap rupiah ditanamkan dalam benak masyarakat. Dengan pemahaman yang baik tentang nilai rupiah, diharapkan masyarakat dapat menggunakan uang dengan bijak dan memperkuat identitas nasional.
Semangat kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak menjadikan acara ini langkah positif dalam meningkatkan kesadaran literasi dan cinta terhadap rupiah. Kegiatan ini menunjukkan bahwa kerja sama antara komunitas, lembaga, dan pemerintah dapat menghasilkan dampak yang signifikan. Semua elemen bersatu untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pendidikan dan literasi, yang sangat diperlukan dalam era modern.
Pendidikan mengenai CBP (Cinta, Bangga, Paham) rupiah mencakup prinsip 3D (dilihat, diraba, diterawang) dan 5J (Jangan diremas, Jangan dilipat, Jangan dicoret, Jangan distreples, dan Jangan dibasahi). Dengan menjaga uang dengan baik, kita dapat mencegah masalah uang rusak, sehingga negara tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk memusnahkan dan mencetak uang baru.
Dengan demikian, kita semua dapat menjadi pahlawan rupiah di tapal batas negeri demi menjaga kedaulatan bangsa. Tapal batas adalah pondasi awal dalam mempertahankan kesatuan NKRI dan kedaulatan bangsa
Pesta Buku dan Edukasi Cinta, Bangga, Paham Rupiah di Pulau Sebatik adalah gerakan untuk membangkitkan semangat literasi dan cinta terhadap rupiah. Dengan kolaborasi berbagai pihak, diharapkan dampak positif acara ini akan terus berlanjut, mendorong masyarakat untuk menghargai dan memahami nilai rupiah dalam kehidupan sehari-hari.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News