Kawan GNFI, siapa yang tidak mengenal ikan asin? Makanan khas Indonesia ini sudah lama menjadi bagian dari menu sehari-hari banyak orang. Namun, dibalik rasanya yang gurih dan lezat, ada ancaman kesehatan yang harus diwaspadai.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ikan asin berlebihan bisa meningkatkan risiko kanker nasofaring, salah satu jenis kanker yang cukup umum di Indonesia.
Kanker Nasofaring dan Kaitannya dengan Ikan Asin
Kanker nasofaring adalah jenis kanker yang menyerang bagian belakang hidung dan tenggorokan. Penyakit ini sering kali tidak menunjukkan gejala di tahap awal, sehingga sulit dideteksi. Salah satu faktor yang diduga kuat menjadi pemicunya adalah konsumsi ikan asin yang berlebihan.
Sebuah penelitian yang dilakukan di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang menemukan bahwa konsumsi ikan asin lebih dari tiga kali dalam sebulan secara signifikan berhubungan dengan meningkatnya kejadian kanker nasofaring.
Hasil ini senada dengan penelitian lain di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang yang mengungkap bahwa individu yang mengkonsumsi ikan asin memiliki resiko 4 kali lebih tinggi terkena kanker nasofaring dibandingkan mereka yang tidak mengkonsumsinya.
Apa yang Membuat Ikan Asin Berbahaya?
Lalu, mengapa ikan asin bisa memicu kanker? Jawabannya ada pada kandungan nitrosamin, senyawa karsinogenik yang terbentuk selama proses pengawetan ikan asin. Nitrosamin dapat merusak DNA dalam sel tubuh dan menyebabkan pertumbuhan sel abnormal yang berujung pada kanker.
Selain itu, paparan nitrosamin yang berulang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan risiko mutasi sel yang tidak terkendali. Inilah sebabnya mengapa kanker nasofaring sering ditemukan pada individu yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi ikan asin dalam jangka panjang.
Data Penelitian yang Menguatkan Bukti
Bukan hanya satu atau dua penelitian yang menemukan hubungan antara ikan asin dan kanker nasofaring. Sebuah meta-analisis yang dipublikasikan di ResearchGate mengungkap bahwa konsumsi ikan asin lebih dari tiga kali dalam sebulan dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring sebesar 1,65 kali lipat. Artinya, semakin sering seseorang mengkonsumsi ikan asin, semakin besar pula kemungkinan terkena penyakit ini.
Tak hanya itu, laporan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menunjukkan bahwa dari 281 pasien kanker nasofaring yang diteliti, sekitar 70% diantaranya rutin mengkonsumsi ikan asin. Fakta ini semakin memperkuat dugaan bahwa ikan asin berperan dalam peningkatan kasus kanker nasofaring di Indonesia.
Bukan Hanya Ikan Asin, Faktor Lain yang Memperburuk Risiko
Meski ikan asin memiliki keterkaitan dengan kanker nasofaring, ada faktor lain yang juga dapat meningkatkan risiko penyakit ini. Salah satunya adalah kebiasaan merokok. Sebuah laporan dari detikHealth menyebutkan bahwa kombinasi konsumsi ikan asin dan merokok dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring lebih tinggi lagi. Hal ini disebabkan oleh zat beracun dalam rokok yang dapat mempercepat kerusakan sel akibat paparan nitrosamin.
Selain itu, infeksi virus Epstein-Barr (EBV) juga ditemukan berperan dalam kasus kanker nasofaring. Virus ini dapat menyebabkan perubahan genetik dalam sel tubuh yang membuatnya rentan berkembang menjadi sel kanker.
Bagaimana Mencegah Kanker Nasofaring?
Kawan GNFI, meskipun ikan asin adalah makanan yang sudah melekat dalam budaya kuliner kita, ada baiknya kita lebih bijak dalam mengkonsumsinya. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi risiko kanker nasofaring:
- Batasi konsumsi ikan asin – Sebisa mungkin, kurangi konsumsi ikan asin dan gantilah dengan sumber protein lain yang lebih sehat, seperti ikan segar atau tahu dan tempe.
- Hindari rokok dan alkohol – Kedua kebiasaan ini dapat memperburuk risiko terkena kanker nasofaring.
- Konsumsi makanan kaya antioksidan – Sayur dan buah yang kaya akan vitamin C dan E dapat membantu melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.
- Jaga kebersihan lingkungan – Paparan polusi udara dan debu juga bisa meningkatkan risiko kanker nasofaring.
- Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan – Jika memiliki riwayat keluarga dengan kanker nasofaring atau sering mengalami gejala seperti hidung tersumbat kronis, segera periksakan diri ke dokter.
Kesimpulan
Ikan asin memang lezat dan menjadi favorit banyak orang, tetapi ada baiknya kita lebih bijak dalam mengkonsumsinya. Penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi ikan asin yang berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring secara signifikan.
Oleh karena itu, membatasi konsumsi makanan ini dan menerapkan gaya hidup sehat adalah langkah terbaik untuk menjaga kesehatan kita.
Kawan GNFI, mari kita lebih peduli terhadap apa yang kita konsumsi dan selalu mengutamakan kesehatan sebagai investasi jangka panjang. Ingat, lebih baik mencegah daripada mengobati!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News