lebih dekat dengan 3 tarian tradisional khas jambi beserta maknanya - News | Good News From Indonesia 2025

Lebih Dekat dengan 3 Tarian Tradisional Khas Jambi Beserta Maknanya

Lebih Dekat dengan 3 Tarian Tradisional Khas Jambi Beserta Maknanya
images info

Lebih Dekat dengan 3 Tarian Tradisional Khas Jambi Beserta Maknanya


Jambi merupakan salah satu provinsi yang terletak di Pulau Sumatra dan terkenal dengan kekayaan sumber daya alam, serta keanekaragaman hayatinya. Tidak hanya itu, Jambi juga kaya akan keberagaman budayanya dan salah satunya adalah tarian tradisional. 

Tarian tradisional khas Jambi ini banyak sekali jenisnya. Mulai dari tari sekapur sirih, tari rentak besapih, tari inai, tari kubu, dan masih banyak lagi. Hal yang menarik dari setiap tarian itu terdapat sejarah dan maknanya, lho Kawan. 

Oleh karena itu, yuk, langsung saja Kawan, kita kupas tuntas lebih dalam mengenai jenis-jenis tari tradisional khas Jambi.

1. Tari Sekapur Sirih

Salah satu tarian khas provinsi Jambi adalah tari sekapur sirih yang merupakan tarian selamat datang untuk menyambut tamu-tamu besar. Tarian ini diciptakan oleh Firdaus Chatab pada tahun 1962 yang berhasil memperkenalkan tari sekapur sirih pada masyarakat Jambi dan dikenal hingga saat ini.

Tarian sekapur sirih biasanya terdiri dari 9 orang penari perempuan, 3 penari laki-laki, 1 orang pembawa payung, dan 2 orang pengawal dengan menggunakan properti, seperti payung, lembaran daun sirih, serta keris.

Tarian ini menggambarkan sikap kelapangdadaan dan keterbukaan masyarakat Jambi terhadap tamu yang berkunjung ke daerah mereka. Iringan lagu serta syair-syair yang dibawakan dalam tari sekapur sirih juga menjadi suguhan bagi para tamu yang datang ke Provinsi Jambi.

baca juga

Karena fungsinya yang sebagai tarian selamat datang bagi para tamu yang berkunjung ke daerah Jambi, tarian tersebut memiliki makna mendalam tentang penghormatan seseorang pada orang lain. Selain itu, juga menggambarkan sikap masyarakat Jambi yang sangat senang dan menerima ketika mereka kedatangan tamu.

Hal inilah juga yang membuat tarian sekapur sirih biasanya ditampilkan pada acara penyambutan tamu-tamu besar seperti Presiden, pejabat pemerintahan, dan lain sebagainya.

2. Tari Rentak Besapih

Selain sekapur sirih, tarian rentak besapih juga salah satu tarian yang tidak kalah kaya akan makna filosofis yang menggambarkan masyarakat Jambi lho!

Tarian tradisional yang terdiri dari delapan hingga sepuluh orang penari ini berawal dari Jambi yang pada saat itu merupakan kota perdagangan. Hal tersebut membuat berbagai macam orang dari banyak tempat berdatangan ke Jambi.

Ini menjadikan Jambi kaya akan keanekaragaman suku, ras, dan budaya yang bercampur menjadi satu. Keadaan sosial tersebut dipresentasikan dalam tarian rentak besapih.

Selain menggambarkan keanekaragaman budaya, setiap gerakan dari tarian rentak besapih juga dimaknai bagaimana cara berbagai macam etnis dapat membentuk sebuah kesatuan yang utuh dan dapat hidup berdampingan, saling menolong, serta saling bekerja sama antarsesama.

Nilai luhur yang terkandung dalam tarian ini sangatlah baik dan harus tetap dipertahankan. Sebab, Indonesia sendiri merupakan negara kesatuan yang memiliki lebih dari ribuan jumlah suku, kebudayaan, ras, dan bahasa. 

Bagaimana cara masyarakat Jambi dapat mempertahankan kesatuan dan keharmonisan antarberbagai macam etnis menjadi pelajaran berharga bagi kita semua yang patut untuk diteladani.

Maka dari itu, sayang sekali jika tarian yang kaya akan nilai luhur ini hilang ditelan zaman, bukan?

3. Tari Inai

Tarian adat yang satu ini erat kaitanya dengan adat pernikahan masyarakat Jambi. Di mana pada malam sebelum prosesi pernikahan berlangsung, akan diadakan sederetan acara adat yang disebut malam berinai, yaitu pemberian inai (sejenis pewarna kuku atau tangan) kepada calon mempelai.

Dalam prosesi adat tersebut biasanya akan ditampilkan pertunjukan tari inai yang diadakan di kediaman calon mempelai wanita seusai ibadah sholat Isya.

Proses tersebut dimaknai sebagai upaya penjagaan calon mempelai wanita dari berbagai gangguan, baik itu dari manusia maupun makhluk-makhluk halus.

Tari inai menampilkan dua orang laki-laki secara berpasangan atau tunggal yang gerakannya menampilkan berbagai macam teknik bela diri silat seperti gerakan memukul, tangkis, hingga menjatuhkan lawan.

Hal inilah yang membuat konon tarian tersebut biasanya dibawakan oleh para pendekar yang memiliki kesaktian serta ilmu bela diri silat yang mumpuni. Dengan demikian, itu dapat menjaga dirinya sendiri serta seisi acara pernikahan.

Karena gerakan tarian tersebut berdasarkan dari gerakan beladiri silat, pakaian yang digunakan oleh para penari juga menyerupai para pendekar yang menggunakan baju gunting cina khas Melayu yang dipadukan dengan celana panjang longgar, kain sarung songket di bagian pinggang, serta menggunakan peci sebagai penutup kepala

Itulah penjelasan singkat mengenai ragam jenis tarian khas Jambi yang kaya akan makna filosofis serta nilai luhur kebudayaan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai keberagaman. Akan sangat disayangkan jika warisan budaya yang termasuk tak benda ini hilang ditelan zaman bukan?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Nindy Agustin Andriani lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Nindy Agustin Andriani.

NA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.