Kota Tegal menjadi wilayah yang strategis pada zaman Kolonial. Hal ini terlihat dari adanya berbagai fasilitas industri salah satunya tekstil yang terbesar di Indonesia ketika itu.
Dimuat dari Radar Semarang, Perusahaan tersebut adalah Java Textiel Maatschappij biasa disingkat JTM yang didirikan oleh Pemerintah Belanda. Perusahaan ini kemudian mengubah namanya menjadi Pabrik Textil Indonesia (TEXIN) saat Indonesia merdeka.
Dinukil dari buku Melihat Sejarah Tegal Dari Sisi Nusantara dan Kolonial, Pabrik tekstil terbesar itu mulai beroperasi pada 25 Mei 1936. Ketika masa jayanya pabrik ini memproduksi kain tekstil untuk dipasarkan ke kota-kota besar.
“Produk tekstil dari Tegal ini dijual ke beberapa kota seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Pekalongan, dan Solo. Selain pasar dalam negeri, JTM juga menjual produknya ke luar negeri seperti Taiwan, Korea, Hongkong, dan Belgia,” tulisnya.
Karyawannya orang terpandang
Pada zaman kejayaannya, Pabrik Texin pernah menjadi salah satu pabrik tekstil terbesar dan tersohor se-Asia Tenggara. Karena itu tidak semua pribumi bisa menjadi karyawan di Pabrik tersebut.
Para karyawan pribumi digaji dengan bayaran yang cukup besar untuk ukuran pada masanya. Belum lagi pemberian tunjangan yang banyak dan lengkap, seperti sejumlah uang dan sembako.
Bahkan karyawan pria tinggal menunjuk wanita yang ingin dinikahinya. Karena jarang ada perempuan yang menolak dilamar oleh karyawan dari Pabrik Texin.
Tutup operasi
Ketika masa Kemerdekaan, pemerintah Indonesia melakukan nasionalisasi perusahaan ini dan mengubahnya menjadi Pabrik Textil Indonesia (TEXIN). Karena itu nama Texin lebih terkenal di masyarakat sekitar.
Setelah itu, beberapa kali perusahaan ini berganti nama dan perubahan SK pengelolaan salah satunya menjadi PT Industri Sandang Nusantara. Tetapi saat ini kejayaanya telah berakhir dan sudah lama berhenti beroperasi, namun sisa bangunan megahnya dapat disaksikan hingga saat ini.
Sisa bangunan pabrik ini terletak di jalan Pala No. 1 Desa Dampyak Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal yang berdiri di atas tanah seluas ± 50 hektar. Bangunan pabrik tekstil ini berdiri di tengah-tengah persawahan rakyat, dipinggir sebelah timur kota Tegal.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News