Pada hari Rabu, 26 Februari 2025, Mangrove Jakarta Community yang berada di bawah naungan Yayasan Mangrove Indonesia Lestari mengadakan aksi nyata penanaman mangrove di Desa Muara Teluk Naga, PIK 2, Kabupaten Tangerang, Banten.
Kegiatan tersebut bekerja sama dengan Marsh Lennan, perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan internasional.
Bayu Pamungkas, Co-Founder Yayasan Mangrove Indonesia Lestari, mengatakan, “Tujuan kami mengadakan kegiatan aksi nyata penanaman mangrove di Desa Muara Teluk Naga adalah selain dalam rangka memperingati Hari Sampah Sedunia yang jatuh pada tanggal 21 Februari 2025, kami juga mengajak kepada seluruh volunteer dari berbagai macam kalangan dan usia untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran betapa pentingnya pelestarian ekosistem mangrove dan pengelolaan sampah.”
Kegiatan aksi nyata penanaman mangrove tersebut dihadiri oleh Paundra Hanutama (Founder Yayasan Mangrove Indonesia Lestari), Bayu Pamungkas (Co-Founder Yayasan Mangrove Indonesia Lestari), Galih Hakim Antarnusa (Pakar Konservasi Mangrove), Ariel Guslandi (Duta Mangrove Indonesia 2025), Rizka Amalia (Duta Mangrove Indonesia 2025), dan volunteer.
Adapun, jumlah volunteer atau sukarelawan yang mengikuti kegiatan aksi nyata penanaman mangrove tersebut adalah 30 peserta.
Tidak hanya aksi nyata penanaman mangrove saja yang dilakukan oleh Mangrove Jakarta Community, tetapi juga melakukan sesi pemaparan materi, sesi edukasi pengelolaan sampah, dan sesi foto bersama.
Pertama-tama, para volunteer diarahkan terlebih dahulu untuk mengikuti sesi pembukaan dan sesi pemaparan materi sejenak tentang mangrove yang dipandu oleh Rizka Amalia sebagai MC sekaligus Duta Mangrove Indonesia 2025 serta Paundra Hanutama sebagai Founder Yayasan Mangrove Indonesia Lestari.
Kemudian, para volunteer diajak mengeksplorasi sekitaran Muara Teluk Naga hingga ke pinggir Pesisir Muara Teluk Naga.
Tiba di pinggir Pesisir Muara Teluk Naga, para volunteer diarahkan untuk membentuk lingkaran agar lebih akrab diajak diskusi bersama mengenai seputaran edukasi pengelolaan sampah dan mangrove.
Bayu Pamungkas (Co-Founder Yayasan Mangrove Indonesia Lestari) memberikan edukasi seputaran pengelolaan sampah anorganik, “Jika semakin banyak orang membuang sampah sembarangan terutama jenis sampah PP (sedotan plastic) dan popok bayi yang sulit diolah, maka hal itu sangat berdampak pada ekosistem mangrove. Mengapa? Karena nanti hewan di lingkungan mangrove terkontaminasi dengan sampah yang mengandung merkuri sehingga lama-lama terjadi penurunan populasi hewan serta jika dikonsumsi oleh manusia, maka bisa muncul radikal bebas dalam tubuh hingga menimbulkan penyakit kanker. Sedangkan, semakin banyak penumpukan sampah pada tumbuhan mangrove, maka terjadinya gangguan respirasi pada akar tumbuhan.”
Setelah selesai melaksanakan edukasi terkait dampak penumpukan sampah terhadap mangrove, para volunteer diarahkan untuk menanam pohon mangrove. Penanaman pohon mangrove tersebut sebanyak 150 pohon jenis Rhizophora alias bakau.
Setelah melaksanakan sesi pemaparan materi, sesi edukasi pengelolaan sampah, sesi penanaman mangrove, dan sesi foto bersama, para volunteer makan siang dan ngobrol santai dengan Paundra Hanutama (Founder Yayasan Mangrove Indonesia Lestari), Bayu Pamungkas (Co-Founder Yayasan Mangrove Indonesia Lestari), Galih Hakim Antarnusa (Pakar Konservasi Mangrove), dan Duta Mangrove Indonesia 2025 (Ariel Guslandi dan Rizka Amalia).
Bahkan, kegiatan tersebut juga menjual produk olahan mangrove termasuk teh, sirup, dan permen. Harganya pun terjangkau mulai dari Rp30.000,00.
Para volunteer juga diberi kesempatan untuk mencoba sedikit produk olahan mangrove tersebut. Ternyata setelah mereka mencoba produk olahan mangrove, sebagian besar volunteer tertarik membeli sirup olahan mangrove.
Sebagian besar volunteer mengatakan, “Rasa sirup dari olahan mangrove-nya enak banget dan segar, jadi nambah tenaga setelah lelah berkeliling dan menanam bakau.”
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News