mitos pantai pasetran gondo mayit di blitar tempat semedi untuk bertemu penguasa pantai selatan - News | Good News From Indonesia 2025

Mitos Pantai Pasetran Gondo Mayit di Blitar, Tempat Semedi untuk Bertemu Penguasa Pantai Selatan

Mitos Pantai Pasetran Gondo Mayit di Blitar, Tempat Semedi untuk Bertemu Penguasa Pantai Selatan
images info

Mitos Pantai Pasetran Gondo Mayit di Blitar, Tempat Semedi untuk Bertemu Penguasa Pantai Selatan


Pantai Pasetran Gondo Mayit merupakan salah satu destinasi wisata yang bisa Kawan kunjungi di daerah Blitar. Apakah Kawan pernah berkunjung ke pantai ini sebelumnya?

Sekilas nama pantai ini mungkin memberikan kesan mistis bagi setiap pengunjung yang datang ke daerah ini. Sebab penggunaan nama Gondo Mayit pada pantai ini memiliki makna yang menyeramkan jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia.

Apalagi terdapat beberapa mitos yang berkembang terkait lokasi pantai tersebut. Hal inilah yang memberikan kesan mistis bagi Pantai Pasetran Gondo Mayit tersebut.

Lantai bagaimana cerita awal penamaan nama pantai tersebut hingga mitos-mitos yang berkembang di sekitarnya? Simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut ini.

Asal Usul Nama Gondo Mayit

Pantai Pasetran Gondo Mayit termasuk dalam rangkaian pantai yang bara di pesisir selatan Pulau Jawa. Pantai ini tepatnya berada di Desa Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, penamaan nama pantai ini memiliki makna yang menyeramkan jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Penamaan nama pantai ini berasal dari salah satu kata yang ada di dalam bahasa Jawa.

Jika diterjemahkan, kata "gondo mayit" bisa diartikan sebagai bau mayat. Hal ini sering dikonotasikan dengan bau anyir yang dianggap menyebar di sekitar pantai tersebut.

Arti dari nama ini juga yang membuat tempat ini dipenuhi dengan tempat mistis. Meskipun demikian, terdapat beberapa versi cerita yang melatar belakangi penamaan pantai tersebut.

Dilansir dari laman ANTARA, menurut cerita masyarakat, konon dulunya banyak sekali mayat yang ditemukan di daerah pantai tersebut. Mayat-mayat ini diduga merupakan korban pada masa penjajahan dulunya.

Keberadaan mayat inilah yang menyebabkan adanya bau tidak enak di pantai tersebut. Lambat laun, akhirnya nama pantai tersebut disesuaikan dengan kondisi yang ada di sana.

Namun ada juga versi lain dari cerita asal usul penamaan nama pantai ini. Masih dari laman yang sama, gondo mayit yang dimaksudkan di pantai ini bukanlah bau anyir yang berasal dari mayat.

Akan tetapi, gondo mayit merujuk kepada bau kembang dan dupa yang ada di pantai tersebut. Kembang dan dupa ini biasanya diletakkan di sisi makan yang ada di sisi timur pantai yang merupakan tempat petilasan atau pasetran.

Mitos yang Berkembang

Mitos yang berkembang terkait Pantai Pasetran Gondo Mayit sebenarnya tidak jauh dari penamaan tempat tersebut. Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, dulunya diyakini terdapat banyak mayat yang ditemukan di pantai tersebut.

Mayat yang ada di pantai ini juga berasal berbagai sumber. Ada yang mengatakan bahwa mayat tersebut merupakan korban di masa penjajahan.

Ada pula yang menjelaskan bahwa mayat yang ada di sana merupakan pelaut yang terdampar di pantai tersebut. Namun tidak ada penjelasan yang pasti terkait mitos yang berkembang ini.

Cerita lain menjelaskan bahwa Pantai Pasetran Gondo Mayit dulunya digunakan sebagai tempat semedi untuk bertemu dengan Penguasa Pantai Selatan. Dilansir dari laman detiknews, bukit yang ada di sisi timur pantai tersebut dulunya merupakan sebuah petilasan.

Petilasan ini digunakan oleh seorang tokoh Danyang di masa lalu yang bernama Adnan untuk bersemedi di sana. Adnan digambarkan sebagai tokoh yang memiliki kekuatan supranatural dan bisa berjumpa dengan penguasa Pantai Selatan.

Dari tempat petilasan ini pula berasal bau harum yang menyebar di lokasi pantai tersebut.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.