Sebagai negara dengan penganut agama Islam terbesar, tiap tahunnya ada ribuan hingga ratusan ribu jemaah Indonesia yang diberangkatkan menuju Tanah Suci untuk menjalankan ibadah haji.
Tahun 2025, Indonesia akan memberangkatkan 221.000 jemaah. Jumlah ini turun dibandingkan kuota di tahun 2024 yang mencapai 241.000 jemaah.
Penurunan kuota haji disebabkan oleh kebijakan Kerajaan Arab Saudi yang menetapkan batasan kuota untuk setiap negara. Meskipun demikian, Indonesia merupakan negara teratas yang diberikan ratusan ribu kuota haji setiap tahunnya.
Menariknya, jumlah jemaah haji asal Indonesia yang diberangkatkan sempat mengalami tren kenaikan sejak 2022 hingga 2024. Bahkan, kuota jemaah pada tahun 2024 memecahkan rekor sebagai yang paling banyak sepanjang sejarah.
Indonesia Dapat “Diskon” Tambahan Petugas Haji 2025
Pemberian jumlah kuota untuk jemaah Indonesia yang sangat banyak ini tidak lepas dari status Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia. Namun, karena kapasitas yang terbatas, Arab Saudi menerapkan kuota jemaah agar pelaksanaan ibadah haji dapat lebih maksimal dan aman.
Di sisi lain, ternyata bukan hanya jumlah jemaah yang turun. Jumlah petugas haji pun ikut turun jika dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2024, jumlah petugas yang dikirim adalah 4.421 orang. Sementara itu, di tahun 2025, jumlahnya turun menjadi 2.210 petugas saja.
Namun, kabar baiknya Kerajaan Arab Saudi memberikan “diskon” tambahan kuota petugas haji untuk Indonesia. Penambahan tersebut bahkan sudah masuk dalam sistem e-Hajj Arab Saudi sejak 13 April 2025.
"Kita dapat alokasi tambahan sebesar 1% lagi, atau 2.210. Ini akan kita optimalkan untuk memberikan layanan terbaik ke jemaah haji," jelas Nasaruddin Umar, Menteri Agama RI, melalui keterangan resmi.
Dengan demikian, saat ini Indonesia memiliki sekitar 4.420 petugas haji yang siap mendampingi para jemaah. Jumlah ini setara dengan 2 persen dari total jumlah kuota jemaah haji di tahun 2025.
Keputusan Arab Saudi untuk menambah petugas haji Indonesia ini dinilai krusial untuk menjawab kebutuhan teknis dan psikologis jemaah selama menjalani rangkaian ibadah di sana.
“Tambahan petugas sangat penting untuk menjamin kualitas layanan, mengingat kompleksitas penyelenggaraan haji dan kendala komunikasi serta budaya yang dihadapi jemaah kita,” imbuh Nasaruddin.
Bantu Kelancaran Operasional
Prioritas utama setelah diberikannya tambahan kuota petugas ini akan didistribusikan ke berbagai pos layanan vital, yakni penambahan petugas pada kelompok terbang (kloter), di mana sebelumnya hanya terisi tiga petugas dari standarnya yang berjumlah lima orang.
Penguatan jumlah personal tersebut diharapkan dapat berdampak langsung pada kelancaran operasional di lapangan, utamanya di fase puncak ibadah di Arafah, Mudzalifah, dan Mina.
Akan tetapi, adanya penurunan jumlah kuota haji ini sebenarnya memberikan peluang yang besar bagi pemerintah untuk meningkatkan kualitas layanan, seperti akomodasi, transportasi, dan pengelolaan jemaah selama berada di Tanah Suci.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News