Batik Pekalongan, yang berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah, dikenal luas sebagai salah satu batik unggulan Indonesia.
Kota ini dijuluki "Kota Batik" karena menjadi pusat kerajinan dan produksi batik terbesar di Tanah Air, sekaligus memiliki sejarah panjang yang erat dengan perkembangan batik.
Dipengaruhi oleh budaya Jawa serta unsur asing seperti Belanda, Arab, Tiongkok, dan Jepang, batik Pekalongan memiliki motif, corak, dan warna yang khas dan berbeda dari Batik Keraton di Yogyakarta dan Surakarta. Tak sekadar kain, batik ini juga mengandung nilai filosofis dan makna budaya yang mendalam.
Oleh karena itu, Mari Kawan kita mengenal 7 motif batik Pekalongan paling terkenal!
Sekilas tentang Batik Pekalongan
Meskipun tidak ada catatan resmi mengenai awal mula batik Pekalongan, diperkirakan seni batik ini mulai dikenal pada 1800-an dan berkembang pesat setelah Perang Diponegoro.
Perang tersebut menyebabkan keluarga keraton dan para pengikutnya menyebar ke berbagai daerah, termasuk Pekalongan, dan turut mengembangkan batik yang telah ada sebelumnya. Seiring waktu, industri batik rumahan tumbuh subur di kawasan pesisir seperti Kota Pekalongan, Buaran, Pekajangan, dan Wonopringgo.
Puncak kejayaan batik Pekalongan terjadi pada era 1950-an, saat koperasi batik mulai bermunculan dan memperkuat posisi Pekalongan sebagai pusat industri batik nasional.
Hingga kini, Pekalongan tetap dikenal sebagai kota batik terbesar di Indonesia. Hal ini diperkuat oleh adanya pusat penjualan batik seperti Pasar Grosir Setono, Pasar Banjarsari, dan International Batik Center yang menjadi destinasi utama para pemburu batik dari dalam maupun luar negeri.
Karakteristik Batik Pekalongan
Batik Pekalongan, yang termasuk dalam kategori batik pesisiran, memiliki ciri khas penggunaan warna yang kaya dan mencolok. Dalam satu kain bisa terdapat hingga delapan warna seperti merah muda, kuning terang, biru muda, hingga ungu.
Meskipun motifnya mirip dengan batik Solo dan Yogyakarta, batik Pekalongan tampil lebih hidup dan menarik berkat kombinasi warna tersebut. Motifnya banyak terinspirasi dari penggabungan berbagai macam flora dan fauna.
Namun karena letaknya di pesisir, batik ini juga dipengaruhi oleh budaya asing seperti Belanda, Arab, Tiongkok, dan Jepang. Perpaduan budaya ini menciptakan ragam motif yang unik, luwes, dan berbeda dari batik keraton khas Jawa.
7 Jenis Motif Batik Pekalongan yang Paling Terkenal
1. Motif Pagi Sore
Selama masa penjajahan Jepang (1942-1945), berbagai jenis batik dengan pengaruh budaya Jepang mulai berkembang. Motif batik Pagi Sore merupakan salah satu dari batik tersebut.
Motif Pagi Sore menggabungkan dua pola berbeda dengan dua warna yang kontras pada satu kain. Motif ini awalnya muncul karena kekurangan persediaan kain di Jawa, sehingga kain dapat digunakan bergantian dengan desain yang berbeda.
Pewarnaan batik ini juga disesuaikan dengan selera Jepang, menggunakan warna-warna seperti kuning, cokelat, biru-hijau, violet, pink, dan merah.
Batik Pekalongan Motif Pagi Sore @ Hiart/wikimedia commons
2. Motif Jlamprang
Motif Jlamprang merupakan salah satu ciri khas batik Pekalongan yang memiliki nilai historis dan filosofis mendalam. Di Pekalongan, jlamprang bahkan diabadikan sebagai nama jalan dan bagian dari logo kota.
Motif ini bercorak geometris seperti segitiga atau lingkaran dengan warna-warna cerah, dan dipengaruhi oleh budaya Arab, India, serta kepercayaan Hindu-Buddha.
