Langkah kaki para pemimpin dan delegasi menyusuri Jalan Asia Afrika bukan sekadar napak tilas biasa, melainkan denyut nadi peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang kemudian dikenal dengan istilah historical walk. Prosesi ini tak pernah absen sejak tahun 1955 dalam perayaan peringatannya di Bandung.
Istilah historical walk mengandung seruan untuk menyelami kembali nilai-nilai dan lembaran sejarah KAA.
Historical Walk: Mengapa Diteruskan dan Bagaimana Kisah Sejarahnya?
Pada 23 April 2025, baik Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat maupun Wali Kota Bandung, menyampaikan bahwa historical walk dilakukan untuk mengenang perjalanan bersejarah para pendahulu dari Hotel Savoy Homann ke Gedung Merdeka.
Aktivitas ini sekaligus merefleksikan semangat kemandirian bangsa yang lahir dari Kota Bandung, dikutip dari keterangan pers di kanal YouTube Radio PRFM.
Menjelang KAA pertama tahun 1955, penataan Kota Bandung, seperti yang diungkapkan dalam buku Sukarno: Dari Krisis, Perjamuan, Hingga Kebijakan Pangan Sukarno 1942-1967, memprioritaskan perbaikan tidak hanya pada bangunan, penginapan, dan tempat makan, melainkan juga jalan-jalan yang ditetapkan sebagai jalur utama para delegasi.
Jalan-jalan terpilih ini kemudian ditetapkan sebagai "zona KAA". Sebagai contoh, Jalan Asia Afrika dijadikan historical walk sebagai simbol kebersamaan dan tuntutan persamaan masyarakat Asia-Afrika, serta Jalan Braga yang terkenal dengan hiburannya.
Untuk kelancaran acara dan meminimalisir gangguan, Pemerintah Kota Bandung saat itu melibatkan berbagai elemen masyarakat dalam pengaturan lalu lintas, termasuk penutupan jalan di sekitar lokasi KAA bagi masyarakat umum dan pengerahan petugas, relawan, polisi khusus, pramuka, dan pemuda.
Zona bebas kendaraan juga diterapkan di sepanjang Hotel Savoy Homann menuju Gedung Merdeka demi kelancaran historical walk saat pembukaan.
Diterbitkan oleh ANRI, Guide Asian-African Conference Archives mencatat bahwa pada hari Senin, 18 April 1955, pukul 08.30 WIB, para delegasi dari berbagai negara mulai berjalan kaki dari hotel menuju Gedung Merdeka secara berkelompok untuk menghadiri upacara pembukaan Konferensi Asia-Afrika.
Dalam balutan pakaian tradisional masing-masing negara, para delegasi disambut meriah oleh masyarakat yang memadati Jalan Asia Afrika dengan tepuk tangan dan sorak sorai.
Peristiwa ini kemudian dikenang sebagai historical walk atau "Bandung Walk", hingga akhirnya menjelang pukul 09.00 WIB, seluruh delegasi tiba di Gedung Merdeka.
Fakta Menarik Seputar Prosesi Historical Walk
Dirangkum dari beberapa sumber, berikut fakta menarik di balik prosesi historical walk pada peringatan KAA.
Pertama, terkait sejarah terciptanya rute yang dilalui. Melalui akun media sosial @savoyhomannbdg pada Jumat (18/04/2025), diketahui bahwa jalur antara Hotel Savoy Homann dan Gedung Merdeka, merupakan rute prosesi historical walk pada peringatan KAA.
Mengapa lokasi ini dijadikan rute historical walk? Hotel Homann memiliki dua peran penting selama pelaksanaan KAA pertama. Ini sebagai tempat jamuan makan sekaligus tempat menginap bagi sejumlah delegasi terkemuka, dilansir dari laman Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika.
Sedangkan Gedung Merdeka memiliki peran sentral sebagai lokasi penyelenggaraan KAA. Gedung ini kini direkonfigurasi menjadi Museum Konperensi Asia Afrika, yang peresmiannya dilakukan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1980, dilansir dari laman Indonesia Kaya.
Kedua, prosesi historical walk pada peringatan KAA tidak selalu sama. Misalnya, saat perayaan ke-60 peringatan KAA, historical walk dihadiri oleh 22 pemimpin Asia-Afrika, mulai dari presiden, wakil presiden, perdana menteri, hingga raja, serta 29 delegasi, seperti yang diwartakan Antara.
Kala itu, Presiden Tiongkok, mewakili benua Asia, dan Raja Swaziland, mewakili benua Afrika, turut serta dalam perjalanan sejarah ke Museum Konperensi Asia Afrika.
Sedangkan pada tahun 2025, dalam perayaan ke-70 peringatan KAA, historical walk dilakukan dalam kesederhanaannya, tetapi tetap berkesan, dilansir dari kanal YouTube Radio PRFM. Dengan diikuti oleh 20 delegasi dan 14 duta besar, yang didampingi oleh Wali Kota Bandung, rombongan tidak hanya bergerak menuju Museum Konperensi Asia Afrika.
Mereka melanjutkannya ke kawasan Alun-alun Bandung untuk melihat Monumen Peringatan Asia Afrika dan Palestine Walk. Rombongan mengakhiri rangkaian acara historical walk dengan makan siang bersama di Pendopo Kota Bandung.
Dalam konteks perkembangan politik dan hubungan internasional, KAA adalah signifikansi historis yang fundamental bagi negara Asia dan Afrika.
Terselenggara pertama kali pada tanggal 18 hingga 24 April 1955, KAA memiliki tujuan utama untuk membangun kerja sama di antara negara-negara Asia dan Afrika yang baru meraih kemerdekaan. Sebagai hasilnya, mencetuskan Dasasila Bandung serta menginspirasi gerakan nonblok.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News