Jika kita ingin berlibur ke suatu tempat, apa yang menurut Kawan GNFI perlu perhatikan?. Pastinya adalah tempat bermalam yang aksesnya mudah, aman, dan nyaman. Begitupun juga jika ingin berkunjung ke Wisata Alam Kawah Ijen, tidak ada salahnya untuk menyimak rekomendasi hotel bergaya Eropa di Ijen, Bondowoso.
Wisata Alam Kawah Ijen yang berada di perbatasan Bondowoso-Banyuwangi, Jawa Timur memang menawarkan pengalaman menakjubkan untuk menyaksikan blue fire atau api abadi yang hanya ada dua di dunia.
Saking tenarnya, setiap hari selalu ada saja wisatawan domestik maupun mancanegara yang mengunjunginya. Hal ini menjadi kabar baik Indonesia untuk makin memperkenalkan sektor pariwisata di kancah dunia.
Tenang saja, di Ijen terdapat hotel atau homestay yang recomended untuk dicoba saat bepergian baik solo backpacker atau liburan keluarga.
Hotel ini sudah berdiri sejak zaman kolonial Belanda, tepatnya tahun 1890-an, sebagai kantor administrasi perkebunan kopi yang dikelola oleh Pemerintah Kolonialisme Belanda di Lereng Gunung Ijen dan Gunung Raung.
Selain nuansa Eropa yang begitu kental, hamparan perkebunan kopi yang hijau khas pegunungan, sungguh memanjakan mata.
Sebelum menginap di hotel urban heritage di kawasan Ijen, baiknya harus memesan jauh-jauh hari, karena sering penuh apalagi saat musim liburan.
Berikut hotel di Ijen Bondowoso dengan gaya Eropa yang patut untuk dicoba.
1. Arabica Homestay
Pemandangan Gunung Raung dari Arabica Homestay Ijen (Foto Dodik Suprayogi)
Dikelilingi kebun kopi, Arabica Homestay memberikan kesan tersendiri bagi pengunjungnya. Terletak di Desa Sempol Kecamatan Ijen, tepatnya jalan Kawah Ijen, Kalisat, Bondowoso, mudah untuk menemukannya.
Jika hari sedang cerah-cerahnya, hotel ini menyuguhkan Pegunungan Ijen, Raung dan Gunung Pegat. Arabica Homestay masih dalam satu kawasan dengan pabrik pengolahan kopi milik perusahaan negara.
Soal fasilitas, terdapat lobby dan resto, ruang tamu, area parkir yang luas, arena outbound, sarana olahraga dan tersedia 44 kamar tidur yang menawarkan berbagai tipe seperti VVIP, VIP, Typica, Family Room (5 single bed), dan economy room.
Harga yang ditawarkan permalamnya masih terjangkau di kisaran Rp200,000 sampai Rp400,000 saja. “Pagi hari, kita bisa jogging dengan melihat view cantik Ijen dan Raung”, sedikit testimoni dari salah satu pengujung dari Surabaya yang saya temui.
Menu sarapan disini juga beragam dan bisa diantar ke kamar juga, jadi memudahkan sekali bagi pengunjung.
Hanya saja disini tidak ada kolam renang baik air hangat atau air dingin, jadi yang mau berenang, mohon maaf urungkan niatnya terlebih dahulu, ya.
2. New Catimore Heritage 1894 Blawan
Catimor Homestay Ijen Berdiri Sejak Tahun 1894 (Foto Dodik Suprayogi)
Lokasinya tidak kalah strategis, di tengah-tengah perkebunan kopi dan yang membuat menarik adalah dekat dengan pemandian air hangat Blawan.
Selain pemandian air hangat, di dalam area Catimore Heritage juga terdapat kolam renang. Pengalaman menarik bagi yang suka berenang dipagi hari di bawah suhu 17 derajat celsius.
Kamar yang bersih, area parkir yang luas, serta restoran dengan menu yang beragam, patut dipertimbangkan sebagai pilihan jika ingin menginap di Ijen.
Saya sudah pernah menginap di sini, meski nunsa kolonoal, jauh dari kesan menyeramkan, jadi tidak perlu takut.
Tidak jauh dari sini terdapat kolam pemandian air hangat yang disebut pemandian air hangat Blawan, hanya sekitar 500 meteran, bisa dengan berjalan kaki atau naik motor.
Terdapat 3 kolam air hangat disini dengan variasi suhu air hangat masing-masing dan khusus buat bayi di bawah lima tahun.
Sekeliling hotel juga hamparan ladang sayuran seperti bunga kol dan kentang milik warga sekitar cukup elok untuk memandangnya apalagi saat pagi hari. Soal harga masih terjangkau, dikisaran Rp200,000 sampai Rp450,000 per malam.
3. Guest House Jampit
Berbeda dengan Arabica Homestay atau New Catimore Heritage 1894 Blawan, Guest House Jampit merupakan bangunan rumah Belanda yang dulunya merupakan pondok peristirahatan para pejabat perkebunan Belanda.
Seperti rumah pada umumnya, hanya saja dengan gaya aristektur khas Eropa Belanda, dengan papan kayu sebagai dinding.
Lokasinya berada di balik Kawah Wurung, melewati bukit-bukit hijau dan perkebunan kopi yang luas.
Berbeda dengan dua hotel di atas, Guest House Jampit letaknya jauh dari jalan utama, jadi jika malam ingin keluar atau jalan-jalan di sekitar hotel, coba dipikir-pikir kembali, karena pastinya gelap dan sepi sekali.
Jika ingin memesan kamar di area Ijen, Bondowoso, saat ini sudah bisa dilakukan secara online di platform pemesanan perjalanan daring.
Nuansa Eropa yang begitu lekat tidak perlu kuatir dengan isu-isu horor yang menyelimutinya, namanya juga bangunan tua kan.
Selain itu, menginap di hotel-hotel ini, kita juga akan mendapat pengetahuan baru terkait sejarah dan perkembangan peradaban yang ada di kawasan Ijen sejak zaman kolonialisme dulu kala, membuat kita makin tahu Indonesia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News