Universitas Airlangga (Unair) semakin berpeluang dikenal di kancah global. Dr Arif Nur Muhammad Ansori, peneliti dari Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, berhasil terpilih sebagai anggota penuh American Society for Virology (ASV).
Terpilihnya Arif menjadi kesempatan Indonesia, khususnya Unair untuk unjuk gigi di lingkungan ilmuwan tingkat dunia.
American Society for Virology (ASV) merupakan forum ilmiah internasional yang membahas tentang biologi molekuler dan bioinformatika virus. Forum ilmiah ini berpusat di University of Michigan Medical School, Ann Arbor, Michigan, Amerika Serikat.
ASV menjadi wadah bagi para ilmuan untuk meneliti penemuan dan penyebaran pengetahuan yang berkaitan dengan biologi virus di semua domain kehidupan.
Perlu Portofolio yang Meyakinkan
Untuk bergabung menjadi anggota penuh ASV tidak mudah. Arif mengaku bahwa proses seleksi untuk menjadi anggota sangat ketat. Meski demikian, Arif mampu membuktikan bahwa ilmuan Indonesia mampu bersanding dengan ilmuan dari negara lainnya.
Lewat rekam jejak akademik dan riset yang telah ia jalankan di Indonesia maupun Jepang, ia dinyatakan berhak bergabung dengan ASV.
"Proses seleksinya ketat dan berbasis kontribusi ilmiah. Saya sangat bersyukur saat dinyatakan lolos karena ini menjadi bentuk apresiasi atas kerja keras saya dan tim riset," jelas Arif, peneliti dari Sekolah Pascasarjana Unair.
Menariknya, forum ini tidak hanya membuka keanggotaan bagi profesional. Keanggotaan terbuka bagi individu yang memenuhi syarat yang secara aktif terlibat dalam penelitian, pengajaran, atau administrasi virologi.
Artinya, mahasiswa juga berpeluang bergabung menjadi anggota.
Keuntungan Bergabung dengan American Society for Virology (ASV)
Forum American Society for Virology (ASV) menawarkan berbagai keuntungan yang dapat diterima oleh para anggota.
Dengan bergabung menjadi anggota penuh, Arif berkesempatan untuk berkontribusi sebagai penyunting (editor) atau peninjau (reviewer) dalam jurnal mitra ASV. Tentu, peran ini akan menyumbang manfaat yang besar bagi ilmu pengetahuan virologi.
Arif sebagai anggota juga memiliki akses terhadap jurnal-jurnal ilmiah terkemuka, peluang pendanaan untuk simposium, hingga jejaring kolaboratif dengan ilmuwan virologi dari berbagai negara. Lewat jejaring kolaboratif, ia memiliki ruang yang lebar untuk melakukan kerja sama riset lintas negara dan memperkenalkan topik-topik penting dari Asia Tenggara.
Menurutnya, isu seperti zoonosis, penyakit tropis, dan patogen baru perlu mendapat perhatian serius di forum global.
“ASV menjadi platform penting untuk memperkenalkan urgensi riset dari kawasan kita ke panggung internasional,” ungkapnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
