Festival sastra skala internasional Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) kembali hadir di tahun ini, telah merilis tema "Aham Brahmasmi". Dalam bahasa Inggris, tema ini bermakna “I am the Universe”.
Yayasan Mudra Swari Saraswati selaku penggagas dan penyelenggara pesta pembaca dan penulis ini, telah mewartakan acara reguler tahunan ini kembali hadir pada 29 Oktober hingga 2 November 2025.
Selama empat hari, festival yang berlangsung di Ubud (Bali) ini akan mengeksplorasi tema "Aham Brahmasmi" melalui diskusi penulis, panel diskusi, lokakarya, pembacaan puisi, santap sastra, pembacaan larut malam, pertunjukan musik, dan banyak lagi.
Memahami Makna Aham Brahmasmi
"Aham Brahmasmi" yang dipilih dan diangkat sebagai kerangka acuan perbincangan festival sastra Ubud Writers & Readers Festival ini memiliki makna yang sangat mendalam.
"Aham Brahmasmi" merupakan sebuah konsep Sansekerta, yang diangkat dari kearifan Hindu kuno. Sumbernya berasal dari Brihadaranyaka Upanishad, yakni salah satu Upanishad Utama dan salah satu kitab Upanishad pertama dalam agama Hindu.
Dilansir dari yogapedia.com, tema UWRF ini merupakan mantra Sansekerta dari tradisi Advaita, yang biasanya diterjemahkan sebagai "Aku adalah Brahman".
Mantra ini adalah salah satu dari empat prinsip Mahavakya atau “Ucapan Agung” dari teks Hindu kuno, Upanishad.
Aham Brahmasmi digunakan dalam filsafat Hindu dan yoga untuk merujuk pada kesatuan Atman (diri atau jiwa individu) dengan Brahman (kesadaran universal atau Yang Mutlak).
Paul Deussen melalui bukunya Enam Puluh Upanishad Weda (Volume 2) menjelaskan bahwa sebagai kitab kunci bagi berbagai aliran agama Hindu, Brihadaranyaka Upanisad merupakan kitab kesepuluh dalam Muktikā atau “kanon 108 Upanishad”.
Sementara dalam bahasa Inggris, Aham Brahmasmi memiliki makna sebagai “I am the Universeˮ. Konsep ini menandakan suatu kesatuan antara diri manusia dan alam semesta atau kekuatan kosmik tertinggi.
Potensi Kreatif Setiap Individu
Konsep "Aham Brahmasmi" yang diusung Ubud Writers & Readers Festival 2025 ini juga mengandung arti mengakui bahwa setiap individu memiliki potensi kreatif. Potensi ini yang sama dengan alam semesta itu sendiri.
Konsep Homo Deus, Manusia Dewa, artinya manusia diproyeksikan untuk berevolusi, yang kemudian menjadi ‘dewaʼ melalui kemajuan teknologi.
Tema UWRF ini menjadi semakin relevan seiring dengan berkembangnya teknologi yang tidak hanya menawarkan solusi bagi tantangan global, tetapi juga membuka kemungkinan untuk kontrol dan kehancuran.
Kesadaran akan Aham Brahmasmi mengajarkan bahwa kecerdasan, betapa pun canggihnya, harus selalu berpijak pada kesadaran dan keterhubungan dengan sesama serta alam semesta.
“Kami dengan senang hati mengumumkan tema tahun ini, "Aham Brahmasmi", yang mengajak kita untuk merenungkan keterhubungan mendalam antara diri dan alam semesta,” ujar Janet DeNeefe, Pendiri dan Direktur Festival.
“Pertanyaannya, dapatkah kebijaksanaan dan inovasi berjalan beriringan demi kebaikan bersama? Ataukah kita justru sedang menuju era ketidakseimbangan, di mana kemajuan teknologi melampaui pertumbuhan moral dan spiritual kita?ˮ pungkas Janet DeNeefe.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News