Daun kelor disebut-sebut memiliki beragam manfaat. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk melihat kandungan dari tanaman yang bahkan tumbuh liar ini.
Hasilnya, daun bernama latin Moringa oleifera mengandung berbagai nutrisi, seperti protein, kalsium, zat besi, hingga vitamin A, B, dan C.
Untuk memaksimalkan serapan manfaat, berbagai olahan daun kelor kini hadir dengan upaya yang lebih inovatif. Tujuannya agar daun kelor dapat dikonsumsi oleh siapapun dan kapanpun.
Bahkan, di bulan Ramadan ini, daun kelor juga dapat dijadikan sebagai suplemen makanan dan dikonsumsi sebelum berpuasa.
Wedang Kelor Khas Blora, Minuman Saat Sahur dan Berbuka
Wedang daun kelor khas Blora telah lama menjadi perbincangan. Kartini (59) jadi salah satu penjual wedang daun kelor yang melegenda di sana.
Saat pandemi, wedang kelor ini ramai diburu masyarakat. Masyarakat telah paham khasiat yang dihasilkan dari tanaman yang kerap dijadikan lalapan ini, salah satunya dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Apalagi, Kartini juga turut menambahkan tanaman herbal lain sebagai pelengkap manfaat dari daun kelor di dalam ramuan wedangnya.
Menurut penuturannya, selain saat Corona, wedang daun kelor ini juga diburu saat sahur dan berbuka puasa. Sebab, masyarakat percaya, daun kelor mampu memberikan kenyamanan pada perut saat berpuasa.
"Ini khasiatnya banyak, cocok diminum saat berbuka puasa atau saat sedang sahur Ramadan, perut tambah nyaman saat puasa," tutur Kartini, Kamis (23/4/2020), sebagaimana dikutip dari Liputan6.
Tidak hanya diseduh di warung, wedang kelor Bu Kartini ini juga banyak mendapat pesanan dalam bentuk bubuk. Biasanya pembeli merupakan masyarakat dari luar daerah. Mereka akan menyeduh sendiri serbuk daun kelor itu menggunakan air panas.
Bu Kartini cukup lihai memproses daun kelor menjadi bubuk. Ia menghaluskan dedaunan menggunakan blender dan memprosesnya dengan wajan. Dalam satu bungkus bubuk daun kelor, Bu Kartini juga mencampurkan daun pandan, jahe, alang-alang, daun salam, dan kayu manis.
Cookie Daun Kelor
Selain jadi wedang, daun kelor juga diolah menjadi makanan kekinian. Dua mahasiswi master asal Indonesia, Stella Alinneshia (Master Food Technology 2015) dan Accesstia Christy (Master Food Safety 2015) menjadikan daun kelor sebagai cookie.
Tujuannya agar daun kaya akan manfaat ini dapat dikonsumsi oleh anak-anak. Tidak hanya daun kelor, cookie ini juga dibuat dari bahan-bahan lokal khas di Indonesia yang tinggi kandungan gizi, seperti ubi jalar, kacang hijau, kacang merah, dan pisang.
Inovasinya ini berhasil membawa mereka menyabet peringkat ketiga dalam kejuaraan dunia Student Fighting Hunger Food Product Development yang diadakan oleh International Union in Food Science and Technology (IUFoST) 2016.
Tidak berhenti di situ. Inovasi serupa juga hadir dari ide mahasiswa Institut Pertanian STIPER Yogyakarta (INSTIPER). Mereka membuat cookies dengan menggunakan bahan-bahan yang berbeda dan variatif, yakni tepung gandum, madu, dan bubuk daun kelor yang sudah dikeringkan.
Lewat varian ini, cookie daun kelor diharapkan dapat membantu mengatasi masalah anemia yang kerap terjadi pada anak-anak di Indonesia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News