kepiting bakau kepiting yang paling diminati oleh masyarakat indonesia - News | Good News From Indonesia 2025

Kepiting Bakau, Kepiting yang Paling Diminati oleh Masyarakat Indonesia

Kepiting Bakau, Kepiting yang Paling Diminati oleh Masyarakat Indonesia
images info

Kepiting Bakau, Kepiting yang Paling Diminati oleh Masyarakat Indonesia


Kepiting bakau atau dalam bahasa ilmiah disebut sebagai Scylla merupakan salah satu jenis kepiting yang hidup di kawasan mangrove (rawa-rawa) dan muara sungai.

Kepiting bakau juga sering disebut kepiting bakau merah karena capitnya berwarna kemerahan. Kepiting tersebut biasanya ditemukan di wilayah beriklim tropis dan subtropis, seperti sebagian kecil Asia Timur, Asia Selatan, Asia Tenggara, Australia bagian utara, Osenia, dan Afrika.

Adapun, ciri-ciri fisik kepiting bakau yang unik, antara lain cangkangnya keras terbuat dari kitin dan berwarna seperti lumpur sedikit kehijauan. Capit sebelah kanannya lebih kuat daripada capit sebelah kiri, berjalan menyamping, mata bertangkai dan dapat digerakkan, memiliki 5 pasang kaki, dan tubuhnya berbentuk pipih.

Kemudian, ciri-ciri kepiting bakau berdasarkan jenis kelamin, yaitu kepiting bakau jantan berbentuk segitiga runcing yang menempel pada bagian perutnya, sedangkan kepiting bakau betina berbentuk bulat untuk mengerami telurnya dan capitnya lebih besar daripada jantan.

Dengan adanya cangkang yang begitu keras, maka kepiting bakau mampu melindungi organ dalamnya dari mangsa dan kondisi lingkungan yang buruk.

Capit yang kuat digunakan untuk komunikasi dengan kepiting lain, mencari makan, menggali lumpur, dan membela diri.

baca juga

Kaki belakang kepiting seperti daun digunakan untuk berenang di air, sedangkan kaki bagian depan yang bentuknya panjang dan tajam agar mampu berjalan dengan lancar di lumpur.

Selain itu, bagian tubuh kepiting bakau terdapat antena yang berfungsi untuk mendeteksi kimia dan mekanik di lingkungan sekitarnya dan insang yang terdapat di bawah cangkang berfungsi untuk mengatur kelembaban tubuh kepiting.

Namun, perlu kawan GNFI ketahui bahwa tidak semua kepiting bakau bisa dimakan. Ada banyak spesies kepiting bakau yang beracun.

Kepiting bakau yang bisa dikonsumsi oleh manusia hanya 4 spesies atau jenis yang terdiri dari Scylla olivacea, Scylla paramomasain, Scylla serrata, dan Scylla transquebarica.

Di antara 4 spesies kepiting bakau tersebut, salah satu kepiting bakau yang bisa hidup di tingkat keasinan air paling tinggi adalah Scylla serrata.

Pada umumnya, kepiting bakau bisa hidup di salinitas 15 – 30 ppt dengan pH 7,2 – 7,8.

Kepiting bakau termasuk predator yang ditakuti dan dianggap kanibal oleh makhluk hidup di kawasan mangrove dan muara sungai. Sebab, kepiting tersebut bisa makan alga, daun-daun yang jatuh ke air, kacang-kacangan, kerang dengan cara memecahkan cangkang kerang melalui capitnya, ikan kecil, kodok, udang, dan bangkai hewan.

Hebatnya, kepiting bakau memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem mangrove untuk menjaga populasi hewan di air payau dan mengurai bakteri.

baca juga

Bahkan, banyak masyarakat Indonesia suka makan keempat spesies kepiting bakau tersebut. Sebab, selain kepiting bakau memiliki cita rasa yang lezat dan tekstur daging yang halus, ternyata kepiting bakau juga kaya akan protein.

Zat ini sangat berperan penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel tubuh. Selain itu, juga baik dalam memperlancar oksigen. Ada juga zinc dan magnesium untuk meningkatkan stamina, omega-3 berperan penting untuk mengurangi penyakit jantung dan stroke, vitamin B12 untuk produksi sel darah merah, dan mengandung lemak jenuh berperan penting untuk menjaga berat badan.

Oleh karena itu, kepiting bakau memiliki nilai ekonomis yang tinggi dengan harga kisaran Rp80-90 ribu per kilo.

Cara Pengolahan Kepiting Bakau

Biasanya kepiting bakau dimasak dengan cita rasa manis, pedas, dan asin. Kepiting bakau bisa diolah dengan cara dibakar, dibuat sup asparagus kepiting, dan ditumis dengan saus padang atau saus tiram.

Untuk cara penyajiannya, kepiting bakau sangat cocok dimakan dengan nasi, tumis sayur kangkung, genjer, atau sayur pakis, dan sambal.

Sayangnya, kepiting bakau yang spesies Scylla serrata mengalami penurunan sejak tahun 1990-an. Hingga saat ini, kepiting bakau pun belum dinyatakan untuk dilindungi oleh negara secara hukum.

Bahkan, kepiting bakau masih sulit dibudidayakan karena faktor utamanya adalah parasit dan bakteri yang tidak terdeteksi sehingga benih kepiting bakaunya cepat mati.

baca juga

Agar kepiting bakau berhasil dibudidayakan, maka pada saat pemeliharaan larva harus menggunakan pakan rotifera dan artemia untuk meningkatkan stamina. Selain itu, dibutuhkan juga probiotik agar tidak terserang bakteri.

Sebenarnya, kepiting bakau bisa dibudidayakan melalui tambak dan crab house. Namun, tempat budidaya kepiting bakau sangat disarankan dengan metode crab house di mana satu box terdapat satu kepiting agar siklus pertumbuhannya terkontrol dan mencegah terjadinya pembunuhan antar kepiting.

Kemudian, Panen kepiting bakau dilakukan selama 2 bulan sejak menetas dari telurnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AG
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.