Awalnya bersifat sakral dan digunakan dalam upacara kepercayaan Hindu-Buddha, motif ini melambangkan hubungan antara dunia manusia dan dunia dewa. Kemudian, jlamprang berubah menjadi representasi nilai toleransi, silaturahmi, dan keharmonisan hidup dalam budaya Islam.
Batik Pekalongan Motif Semen @ Nationaal Museum van Wereldculture/picryl
3. Motif Semen
Motif Semen memiliki ciri khas berupa garis-garis dekoratif yang mendominasi kain, dengan gambar-gambar yang menggambarkan tumbuhan, pepohonan, serta berbagai jenis hewan.
Motif ini terinspirasi dari kisah Ramawijayana yang mengandung delapan nasihat simbolik, seperti burung, bintang, lidah api, kapal air, rembulan, garuda, dan pohon hayat. Nama "Semen" sendiri berasal dari kata "semi" yang berarti tumbuh. Motif ini melambangkan perjalanan hidup manusia yang terus berkembang menuju kesejahteraan.
4. Motif Liong
Motif batik Liong merupakan hasil pengaruh budaya Tionghoa yang kental, ditandai dengan gambaran mitos klasik seperti naga dan burung phoenix. Naga melambangkan kekuatan dan kekuasaan, sementara phoenix mewakili keindahan dan keagungan.
Perpaduan dua simbol legendaris ini menciptakan motif batik yang unik, penuh makna, dan tampil elegan, menjadi ciri khas tersendiri dalam ragam batik Indonesia.
Batik Pekalongan Motif Jawa Hokokai @ Gandrasta Bangko/wikimedia commons
5. Motif Jawa Hokokai
Batik Jawa Hokokai merupakan batik khas Pekalongan yang muncul pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Batik ini hadir dengan gaya yang terinspirasi dari motif kimono namun tetap mengusung corak klasik kraton seperti parang dan lereng.
Nama "Hokokai" berasal dari organisasi masyarakat Jepang, Himpunan Kebaktian Masyarakat. Motifnya dikenal rumit dan kaya ornamen, dengan warna-warna cerah serta detail artistik yang tinggi.
Motif bunga dan kupu-kupu menjadi yang paling dominan, menyesuaikan selera masyarakat Jepang yang gemar memakai kimono dengan desain serupa.
6. Motif Batik Sawat
Motif batik Sawat banyak diminati karena memiliki filosofi yang mendalam. Dalam bahasa Jawa, "sawat" berarti melempar, yang mengacu pada kepercayaan masyarakat Jawa bahwa kekuatan para dewa dan leluhur mereka dapat mengendalikan alam semesta.
Dikatakan bahwa orang Jawa memiliki senjata seperti Batara Indra, yang dikenal sebagai kilat atau petir, yang digunakan dengan cara dilempar. Bentuk motif batik ini juga mirip dengan ular yang memiliki gigi tajam dan taring. Hal ini melambangkan perlindungan dari alam semesta bagi masyarakat.
Batik Pekalongan Motif Buketan @ Gandrasta Bangko/wikimedia commons
7. Motif Buketan
Motif batik Buketan terinspirasi dari budaya Belanda dan menampilkan rangkaian bunga serta dedaunan yang disusun menyerupai buket. Batik ini sering kali dilengkapi dengan motif tambahan seperti kupu-kupu atau burung.
Gaya ini mulai berkembang di Pekalongan antara tahun 1860 hingga 1940, ketika warga Belanda mulai terlibat dalam industri batik dan memperkenalkan pola-pola bergaya Eropa.
Hingga kini, motif Buketan dikenal karena keindahannya yang menyerupai rangkaian bunga ala bouquet, menjadikannya salah satu desain batik yang elegan dan menawan.
Batik Pekalongan tidak hanya dipasarkan di berbagai daerah di Indonesia, tetapi juga diekspor ke Malaysia, Thailand, dan negara-negara di Timur Tengah. Batik ini, yang terbuat dari katun halus dan lembut, sering diproduksi dalam bentuk daster atau sarung dan memberikan kenyamanan saat digunakan. Apakah Kawan tertarik untuk memakai atau mengoleksi batik Pekalongan?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News