serba serbi upacara melabuh di pelabuhan ratu dan peringatan hari nelayan 6 april - News | Good News From Indonesia 2025

Serba-serbi Upacara Melabuh di Pelabuhan Ratu dan Peringatan Hari Nelayan 6 April

Serba-serbi Upacara Melabuh di Pelabuhan Ratu dan Peringatan Hari Nelayan 6 April
images info

Serba-serbi Upacara Melabuh di Pelabuhan Ratu dan Peringatan Hari Nelayan 6 April


Masyarakat Indonesia kaya akan tradisi, adat dan budaya, terutama berkaitan dengan bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan.

Berbagai acara syukuran maupun selamatan sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia.

Beberapa upacara atau tradisi seperti ruwat bumi, sedekah bumi, bersih desa, gunungan, wiwitan dan lain sebagainya merupakan ekspresi rasa syukur terhadap hasil panen yang melimpah.

Namun, tidak hanya masyarakat agraris saja yang memiliki tradisi syukuran. Masyarakat bahari pun juga memiliki berbagai acara syukuran atas hasil laut yang mereka peroleh.

Salah satunya adalah tradisi melabuh yang dilakukan oleh masyarakat sekitar Pelabuhan Ratu.

Pernahkan Kawan GNFI mendengar tradisi Melabuh di Pelabuhan Ratu? Berikut penjelasannya!

Pelabuhan Ratu
info gambar

Tradisi Melabuh di Pelabuhan Ratu | dokumentasi Instagram @beritagenzet dan @palabuhanratukreatif


Tradisi Melabuh dan Peringatan Hari Nelayan

Tradisi melabuh atau juga dikenal dengan upacara labuh saji merupakan salah satu tradisi yang diadakan setiap tahun oleh para nelayan di Pelabuhan Ratu sebagai bentuk syukur kepada Tuhan serta penghormatan kepada Nyi Roro Kidul atau Nyi Putri Mayang Sagara.

Tradisi ini selalu dilaksanakan mulai tanggal 6 April hingga 10 April setiap tahunnya. Tanggal 6 April sendiri bertepatan dengan penetapan Hari Nelayan.

Sebenarnya, tradisi melabuh sendiri sudah ada sejak dahulu kala. Menurut buku Upacara Melabuh di Palabuhanratu, tradisi melabuh rutin dilaksanakan setelah pemerintah Indonesia membentuk Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia pada 6 April 1961, tradisi ini mulai rutin dilaksanakan tiap tanggal tersebut.

Hingga saat ini, tradisi melabuh di Pelabuhan Ratu selalu dilaksanakan bersama dengan peringatan Hari Nelayan, mulai tanggal 6 hingga 10 April.

Nyi Roro Kidul
info gambar

Peraga Nyi Roro Kidul pada Upacara Melabuh | dokumentasi Instagram @paguyuban.putrinelayan


 

Asal-usul Tradisi Melabuh

Tradisi melabuh tidak lepas dari legenda Ratu Pantai Selatan, Nyi Roro Kidul sebagai penguasa Laut Selatan.

Masyarakat nelayan yang tinggal di Pantai Selatan percaya bahwa mereka harus menjaga hubungan yang baik dan harmonis dengan Ratu Kidul.

Hal ini dikarenakan sumber penghasilan mereka berasal dari laut yang dipelihara oleh Nyi Roro Kidul.

Selain itu, tradisi melabuh juga sering dikaitkan dengan hikayat Raja Danarasa yang merupakan pemimpin Kerajaan Palabuhanratu.

Konon, Kerajaan Palabuhanratu merupakan kerajaan yang menggantungkan ekonominya pada hasil laut.

Namun, pada suatu hari tangkapan ikan yang ditangkap oleh para nelayan jumlahnya berkurang dari hari ke hari.

Berita tersebut juga terdengar sampai ke Raja Danarasa. Karena merasa prihatin terhadap kondisi rakyatnya, akhirnya beliau memutuskan untuk bersemedi dan berjanji untuk memberikan persembahan kepada Nyai Roro Kidul apabila doanya terkabul.

Tidak disangka doa dan permohonan Raja Danarasa terkabul, para nelayan bisa kembali menangkap ikan dengan hasil yang melimpah.

Mulai sejak itulah Raja Danarasa dan para nelayan Kerajaan Palabuhanratu mulai memberi persembahan dengan cara melabuhkan sesaji dan kepala kambing atau kerbau untuk Nyi Roro Kidul ke lautan.

baca juga

Apa Tujuan dan Makna Upacara Melabuh?

Seperti yang telah diceritakan sebelumnya, tradisi ini merupakan bentuk syukur atas berlimpahnya hasil laut serta pengharapan agar tahun berikutnya juga mendapat rezeki yang lebih banyak daripada tahun sebelumnya.

Tujuan upacara melabuh juga terkandung dalam kidung Rajah Pamunah yang berbunyi “Ka Sang Dewi Roro Kidul, kula nyanggakeun pangabakti, setaun sakali seba, nyang-gakaeun tatali asih, timanusa di daratan, ka nu ngawasa jaladri”.

Jika diartikan akan berbunyi “Kepada Sang Dewi Roro Kidul, kami memberikan tanda berbakti, setahun sekali berupeti, memberikan tali pengikat kasih dari manusia di daratan kepada yang menguasai lautan”.

Pelabuhan Ratu
info gambar

Upacara Melabuh | dokumentasi Instagram @beritagenzet dan @palabuhanratukreatif


Sesajen dan Pelaksanaan Upacara Melabuh

Tidak jauh berbeda dengan upacara sedekah laut, upacara melabuh juga dilengkapi dengan berbagai macam sesajen, termasuk kepala kerbau.

Sesajen tersebut juga dilengkapi dengan kembang tujuh rupa, buah-buahan, kemenyan, telur ayam, nasi tumpeng, dan berbagai macam lauk.

Dari sesajen tersebut juga harus terdapat rerujakan yang harus dipenuhi minimal tujuh macam.

Pelaksanaan acara ini biasanya dimulai dari pagi hari dengan arak-arakan menuju Teluk Pelabuhan Ratu.

Selain itu, biasanya juga terdapat berbagai macam tontonan kesenian dan juga pesta rakyat karena pelaksanaanya dibarengi dengan acara Hari Nelayan.

Setelah itu, dilanjutkan dengan melabuhkan kepala kerbau di laut yang diawali dengan membaca mantra dan doa.

Sesajen-sesajen yang akan dilarungkan di laut dibawa menggunakan perahu yang akan diiringi doa.

Setelah selesai melabuhkan sesajen, perahu-perahu tersebut akan kembali ke darat lalu ditutup dengan melaksanakan syukuran.

baca juga

Pantangan dalam Upacara Melabuh

Terdapat beberapa pantangan yang harus dihindari saat melaksanakan upacara melabuh yang dipercaya dapat mendatangkan malapetaka.

Misalnya, kerbau yang akan digunakan sebagai sesajen haruslah dalam kondisi normal dan tidak boleh cacat.

Peserta upacara melabuh juga tidak diperbolehkan menggunakan pakaian berwarna merah. Konon warna merah merupakan warna kesukaan Nyi Roro Kidul. Sehingga, apabila hal ini dilanggar dapat membuat Nyi Roro Kidul marah.

Selain itu, peserta melabuh juga harus menjaga sikap dan berlaku baik saat sedang melaksanakan upacara.

Jika Kawan GNFI ingin melihat secara langsung upacara ini dapat datang ke Teluk Pelabuhan Ratu mulai tanggal 6 hingga 10 April.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IT
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.