ifa isfansyah sebut tiga film terbaik salah satunya peraih oscar - News | Good News From Indonesia 2025

Ifa Isfansyah Sebut Tiga Film Terbaik, Salah Satunya Peraih Oscar

Ifa Isfansyah Sebut Tiga Film Terbaik, Salah Satunya Peraih Oscar
images info

Ifa Isfansyah Sebut Tiga Film Terbaik, Salah Satunya Peraih Oscar


Ifa Isfansyah adalah sutradara Indonesia yang karyanya telah meramaikan dunia perfilman nasional. Sejumlah filmnya berhasil memancing perhatian publik, di antaranya ialah Garuda di Dadaku (2009), Sang Penari (2011), Pendekar Tongkat Emas (2014), dan Losmen Bu Broto (2021).

Sosok lulusan Institut Seni (ISI) Yogyakarta tak jarang pula mendapat penghargaan lewat karyanya. Salah satu contohnya mini serial Gadis Kretek yang digarap Ifa bersama istrinya, Kamila Andini meraih gelar “Best Mini Series” di Seoul International Drama Awards 2024.

Sebagai sutradara, Ifa tentu sudah sering mengonsumsi berbagai film dalam maupun luar negeri. Saat ditanya Good News From Indonesia, ia pun membeberkan tiga film terbaik menurut versinya. Salah satu yang disinggungnya adalah film Asia peraih penghargaan Academy Awards atau Oscar beberapa tahun lalu.

Tiga Film Terbaik Versi Ifa

Sutradara biasanya cinephile alias penikmat film, dan Ifa adalah salah satunya. Berbagai film tentu telah ditontonnya sehingga ia mendapat inspirasi untuk membuat karya dalam bentuk serupa.

Ketika ditanya Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk, ada tiga film terbaik menurut versi Ifa. Ia mengaku jawabannya mengenai hal tersebut akan berbeda jika ditanya di lain waktu, tapi saat itu yang terpikirkan olehnya adalah film-film dari Asia Timur.

“Saya selalu pengin sebut Tokyo Story karena itu film sangat sederhana, tapi ber-impact besar sekali. Tentu saja ngomongin selera. Saya pasti pengin sebut Kore-eda Hirokazu, Nobody Knows, tapi susah saya nyebut itu karena film itu menurut saya tidak akan pernah ada kalau tidak ada Tokyo Story,” ucap Ifa.

Ifa juga menyinggung film karya sutradara Korea Selatan kenamaan, Bong Joon Ho. Sejak awal 2000-an, Bong memang sudah menarik perhatian industri perfilman dunia terutama lewat karyanya Memories of Murder. Namun, ia lebih memilih film Bong yang meraih Oscar, Parasite sebagai favoritnya yang kedua.

Untuk film ketiga, Ifa memilih karya sutradara asal Hong Kong, Wong Kar-wai yaitu In the Mood for Love yang dinilai berpengaruh dalam kariernya sebagai sineas. Secara sinematografi, film tahun 2000 ini memang dicap memiliki sinematografi berkualitas pada masanya. Dan menariknya, lagu “Bengawan Solo” karya maestro asal Solo, Gesang menjadi soundtrack untuk film tersebut.

Ngomongin proses saya dari awal mungkin In The Mood for Love itu luar biasa. Di generasi saya itu jadi standar reference bagaimana membuat emosi (lewat film),” terang Ifa.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dimas Wahyu Indrajaya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dimas Wahyu Indrajaya.

DW
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.