AHA Centre atau ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on disaster management adalah sebuah organisasi antarpemerintah yang didirikan oleh sepuluh anggota ASEAN dengan tujuan untuk memfasilitasi kerja sama dan koordinasi penanggulangan bencana di antara seluruh negara anggotanya.
Kerja sama multilateral ini menggandeng mitra ASEAN, seperti Australia, Tiongkok, Uni Eropa, Jerman, Jepang, Selandia Baru, Swiss, hingga Amerika Serikat. AHA Centre melalui Sekretaris Jenderal (Sekjen) ASEAN akan menjalankan peran sebagai koordinator bantuan kemanusiaan untuk memobilisasi lebih banyak sumber daya dengan para pemimpin dan mitra ASEAN di seluruh dunia.
AHA Centre juga bermitra dengan organisasi internasional, sektor swasta, dan organisasi masyarakat sipil, seperti Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan Kelompok Kemitraan AADMER.
AHA Centre: Selayang Pandang
AHA Centre
Dibentuk pada 17 November 2011 saat pertemuan tingkat kepala negara ASEAN ke-19 di Bali, seluruh negara ASEAN berkomitmen untuk bersama-sama dalam menanggulangi bencana di kawasan. Bukan hanya itu, AHA Centre juga menjadi ‘pusat’ untuk mobilisasi sumber daya ke daerah-daerah yang terdampak bencana.
Namun, sebenarnya ASEAN sudah memiliki dasar hukum untuk mendirikan AHA Centre jauh sebelum pertemuan di Bali. Pada 26 Juli 2005, Menteri Luar Negeri ASEAN menandatangani ASEAN Agreement on Disaster Management and Emergency Response (AADMER).
Perjanjian ASEAN tentang Penanggulangan Bencana dan Tanggap Darurat atau AADMER itu mulai berlaku sejak 24 Desember 2009. AADMER juga merupakan kerangka kerja regional yang proaktif untuk kerja sama, koordinasi, bantuan teknis, dan mobilisasi sumber daya dalam semua aspek penanggulangan bencana.
Kawasan Asia Tenggara termasuk salah satu kawasan yang paling rawan bencana di dunia. Ditambah lagi, kawasan ini berada di lapisan tektonik yang dapat saja menimbulkan gempa bumi dan bencana lainnya sewaktu-waktu.
Menukil dari situs resmi AHA Centre, Dewan Pengelola Pusat AHA terdiri dari 10 badan penanggulangan masing-masing anggota, termasuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) milik Indonesia.
Bantuan AHA Centre pertama tercatat diberikan pada ovember 2012 saat terjadi gempa bumi Thaibaitkkyin yang mengguncang Myanmar. AHA Centre juga pernah terjun untuk membantu beberapa bencana yang terjadi di Indonesia, termasuk banjir di Jakarta pada 2013 hingga gempa bumi di Lombok pada 2018 silam.
Kantor AHA Centre berada di Graha BNPB Lantai 13, Jalan Raya Pramuka, Kav. 38, Jakarta Timur, Indonesia.
Sementara itu, saat ini jabatan Direktur Eksekutif AHA Centre dijabat oleh Lee Yam Ming asal Singapura. Di sisi lain, Krisna Putra Tanaja asal Indonesia mengisi jabatan sebagai Wakil Direktur Eksekutif AHA Centre.
One ASEAN, One Response
AHA Centre | ASEAN
Salah satu strategi dan pilar yang mendukung semangat One ASEAN, One Response ini adalah bagaimana AHA Centre melakukan identifikasi risiko, peringatan dini, dan pemantauan.
AHA Centre bertujuan untuk mengurangi hilangnya nyawa dan kerusakan harta benda akibat bencana lewat identifikasi bahaya dan risiko sebelum terjadi dampak dan dengan meningkatkan waktu peringatan.
AHA Centre memantau bahaya, pengamatan bumi, hingga rilis peringatan dini oleh badan-badan hidrometrologi dan geologi seluruh negara ASEAN. Dengan demikian, potensi kerugian dapat diminimalisir dalam menghadapi bencana.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News