Bukan Sekadar Wacana, Melainkan Pilar Strategis Menuju Indonesia Emas 2045
Ekonomi syariah kini tidak lagi menjadi wacana pinggiran. Di tengah arus globalisasi dan ketidakpastian ekonomi dunia, ekonomi syariah justru hadir sebagai alternatif sistem yang inklusif, berkelanjutan, dan berkeadilan. Indonesia pun turut menunjukkan komitmennya dengan memperkuat sektor ini secara nasional.
Prestasi membanggakan datang dari laporan State of the Global Islamic Economy Report 2023 yang dirilis oleh DinarStandard. Dalam laporan tersebut, Indonesia berhasil menempati posisi ke-3 dunia dalam Global Islamic Economy Indicator (GIEI), tepat di bawah Malaysia dan Arab Saudi. Capaian ini mencerminkan kemajuan signifikan dalam pengembangan sektor ekonomi syariah Indonesia di mata internasional.
Posisi Strategis Indonesia dalam Ekonomi Syariah Global
GIEI menilai kemajuan negara dalam enam sektor utama ekonomi syariah, yakni makanan dan minuman halal, keuangan syariah, fesyen muslim, farmasi dan kosmetik halal, media dan rekreasi halal, serta pariwisata ramah muslim. Indonesia mencatat pencapaian menonjol dalam sektor media dan rekreasi halal, di mana negara ini menempati posisi pertama dunia. Selain itu, Indonesia juga menempati peringkat kedua dalam sektor fesyen muslim.
Secara umum, peningkatan peringkat ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga turut berkontribusi sebagai produsen dan pelaku aktif dalam industri halal global.
Pertumbuhan Ekonomi Syariah Nasional
Menurut laporan Laporan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia 2023 yang diterbitkan oleh Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), kontribusi ekonomi syariah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai 24,47% pada tahun 2022. Kontribusi terbesar berasal dari sektor makanan dan minuman halal, fesyen, dan pertanian.
Sementara itu, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Desember 2023 mencatat bahwa total aset perbankan syariah di Indonesia mencapai Rp 801 triliun, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menandakan kepercayaan masyarakat yang semakin tinggi terhadap layanan keuangan berbasis prinsip syariah.
Indonesia juga terus memperkuat ekosistem industri halal melalui penyelenggaraan berbagai forum nasional dan internasional seperti Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF), serta pengembangan kawasan industri halal dan pusat-pusat sertifikasi halal di berbagai daerah.
Tantangan dan Strategi Pengembangan
Meskipun mengalami kemajuan signifikan, ekonomi syariah Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan yang tidak bisa diabaikan. Beberapa di antaranya adalah:
Pengembangan ekosistem. Ekonomi syariah masih memerlukan integrasi yang lebih menyeluruh, baik dari sisi industri, layanan, maupun kebijakan.
Sumber daya manusia. Masih terbatasnya tenaga ahli yang memiliki kompetensi di bidang ekonomi dan keuangan syariah.
Literasi masyarakat. Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap prinsip dan manfaat ekonomi syariah.
Regulasi dan kebijakan. Belum sepenuhnya mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi syariah secara merata.
Untuk menjawab tantangan tersebut, beberapa strategi telah diidentifikasi, antara lain:
Meningkatkan literasi dan edukasi masyarakat melalui program sosialisasi ekonomi syariah di berbagai sektor dan daerah.
Mendorong pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan formal, pelatihan profesional, dan peningkatan kapasitas kelembagaan.
Membangun sinergi antara pemerintah, otoritas keuangan, dan pelaku industri untuk memperkuat regulasi yang mendukung inovasi dalam ekosistem syariah.
Mengembangkan infrastruktur dan teknologi untuk mendorong digitalisasi layanan keuangan dan produk halal.
Menuju Indonesia Emas 2045
Penguatan ekonomi syariah sejalan dengan visi besar Indonesia Emas 2045 yang menargetkan Indonesia sebagai negara maju dengan sistem ekonomi yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan. Prinsip-prinsip ekonomi syariah yang menekankan keadilan, keberlanjutan, dan keberpihakan pada sektor riil dinilai mampu memperkuat ketahanan ekonomi nasional dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, ekonomi syariah bukanlah sekadar bagian dari sektor religius, melainkan instrumen strategis pembangunan ekonomi nasional yang patut terus dikembangkan dan didukung oleh seluruh lapisan masyarakat.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News