membaca buku cetak tanpa merusak bumi sebuah pengenalan pada sertifikasi fsc - News | Good News From Indonesia 2025

Membaca Buku Cetak Tanpa Merusak Bumi, Sebuah Pengenalan pada Sertifikasi FSC

Membaca Buku Cetak Tanpa Merusak Bumi, Sebuah Pengenalan pada Sertifikasi FSC
images info

Membaca Buku Cetak Tanpa Merusak Bumi, Sebuah Pengenalan pada Sertifikasi FSC


“Buku adalah jendela dunia dan membaca adalah kuncinya”

Pepatah tersebut pasti sudah tidak asing, kan, Kawan?

Sejak kecil, kita diajarkan untuk rajin membaca buku karena dengan membaca kita bisa membuka pengetahuan dari seluruh dunia.

Pepatah ini masih relevan dan berlaku sepanjang zaman. Namun, kegiatan membaca buku yang sudah tentu bermanfaat pun ternyata dapat berkaitan dengan pemanasan global, loh, Kawan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa kita hidup di bumi yang sudah tua dengan segala macam permasalahan global yang menghantui.

baca juga

Dampak Industri Percetakan Buku terhadap Lingkungan

Salah satu permasalahan yang tidak bisa dianggap remeh adalah pemanasan global yang mengancam kelangsungan hidup makhluk penghuni bumi.

Penggundulan hutan (deforestasi) termasuk penyebab meningkatnya pemanasan global. Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran karena berkaitan dengan buku yang merupakan sumber ilmu pengetahuan atau jendela dunia seperti yang disebutkan pada pepatah di atas.

Seperti yang kita ketahui bersama, bahan baku buku yang kita baca adalah kayu yang diolah menjadi kertas.

baca juga

Setiap dekade, produksi kertas yang digunakan untuk bahan pembuatan buku menyebabkan penebangan miliaran pohon.

Menurut catatan Perpustakaan Nasional, jumlah ISBN pada 2022 sebanyak 107.856. Jumlah tersebut berupa 98.670 judul buku.

Jika satu buku memiliki berat rata-rata 1 kilogram, jumlah pohon yang dibutuhkan untuk diproduksi menjadi kertas pada tahun itu saja adalah sebanyak 7.894 batang.

baca juga

Menurut data dari Spines, industri buku konvensional menyumbang 300.000 ton emisi gas rumah kaca per tahun, dengan 40% buku tidak terjual dan berakhir di TPA.

Sisi negatif dari industri percetakan buku sudah jelas turut andil dalam meningkatkan dampak pemanasan global.

Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Pencetakan buku tentu harus tetap dilakukan dan penting untuk melestarikan ilmu pengetahuan. Didasari permasalahan itu, Forest Stewardship Council(FSC) hadir.

baca juga

FSC: Solusi Buku Ramah Lingkungan

Dikutip dari periplus.com, Forest Stewardship Council (FSC) International merupakan lembaga nonprofit yang melakukan pengawasan dan sertifikasi terhadap produk hasil hutan. FSC memastikan bahwa produk-produk hutan berasal dari hutan yang dikelola dengan baik.

Didirikan pada 1993. FSC bertujuan untuk mendorong pengelolaan hutan yang berwawasan lingkungan, memberikan manfaat sosial, serta berkelanjutan dari segi ekonomi. Sertifikasi ini bersifat sukarela dan terbuka bagi perorangan maupun perusahaan. 

Dalam industri penerbitan buku, standar FSC sangat penting karena bahan baku utama produksi buku banyak berasal dari hasil hutan. Sistem sertifikasi yang dikembangkan FSC didasari oleh 10 prinsip, meliputi:

baca juga

  1. Kepatuhan terhadap hukum
  2. Ketentuan kerja dan hak pekerja
  3. Hak masyarakat adat
  4. Hubungan masyarakat
  5. Pengelolaan aspek kelestarian dari manfaat hutan
  6. Nilai dan dampak lingkungan
  7. Rencana pengelolaan
  8. Pemantauan dan penilaian
  9. Nilai konservasi tinggi
  10. Implementasi kegiatan pengelolaan

FSC menerapkan standar yang digunakan untuk memberikan sertifikasi bagi produk kehutanan, termasuk kertas yang dipakai dalam pembuatan buku. Pengelolaan hutannya pun dilakukan dengan memperhatikan kelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat. 

baca juga

Dengan adanya sertifikasi FSC, dapat dipastikan bahwa kertas yang digunakan dalam produksi buku berasal dari hutan yang dikelola secara berkelanjutan, dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Ini mencakup perlindungan keanekaragaman hayati, penghargaan terhadap hak masyarakat adat, serta penebangan yang tidak merusak ekosistem hutan.

Dengan demikian, sertifikasi ini turut berkontribusi dalam mengurangi deforestasi dan kerusakan hutan, yang merupakan isu global yang mendesak.

baca juga

Label FSC pada Buku

Kawan, label FSC bisa dicantumkan pada berbagai produk, termasuk buku. Label yang tercantum pada produk ini tujuannya untuk memberikan informasi tentang asal bahan yang digunakan untuk membuat produk jadi, yaitu bersumber dari bahan baku yang berkelanjutan dan dikelola secara bertanggung jawab berdasarkan standar FSC.

Pada buku, label FSC biasanya dicantumkan pada halaman depan atau sampul belakang buku.

Label FSC sendiri ada tiga macam, yaitu FSC 100%, FSC RECYCLED, dan FSC MIX.

Label FSC
info gambar

Label FSC. Sumber: FSC Indonesia


Setiap label memiliki arti masing-masing. FSC 100% artinya bahan buku bersumber dari hutan yang telah disertifikasi oleh pihak ketiga yang independen untuk memastikan bahwa material sudah dikelola sesuai standar FSC.

Kedua, FSC RECYCLED. Produk dengan label ini artinya telah diverifikasi sebagai produk yang terbuat dari 100% konten daur ulang.

Selanjutnya, label FSC MIX, artinya menggunakan campuran bahan dari hutan bersertifikat FSC, FSC RECYCLED, dan/atau FSC Controlled Wood.

Meskipun FSC Controlled Wood tidak berasal dari hutan bersertifikat FSC, hal ini tetap membantu mengurangi risiko material yang berasal dari sumber yang tidak dapat diterima.

baca juga

Apa Peran Kita sebagai Pembaca? 

Lalu, apa kaitannya dengan kita, sebagai pencinta buku? Mendukung sertifikasi FSC bukan hanya soal perlindungan hutan, tetapi juga tentang dampak positif yang bisa kita tinggalkan bagi bumi.

Ketika toko buku, penerbit, dan kita sebagai konsumen memilih produk berlabel FSC, kita berpartisipasi dalam upaya global menjaga keseimbangan alam. 

Praktik mudah untuk pembeli buku: 

  1. Cari logo FSC di sampul belakang atau halaman awal buku
  2. Pilih penerbit yang aktif menggunakan kertas bersertifikat
  3. Beli digital untuk bacaan sekali pakai
  4. Donasikan buku bekas untuk mengurangi limbah

Pada Hari Buku Sedunia ini, mari kita jadikan membaca sebagai aksi cinta bumi. Setiap pilihan buku ramah lingkungan adalah langkah kecil untuk perubahan besar.

Selamat Hari Buku Sedunia, Kawan! Mari terus membuka jendela dunia tanpa menutup masa depan bumi. 

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.